Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

4 Alasan Mengapa Anak Harus Usia 7 Tahun Saat Masuk SD

4 Alasan Mengapa Anak Harus Usia 7 Tahun Saat Masuk SD Anak Sekolah Dasar (Foto: Shutterstock)

Dream - Ada kecenderungan orangtua, ingin anaknya mendapat pendidikan sedini mungkin. Mulai bermunculan sekolah khusus untuk bayi-bayi. Bahkan rasanya ingin secepat mungkin anak masuk di sekolah formal.

Tak jarang kita temui anak yang masih berusia 5,5 tahun sudah duduk di sekolah dasar (SD). Orangtua beranggapan anak sudah bisa membaca, menulis dan berhitung, sehingga cukup layak untuk duduk di SD.

Padahal, pemerintah sudah menetapkan kalau usia yang direkomendasikan bagi anak yang masuk SD adalah 7 tahun. Hal ini bukan tanpa alasan. Dikutip dari Sahabat Keluarga Kemdikbud, pada usia 5-6 tahun, anak masih dalam tahap mengembangkan keterampilan sosial dan motorik atau gerak.

Untuk mulai belajar di kelas 1 SD anak harus sudah bisa serius mengikuti pelajaran dalam waktu yang cukup lama dan dalam ruang yang terbatas. Berikut ini beberapa alasan mengapa usia masuk SD ditetapkan 7 tahun minimal 6 tahun.

 

1. Aspek Fisik

Pada usia 7 tahun, anak dianggap paling siap secara fisik. Gerakan motorik anak sudah lebih bagus, otot dan sarafnya juga sudah terbentuk. Untuk memegang pensil misalnya, anak sudah lebih mampu jika harus menulis sendiri tanpa bantuan orang dewasa. Sementara usia kurang dari 6 tahun terkadang belum siap, karena anak-anak usia ini masih suka bermain dan tak bisa diam cukup lama untuk mengerjakan tugas dan belajar.

 

2. Aspek Psikologis

Dalam teori perkembangan, anak mulai bisa berkonsentrasi dengan baik pada usia di atas 6 tahun. Semakin bertambah usianya, kemampuan konsentrasi meningkat, semakin mampu memilah materi mana yang harus diperhatikan dan yang harus diabaikan.

Rentang konsentrasi untuk usia sekolah biasanya sekitar 30-45 menit. Anak yang terlalu dini masuk SD umumnya masih bermasalah khususnya di kelas satu, akan sangat sulit untuk fokus dan berkonsentrasi.

Ia masih harus mengembangkan keterampilan geraknya. Kemampuan intelektualnya mungkin sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang disediakan tapi anak masih butuh banyak aktivitas fisik.

 

3. Aspek Kognitif

Saat akan masuk ke SD anak diharapkan mampu membaca, menulis, berhitung sederhana. Selain itu anak juga diharapkan mampu mengikuti instruksi, paham dan bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan.

Pada beberapa anak, di usia 6 tahun, kemampuan kognitif tersebut belum optimal. Saat diajarkan mereka akan sulit menyerap karena masih waktunya untuk bermain dan bereksplorasi dengan cara menyenangkan.

 

4. Aspek Emosi

Umumnya anak yang terlalu dini masuk SD memang cukup matang secara akademik. Sementara, kematangan emosi dan kemandiriannya belum maksimal. Padahal di jenjang SD anak tidak lagi akan mendapat perhatian seperti di TK.

Anak diharapkan lebih mandiri dan juga tidak lagi terlalu tergantung pada orangtuanya. Jadi, masalah yang akan terlihat adalah anak bisa mengikuti pelajaran di sekolah.

Lalu di sisi lain, misalnya anak masih minta ditunggui bunda atau tidak berani pipis sendiri di toilet umum sekolah atau mudah menyerah terhadap tugas yang diberikan atau tidak mau mengerjakan PR karena masih lebih suka bermain dan sebagainya.

Sumber: Kemdikbud

Anak Suka Mengamuk Setelah Pulang Sekolah? Ini Penyebabnya

Dream - Beberapa anak memiliki masalah emosi yang sering muncul setelah mereka pulang sekolah. Saat berada di sekolah, si kecil mengikuti semua aturan yang dan sangat menurut pada gurunya.

Sesampainya di rumah, berubah 180 derajat. Anak jadi sangat sulit diatur. Mengamuk, menangis, manja bahkan menangis tanpa henti. Apakah buah hati mengalaminya?

Tenang bunda, Anda tidak sendirian menghadapinya. Kondisi ini nyata dan bahkan memiliki nama ilmiah yaitu after school restraint collapse. Kondisi ini sering terjadi pada anak balita hingga anak yang sudah mulai bersekolah di sekolah dasar.

Hal tersebut bisa terjadi karena anak sudah sangat menahan emosi dan mengontrol sikapnya seharian, ketika berada di sekolah atau tempat penitipan anak. Saat mereka bertemu dengan orangtua atau pengasuhnya, maka emosi tersebut dikeluarkannya.

"Biasanya terjadi pada anak prasekolah hingga di bawah usia 12 tahun. Anak usia tersebut masih belajar mengontrol diri dan emosinya," ujar Dr. Jennifer Hartstein, seorang psikolog remaja dan keluarga.

Menurut Hartstein, kondisi tersebut juga sering terjadi pada awal tahun ajaran baru atau ketika mereka baru memulai jadwal baru. Anak belum terbiasa dengan rutinitas yang baru dan masih beradaptasi.

"Ketika anak-anak sudah mampu membangun ketahanan emosi dan mengelolanya dengan lebih efektif, perilaku ini cenderung menurun. Seiring berjalanannya waktu dan adaptasi rutinitas, sikap anak akan membaik," kata Hartstein seperti dikutip dari CafeMom.

Penting juga bagi orangtua memperhatikan sikap ini. Jika terjadi terus menerus dan semakin hari semakin parah, maka harus dicari penyebabnya. Bisa jadi anak mengalami masalah di sekolah dan melampiaskannya di rumah.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Orang Tua Wajib Tahu! Begini 9 Cara Melatih Anak Puasa Sejak Dini, Lengkap dengan Manfaatnya

Orang Tua Wajib Tahu! Begini 9 Cara Melatih Anak Puasa Sejak Dini, Lengkap dengan Manfaatnya

Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mengajarkan kepada anak-anaknya tentang pendidikan agama sejak kecil.

Baca Selengkapnya
8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

Fenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.

Baca Selengkapnya
Melahirkan di Usia 42 Tahun, Penampilan Kiki Amalia Disorot

Melahirkan di Usia 42 Tahun, Penampilan Kiki Amalia Disorot

Kiki Amalia melahirkan anak pertamanya secara normal di usia 42 tahun.

Baca Selengkapnya
Ciri Anak Terkena Penyakit Ain yang Wajib Diwaspadai, Para Orang Tua Harus Tahu!

Ciri Anak Terkena Penyakit Ain yang Wajib Diwaspadai, Para Orang Tua Harus Tahu!

Penyakit ain bukanlah penyakit baru. Tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang berhubungan dengan pandangan.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Isi Hati Karyawan

NOTED KAK! Isi Hati Karyawan

Sahabat Dream termasuk tipe orang yang suka mengeluh nggak sih kalau diberi pekerjaan? Kalau adam coba komentar dan share pengalaman kalian.

Baca Selengkapnya