5 Cara Hentikan Kebiasaan Merengek Buah Hati
Dream - Mendengar anak merengek demi mendapatkan hal yang diinginkan memang sangat menjengkelkan. Terutama jika si kecil sambil berguling, menarik-narik, bahkan memukul. Apalagi jika anak melakukannya di ruangan publik.
"Merengek itu sangat menjengkelkan dan karena kita tidak tahan mendengarnya, kita menyerah untuk mendapatkan 'kedamaian'. Anak-anak biasanya memanfaatkan hal tersebut dan berhasil," kata Jennifer Kolari, psikolog dan terapis keluarga, dikutip dari Todays Parent.
Kolari menjelaskan bahwa merengek adalah perpaduan antara perilaku dan perasaan. Ketika anak-anak merasa 'tidak nyaman', mereka ingin mengungkapkannya, dan merengek adalah hal yang bisa dilakukannya.
"Orang dewasa juga merengek, tetapi anak-anak tidak memiliki kemampuan bahasa yang sama seperti kita, dan mereka mengekspresikan diri melalui perilaku. Lobus frontal — bagian otak yang mengatur perilaku — tidak berkembang pada kelompok yang berusia kurang dari lima tahun," kata Kolari.
Tugas orangtua adalah menjadi lobus frontal bagi anak, yaitu membantu mereka mengarahkan perasaannya. Misalnya, 'iya nih cuaca panas banget, adek gak nyaman ya?' atau 'tidak setiap ke supermarket adek bisa dapat mainan, uangnya untuk keperluan yang lain'.
Coba Trik Ini Saat Anak Merengek
Selain merengek karena sakit (yang bisa dimaklumi), menurut Kolari ada empat pemicu utama anak merengek berlebihan yaitu, lapar, haus, kelelahan, dan perlu ke kamar kecil. Mengingat bahwa rengekan bukanlah sesuatu yang tak selalu bisa atasi, Kolari menyarankan strategi berikut untuk menanganinya:
1. Permainan menggelitik dan mengalihkan perhatian, cobalah buat anak terbahak alih-alih merengek. Usahakan untuk mengalihkan perhatian si kecil pada sesuatu yang lucu atau sangat disukainya.
2. Dimanapun berada, duduklah dan nikmati waktu tenang untuk berhubungan kembali dengan anak, bisa dengan pelukan atau menikmati camilan bersama.
3. Dengarkan apa yang anak katakan kepada lalu tanyakan kembali, sehingga anak tahu bahwa mereka telah didengar. Jangan sampai anak merasa disepelekan, hal ini akan memperparah rengekannya.
4. Ciptakan "monster cengeng" imajiner yang ditempatkan di lemari sebelum jalan-jalan, atau dibuang ke luar jendela mobil. Berfokuslah pada perilakunya, bukan pada anak, sehingga orangtua dapat bekerja sama mencari solusi.
5. Beri anak waktu satu menit untuk mengeluh sesuka hati. Terkadang anak butuh waktu untuk mengeluarkan semua hal-hal yang ada di kepalanya, tanpa perlu diinterupsi sama sekali.
Jangan Sampai Terucap Kata Menyakitkan yang Menempel di Ingatan Anak
Dream - Berhati-hatilah dengan apa yang kita katakan kepada anak. Kata-kata seperti "lamban", "bodoh", dan "lemah" tidak hanya akan menyakitinya saat dilontarkan, tetapi akan menempel di ingatan sepanjang hidupnya.
Benar-benar saring ucapan sebelum terlontar di depan anak. Mengapa? Sederhana saja saat orangtua mengatakan hal buruk anak mempercayainya. Jangan sampai ia diberi label dan mempercayai ucapan buruk orangtuanya.
"Menyebut seorang anak 'egois', atau menyiratkan ada sesuatu yang salah dengan dirinya adalah hal yang berbahaya. Anak-anak menginternalisasi label negatif ini dan mulai melihat diri mereka sebagai 'tidak cukup baik'," kata psikolog klinis Melanie Greenberg, Ph.D., dalam sebuah artikel untuk Psychology Today.
Kata-kata buruk bisa berbahaya secara jangka panjang. Hal ini karena orangtua mengirimkan pesan bahwa dia anak yang nakal, padahal yang perlu dia ketahui adalah perbuatannya itu buruk.
Butuh Latihan
Hal yang lebih buruk adalah pesan negatif dan menyakitkan ini menjadi tertanam dalam diri anak-anak kita, dan mereka membawanya bersama mereka saat dewasa.
"Pesan-pesan itu diputar seperti kaset tanpa akhir. 'bagaimana bisa kamu begitu bodoh?', 'kamu tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar'. Rasa malu dan tak percaya diri menyebabkan ketakutan pada anak-anak. Ketakutan ini tidak hilang saat mereka dewasa. Itu menjadi penghalang untuk kehidupan emosional yang sehat dan sulit untuk ditangani," ujar Karyl McBride, Ph.D., seorang terapis keluarga, dikutip dari SmartParenting.
Jadi, bagaimana jika menunjukkan perilaku yang tidak dapat diterima tanpa menggunakan kata-kata yang memalukan dan menyakitkan? Greenberg mengatakan untuk melabeli perilaku tersebut, bukan pada anak.
Misalnya, alih-alih menyebut anak "kakak/ adik yang nakal", ungkapkan sesuatu seperti, “berteriak dan mengatakan hal-hal jahat kepada saudara tidak baik. Bagaimana jika hal itu dilakukan pada kamu?'.
Dibutuhkan latihan untuk menjadi orangtua yang lebih berhati-hati bahkan ketika dilanda emosi negatif. Penting untuk meluangkan waktu untuk terhubung dengan perasaan sendiri dan menenangkan diri sebelum membiarkan emosi ini 'bocor' dan menggagalkan komunikasi dengan anak.
Bantu Anak Mengelola Emosi dengan Baik, Bagaimana Caranya?
Dream - Bagi siapa pun, berapa pun usianya, mengelola emosi dan perilaku selalu jadi tantangan dan bukan hal mudah. Tuntutan sehari-hari, tekanan dan stres dapat memunculkan emosi negatif. Hal itu bisa menyebabkan cara berpikir, bertindak, dan dampak yang buruk.
Emosi dan suasana hati kita bisa menjadi faktor penentu yang sangat kuat dalam bertindak. Saat emosi dalam kondisi positif, bisa membantu kita berpikir kreatif, lateral, dan terbuka terhadap ide-ide baru.
Membantu anak untuk mengelola emosi dapat membantu mereka menjadi tangguh, merespons secara efektif dalam situasi stres, menangani kritik dari orang lain, beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan atau keadaan dan sejumlah hal lainnya.
Lalu bagaimana caranya membantu anak untuk mengelola emosinya?
Mengadopsi 'teknik reaktif'
Emosi yang kuat memiliki kemampuan untuk mempersempit pemikiran kita dan bisa sangat membatasi persepsi kita tentang situasi. Ketika anak-anak marah, takut atau frustrasi, atau kesal mereka tidak selalu berpikir jernih dan kemudian menyesali bagaimana mereka menanggapi suatu situasi.
"Kapan pun memungkinkan, ajari anak untuk meluangkan waktu di antara peristiwa yang membuat stres sebelum merespons. Selama 'waktu istirahat' ini berbicara tentang apa yang menyebabkan peristiwa tersebut, bagaimana perasaan mereka, apa hasil yang diinginkan, hal-hal yang dapat dilakukan secara berbeda dan langkah-langkah positif yang harus diambil untuk mencapai hasil yang diinginkan," ujar Jacqui Preugschat, seorang pakar pengasuhan dikutip dari KidSpot.
Fokus pada hal positif
Bicara kepada anak dan bahas peristiwa positif yang terjadi dalam hidup mereka atau berbicara tentang orang, tempat, dan peristiwa yang menarik. Hal ini dapat memberikan efek positif pada sikap anak dan cara pandang mereka terhadap kehidupan.
"Pada gilirannya akan memiliki 'efek domino' pada lingkaran pertemanan anak dan menciptakan kebiasaan berfokus pada rasa syukur dan gambaran yang lebih besar dalam hidup mereka daripada pandangan sempit yang berfokus pada diri sendiri," ujar Preugschat.
Bantu mereka belajar dari kesalahan
Setiap orang membuat kesalahan dan apa yang kita ajarkan kepada anak-anak kita tentang kesalahan dapat berdampak besar pada cara mereka memandang kesuksesan dan kegagalan sebagai orang dewasa. Kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang, tidak lebih, tidak kurang.
"Kesalahan tidak boleh dipandang baik atau buruk atau terhubung dengan harga diri seseorang. Kesalahan juga harus dibicarakan dengan sudut pandang yang positif karena ini juga akan membantu memperluas wawasan ke dalam pembelajaran," pesan Preugschat.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengucek mata bisa disebabkan beberapa hal. Ketahui penyebabnya agar bisa terhindar dari kebiasaan yang justru memperburuk kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaBulu mata palsu harus ditempatkan dengan di posisi yang seharusnya. Jika tak terbiasa atau mengerti teknik memasang, akan jadi bahan tertawaan orang.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari karena bisa berdampak negatif pada kesehatan otak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pancarkan cantikmu di momen Lebaran dengan rekomendasi perawatan ini.
Baca SelengkapnyaPerawatan kulit setelah berolahraga sedikit berbeda daripada biasanya. Jangan sampai salah pakai produk dan cari tahu cara tepat merawat kulit usai berolahraga.
Baca SelengkapnyaKebiasaan telat makan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Intip beberapa dampak buruknya.
Baca SelengkapnyaSulit buang air besar bisa disebabkan pola makan kurang sehat. Ketahui kebiasaan yang harus diperbaiki agar pencernaan lebih sehat.
Baca SelengkapnyaAda beberapa tips yang dapat membantu mengatasi permasalahan kulit kendur. Yuk, simak cara mengencangkan kulit secara alami menggunakan 3 bahan rahasia ini!
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang memiliki perut buncit setelah menikah. Cari tahu alasannya menurut penelitian dan cara mengatasinya.
Baca Selengkapnya