Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Kebiasaan Orangtua yang Berdampak Pada Kesehatan Psikologis Anak

4 Kebiasaan Orangtua yang Berdampak Pada Kesehatan Psikologis Anak Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Isu seputar kesehatan mental, terutama dalam lingkup keluarga sedang ramai dibicarakan. Kesehatan mental dan psikologis sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan ini harus dianggap serius oleh para orangtua.

Anak-anak masih dalam tahapan tumbuh kembang yang signifikan, baik fisik maupun psikologisnya. Leslie Becker-Phelps, seorang psikolog, mengungkap ada 4 poin dalam pengasuhan yang sebaiknya dilakukan orangtua agar anak tumbuh dengan psikologis yang sehat. Apa saja?

Cintai anak apa adanya
Orangtua mungkin ingin anak-anak belajar lebih giat, penurut, disiplin, dan sukses. Sesekali lihatlah apa yang sudah dimiliki anak. Mungkin sulit untuk benar-benar melihat dan menerima anak-anak apa adanya.

"Ini karena orangtua ingin membentuk anak jadi seperti apa yang diinginkannya. Pastikan untuk fokus tidak hanya pada harapan pada anak dan bagaimana Anda ingin mereka berperilaku, tetapi juga pada mencintai anak dengan kepribadiannya," ujar Leslie.

 

Bantulah anak menjadi cerdas secara emosi

Orang merasa sangat puas dengan dirinya dan dalam hubungan ketika mereka merasakan empati dan kasih sayang, dapat mengatasi emosinya secara efektif, dan dapat berkomunikasi secara efektif. Kemampuan ini pertama kali dipelajari atau diserap selama masa kanak-kanak.

"Mengajarkan kecerdasan emosi dimulai dengan orangtua yang berempati kepada anak-anak mereka ketika mereka masih bayi. Ketika orang tua dapat terhubung dengan pengalaman dan menerima anak apa pun yang mereka rasakan, anak menila dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan dicintai," kata Leslie.

Seiring berlalunya waktu, orangtua dapat membantu anak-anak mereka berpikir lebih dalam dan mengekspresikan emosinya dengan cara lebih sehat. Termasuk ketika berada dalam sebuah konflik.

 

Buat anak merasa penting

Unsur penting dalam mengasuh anak adalah menunjukkan kepadanya kalau mereka benar-benar penting. Ini berarti terlibat dengan mereka di saat-saat bahagia dan sulit. Tentu saja, saat-saat indah terasa menyenangkan dan membuat kita semakin ingin bersama. Tetap terlibat dengan anak saat ada konflik juga sama pentingnya.

"Ketika semuanya berjalan dengan baik, kemampuan ini pada akhirnya menjadi bagian penting dari menjaga hubungan yang erat di masa dewasa," ungkap Leslie.

 

Lakukan perbaikan

Ketika hubungan orangtua dengan anak menjadi tegang karena suatu hal, penting bagi ita untuk mencoba memperbaiki. Ini akan menanamkan harapan pada anak bahwa gangguan dalam hubungan dapat diperbaiki.

Kemampuan memperbaiki hubungan ini kelak akan sangat dibutuhkan anak saat dewasa. Saat ia berkonflik dengan teman, kerabat, teman kantor atau pasangan kelak. Melakukan perbaikan hubungan ini begitu penting bagi kesehatan psikologisnya.

Sumber: WebMD

Kecerdasan Emosi Lebih Menentukan Masa Depan Anak, Mengapa?

Dream - Standar akademik saat ini tentunya sudah jauh berbeda dari lima atau 10 tahun lalu. Anak-anak usia sekolah dasar (SD) kini sudah sangat andal dengan teknologi, menggunakan tablet dan komputer dan mengusai bahasa asing.

Hal ini membuat persaingan mereka di dunia kerja nantinya juga akan semakin sengit. Kondisi tersebut membuat para orangtua berlomba untuk memberi pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Kemampuan akademik anak digenjot secara maksimal.

Kecerdasan intelektual (IQ) dianggap jadi modal yang sangat penting bagi masa depan anak, juga dalam menentukan gengsi. Benarkah demikian? Ternyata menurut Daniel Goleman, seorang psikolog asal Kanada, mengungkap kalau IQ (Intelligence Quotient) hanya membentuk 20 persen dari faktor-faktor yang menentukan kesuksesan hidup.

"Kekuatan lain seperti kecerdasan emosi (EQ), kekayaan, temperamen, tingkat pendidikan keluarga, dan keseimbangan berperan lebih besar. Itu berarti keterampilan kognitif memang akan membantu secara akademis, tapi harus dilengkapi dengan keterampilan sosial-emosional seperti motivasi, ketekunan, kontrol impuls, dan kemampuan untuk menundan kepuasan," ujar Goleman, dikutip dari Todays Parent.

 

Prediktor Masa Depan

Goleman, jadi salah satu orang pertama yang meningkatkan kesadaran tentang pentingnya EQ, Sejak bukunya Emotional Intelligence, dirilis pada 1995, studi demi studi telah membuktikan pentingnya EQ. Bahwa kecerdasan emosional memprediksi kesuksesan masa depan dalam hubungan, kesehatan dan kualitas hidup.

"Telah terbukti bahwa anak-anak dengan EQ tinggi mendapatkan nilai yang lebih baik, lebih lama bersekolah, dan membuat pilihan yang lebih sehat secara keseluruhan," ungkap Goleman.

Memiliki kecerdasan emosional yang tinggi adalah prediktor yang lebih baik untuk kesuksesan karier daripada memiliki IQ tinggi. Oleh para pencari kerja EQ lebih dihargai. Industri lebih mencari kandidat yang dapat menyelesaikan pekerjaan dan bergaul dengan orang-orang di tempat kerja agar semakin kolaboratif.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Biasakan Anak Main Sendiri Ternyata Bisa Latih Mentalnya

Bisa membantunya menjadi individu yang utuh dan merasa nyaman dalam berbagai situasi.

Baca Selengkapnya
Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Mental, Ini Penjelasan Dokter

Olahraga Berlebihan Bisa Sebabkan Gangguan Mental, Ini Penjelasan Dokter

Olahraga tidak selamanya baik untuk kesehatan. Beberapa cara berolahraga justru bisa mengganggu kesehatan tubuh, bahkan mental.

Baca Selengkapnya
Awas, Kelamaan Hidup Sendiri Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental

Awas, Kelamaan Hidup Sendiri Dapat Pengaruhi Kesehatan Mental

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tinggal sendirian, terutama dalam jangka waktu yang lama dapat meningkatkan risiko gangguan mental.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Kesehatan Otak, Perlu Diwaspadai!

7 Kebiasaan yang Bisa Membahayakan Kesehatan Otak, Perlu Diwaspadai!

Berikut adalah beberapa kebiasaan yang sebaiknya dihindari karena bisa berdampak negatif pada kesehatan otak.

Baca Selengkapnya
Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Anak Dipukul Teman Sebaya, Psikolog Rekomendasikan Hal Ini

Orangtua kadang langsung terpancing emosi dan meminta anak untuk membalas. Ada juga yang sebaliknya, meminta anak untuk menghindari konflik.

Baca Selengkapnya
8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

Fenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
9 Arti Mimpi Melihat Orang Bunuh Diri yang Mengkhawatirkan, Pertanda Masalah Kesehatan Mental

9 Arti Mimpi Melihat Orang Bunuh Diri yang Mengkhawatirkan, Pertanda Masalah Kesehatan Mental

Mimpi melihat orang bunuh diri menjadi gambaran perasaan depresi dan keputusasaan yang terpendam dalam diri.

Baca Selengkapnya
Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Psikolog Ungkap Bahaya Marahi Anak Pagi Hari, Otaknya Jadi Sulit Belajar

Hindari memarahi, apalagi sampai membentak anak ketika ia mau ke sekolah.

Baca Selengkapnya