Dream - Membaca bukan hanya sekadar mengucapkan kata-kata yang ada dalam tulisan. Aktivitas ini melibatkan kemampuan kognitif, untuk menyerap informasi di dalamnya.

Tak heran kalau membaca bersama anak penting dilakukan secara rutin. Salah satu manfaat yang bisa dirasakan adalah nantinya si kecil akan memiliki minat baca yang lebih tinggi daripada anak yang lain.

Hal tersebut tentu akan berdampak sangat baik pada kemampuan akademiknya. Anak juga akan terbiasa membaca dan memahami sebelum melakukan sesuatu.

Aktivitas membaca ini,  agar lebih efektif sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan anak dan usaia. Untuk mempermudah orangtua, panduan ini diterapkan di rumah dengan si kecil.

Usia 6 Bulan Pertama

Banyak yang beranggapan kalau bayi yang baru lahir hingga usia 6 bulan, tak perlu dibacakan buku. Bahkan, ada yang menganggapnya hanya sia-sia.

Membacakan buku untuk bayi justru bisa merangsang kemampuan motoriknya, minat baca serta rasa penasaran. Cara ini juga bisa menciptakan ikatan yang lebih kuat lagi antara orang tua dengan sang anak.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa membacakan cerita pada bayi yang ada di NICU akan sangat baik untuk membentuk ikatan dan membuat keduanya lebih tenang.

Pada usia 6 bulan pertama, ibu bisa memilihkan buku yang memiliki huruf yang sangat sedikit. Akan lebih bagus lagi jika buku tersebut hanya berupa gambar yang besar dengan warna yang beragam.

Bisa pilih gambar boneka atau pun hewan yang menarik bagi si kecil. Buku bersuara juga bisa mengasah responsnya.

Usia 7-12 Bulan

Pada usia 7-12 bulan, si kecil sudah mulai mengeluarkan kata pertamanya yang terkadang masih belum bisa diucapkan secara sempurna. Sangat penting bagi orangtua untuk lebih sering mengajak si kecil untuk berbincang atau hanya sekedar membacakan mereka cerita.

Semakin sering orangtua membacakan cerita atau pengetahuan lainnya maka akan semakin meningkat kata-kata yang dipelajarinya.

Usia ini, si kecil sudah mulai mengatakan ayah, ibu, lapar, atau pun susu. Mereka juga mulai mengenali kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekitarnya terutama orang tuanya.

Pilih buku yang memiliki gambar kehidupan nyata dan menunjukkan setiap gambar tersebut dengan namanya. Jelaskan dengan menggunakan gerakan, suara ataupun mimik wajah dalam menunjukkan gambar yang ada di buku. Dengan menggunakan bantuan tersebut nantinya akan mendorong si kecil lebih banyak mengoceh.

Usia 13-18 Bulan

Cara mengenalkan anak membaca pada usia 13-18 bulan sangat penting. Pada usia ini, si kecil sudah mulai melihat sesuatu dengan lebih jelas sehingga memunculkan ketertarikan yang besar akan sesuatu yang dilihatnya.

Peran orangtua dalam tahap ini adalah dengan memberikan mereka buku-buku bacaan serta aktif dalam menjelaskan segala sesuatunya.

Pilih buku bacaan yang memiliki satu atau dua kalimat di setiap halamannya. Akan lebih baik jika pilih  buku bacaan yang membahas mengenai hewan. Saat membacakannya buku coba keluarkan suara sesuai dengan hewan yang akan dijelaskan.

Hal tersebut akan membuat si kecil tertarik dan mulai belajar untuk mengenal beberapa macam hewan yang ada di sekitarnya. Dengan intensitas membaca yang cukup sering akan membuat si kecil mengenali huruf, bentuk serta warna lebih cepat daripada anak lainnya yang jarang diajak membaca.

Usia 19-24 Bulan

Mengajarkan anak untuk membaca pada usia 19-24 bulan akan membentuk kebiasaan yang baik. Anak di usia 1 tahun lebih sudah mulai mengikuti dan mengulang setiap kata yang mereka dengarkan dari mulut.

Dengan memberinya sebuah bacaan, sangat memungkinkan untuk si kecil bisa mengucapkan kata-kata lebih banyak dan baru.

Ajarkan juga kepada si kecil jika membaca merupakan kegiatan yang menyenangkan. Sebab anak di usia ini sudah bisa merasakan rasa nyaman dalam rutinitas. 

Peran orangtua untuk membiasakan si kecil dalam membaca pada tahap ini sangat di butuhkan. Menciptakan suasana yang menyenangkan pada saat mengajarkan membaca akan membuat si kecil menyukai waktu yang dihabiskannya untuk membaca. (mut)
 
 
 
(Sumber: Boldsky)