Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

3 Hal yang Harus Dihindari Orangtua Agar Anak Tak 'Tertular' Ketakutan

3 Hal yang Harus Dihindari Orangtua Agar Anak Tak 'Tertular' Ketakutan Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Sebagai orang dewasa, kita sehari-hari harus berhadapan dengan kenyataan yang memicu rasa takut, khawatir dan cemas. Banyak hal bisa jadi pemicunya. Misalnya dari hal kecil, seperti serangga atau tikus, bisa juga ketakutan karena telat atau mungkin kondisi keuangan dan masa depan.

Sementara pada anak-anak mengartikulasikan kekhawatiran bisa lebih sulit dilakukan dan mereka bersandar pada dukungan orangtua. Sebagai orangtua kita mungkin bingung saat menghadapi anak yang sedang merasa cemas dan takut.

Bukan menenangkan, kita malah justru bisa membuat anak makin takut. Ada beberapa hal yang harus dihindari saat anak merasa cemas dan takut agar tak memperburuk keadaan. Apa saja?

1. Tak bisa mengatasi rasa takut sendiri
Psikolog dan penulis buku The Opposite of Worry, Dr. Lawrence Cohen menciptakan konsep yang dia sebut "ayam kedua". Pada dasarnya, ini adalah gagasan bahwa ayam akan membeku ketika mereka melihat ayam lain membeku dalam ketakutan, dan mereka tidak dapat bersantai sampai ayam lain juga membeku. Dengan kata lain, anak-anak menangkap ketakutan dan kecemasan orangtua mereka.

“Itu tidak berarti bahwa ayah ibu tidak diperbolehkan untuk merasa cemas atau khawatir. Ini lebih tentang mengakui pentingnya memahami ketakutan sendiri dan mengatasinya dengan cara yang dapat dilihat oleh anak-anak. Kita akan selalu jadi patokan bagi anak, termasuk dalam menghadapi rasa takut," kata Cohen.

Ketakutan dan kecemasan adalah bagian alami dari kehidupan. Tugas kita sebagai orangtua untuk mengajari anak-anak cara yang sehat untuk mengatasinya.

 

2. Taktik yang rumit

Pada anak usia dua dan lima tahun, lompatan kognitif terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Salah satu lompatan itu adalah kemampuan mereka untuk membayangkan sesuatu, yang terkadang mengarah pada ketakutan dan mimpi buruk.

“Untuk anak-anak usia ini, mendengarkan ketakutan mereka adalah langkah pertama. Setelah itu, tujuannya adalah untuk menghasilkan sesuatu yang konkret dan spesifik untuk membantu mereka menaklukkan saraf mereka," kata Cohen.

Penjelasan yang panjang, mendetail, dan abstrak tidak dapat dimengerti anak usia dini karena belum memiliki kapasitas kognitif yang cukup. Sebaliknya, lebih baik tawarkan solusi. Seperti berdoa saat takut, memeluk bantal atau memasang lampu temaram.

 

3. Lebih sering menggunakan kata-kata, bukan pelukan

Selama pandemi penuh dengan ketakutan dan kecemasan serta ketidakpastian bagi kita semua. Apa cara paling penting untuk membantu anak mengatasinya? Tunjukkan, bukan hanya menyuruh, memberi tahu atau memperingatkannya.

Beri pelukan hangat, saling menguatkan. Pelukan bukan hanya memberi ketenangan bagi anak tapi juga kekuatan tambahan bagi orangtua. Saat anak takut, tak perlu banyak bicara, peluk saja dengan hangat. Begitu juga sebaliknya saat kita merasa cemas. Senjata 'peluk' ini wajib dicoba!

Sumber: PureWow

Anak Remaja Menjauh dari Orangtua, Tak Perlu Panik

Dream - Orangtua cenderung ingin selalu terlibat dalam kehidupan anak. Sejak anak bayi hingga balita semua hal diurus dari yang kecil hingga besar. Orangtua kerap lupa kalau anak juga pribadi yang tumbuh dan membutuhkan privasi.

Jangan kaget saat anak beranjak dewasa, ia mulai menjauh, sulit dipahami, suka adu argumen dan makin tertutup. Remaja juga lebih suka di dalam kamar dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya.

Menurut psikolog Roslina Verauli, remaja sebenarnya sedang butuh waktu untuk membangun identitasnya sendiri. Hal ini serupa dengan orangtua atau kakek neneknya yang butuh waktu untuk diri sendiri. Apalagi emosi remaja yang belum stabil.

"Bagi remaja, situasi-situasi yang mereka alami sehari-hari bisa membuat emosinya kembali tidak stabil. Terlebih lagi kalau lagi marah menjadi lebih marah atau kalau lagi sedih, malah menjadi lebih sedih," ujar Vera, dalam sesi webinar Peran Penting Pendidik Sebaya, dikutip dari Liputan6.com.

 

Masa Transisi yang Kompleks

Remaja juga terkait dengan masa-masa pubertas yang sedang dialami. Mereka mengalami transisi yang kompleks, bukan anak-anak lagi. Berpikiran dewasa juga belum.

"Misalnya, mereka mungkin punya masalah, lagi berantem dengan teman atau putus dengan pacarnya. Bisa juga mereka merasa gagal secara akademis. Ini kan sesuatu yang remaja itu butuh melakukan refleksi diri. Kita bisa lihat dari sisi perubahan terkait fisik perubahan, cara berpikir juga berubah," lanjut Vera.

 

Butuh Didengarkan

Vera menambahkan, yang dibutuhkan oleh remaja, terutama di usia 12 - 13 tahun, yakni kasih sayang. Kasih sayang bahwa mereka diterima dicintai tanpa syarat.

"Kalau di dunia psikologi maksudnya ada seseorang yang bersedia mendengarkan curhatan dari remaja. Ini karena mereka hanya butuh seseorang yang seolah-olah mengerti dan mau dengerin sungguh-sungguh," tambahnya.

Remaja juga butuh empati dan simpati. Simpati dan empati untuk menolong permasalahan, termasuk kesedihan yang dialami.

"Di rumah, misalnya, kalau si remaja cerita tentang apa yang dialami tapi enggak didengerin gitu kan sedih. Jadi, kita butuh orang yang menyayangi," pesan Vera,

Laporan Fitri Haryanti/ Sumber: Liputan6.com

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
3 Tips Menghindari Saraf Terjepit di Usia Muda

3 Tips Menghindari Saraf Terjepit di Usia Muda

Saraf terjepit bisa terjadi di usia muda dan menghambat kegiatan sehari-hari. Ada beberapa cara untuk mencegah dan mengatasinya.

Baca Selengkapnya
Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kecelakaan mematikan di kolam renang bisa terjadi dalam hitungan detik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Yuk Ajarkan kepada Anak Sejak Masih Dini, Inilah 4 Hadis Ringan yang Gampang Dihafal

Yuk Ajarkan kepada Anak Sejak Masih Dini, Inilah 4 Hadis Ringan yang Gampang Dihafal

Hadis tersebut mampu membentuk karakter serta nilai-nilai Islami dalam diri seorang anak.

Baca Selengkapnya
NOTED KAK! Ekspektasi X Realita Karyawan Saat Weekend

NOTED KAK! Ekspektasi X Realita Karyawan Saat Weekend

Sahabat Sream suka gak sih ketika ekspetasi mau leyeh-leyeh tapi diminta bantuan pekerjaan. Kalau perasaan kalian bagaimana?

Baca Selengkapnya
DRESS IT! Tips Outfit Biar Terlihat Tingggi

DRESS IT! Tips Outfit Biar Terlihat Tingggi

Sahabat Dream ingin terlihat tinggi saat bepergian. Gak perlu pusing, cukup intip rekomendasi outfit yang bisa bikin kamu terlihat tinggi ini.

Baca Selengkapnya