Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Aktivitas Seru di Rumah untuk Kurangi Screen Time Buah Hati

Aktivitas Seru di Rumah untuk Kurangi Screen Time Buah Hati Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Masa liburan seperti seperti sekarang, bagi anak-anak yang bersantai di rumah biasanya akan dimanjakan dengan televisi, laptop dan gadget. Mereka bisa menonton berjam-jam atau bermain games.

Waktu menatap layar atau screen time pun jadi lebih lama dibandingkan di saat sekolah. Memang, di masa liburan anak-anak boleh bersenang-senang, tapi pastikan screen time-nya tidak berlebihan. Terutama untuk anak-anak di bawah usia 7 tahun.

Kesehatan mata mereka bisa terganggu. Tak hanya itu, anak juga jadi malas beraktivitas fisik yang sangat baik untuk perkembangan fisiknya. Untuk itu, orangtua harus kreatif membuat aktivitas agar anak tak berlebihan bermain gadget atau menonton.

Ada aktivitas seru yang bisa dilakukan di rumah. Mungkin bisa jadi inspirasi Sahabat Dream yang menghabiskan liburan akhir tahun di rumah saja.

 

 

1. Sebar Puzzle

Bermain puzzle jadi salah satu hal yang seru. Bisa melatih konsentrasi anak dan memecahkan masalahnya. Nah, biasanya kepingan puzzle sudah tersedia. Untuk kali ini cobalah sembunyikan di beberapa sudut rumah.

Minta anak-anak mencarinya sebelum memasangnya. Pasang batas waktu, misalnya 3 - 5 menit. Anak akan berkeliling rumah dan sibuk mencari. Hal ini akan membuat lebih banyak beraktivitas fisik. Setelah itu minta mereka memasang puzzle-puzzle yang telah ditemukan.

 

2. Libatkan pekerjaan rutin di rumah

Libatkan anak dalam pekerjaan rumah tangga sesuai kemampuan dan kesukaannya. Minta anak untuk memilih pekerjaan rumah yang bisa dilakukannya. Misalnya, menaruh pakaian kotor di mesin cuci, menyiram tanaman atau menyapu halaman.

Dengan begitu anak merasa dilibatkan dan diberi tanggung jawab. Liburan di rumah berarti harus membuat rumah selalu nyaman dan dibutuhkan kerja sama seluruh anggota keluarga. Lakukan bersama-sama, setelah itu bisa bersantai dengan makan popcorn atau es krim bersama.

 

3. Main pasir atau air di luar

Ajak anak untuk bermain di luar rumah. Saat cuaca cerah, taruh pasir dalam bak besar. Tak perlu pasir mainan atau sintetis. Pasir biasa pun tak masalah. Biarkan mereka bermain pasir di luar rumah.

Hal ini akan membuat anak melupakan gadgetnya. Bisa juga bermain semprotan air, pistol air atau mainan lain yang mudah didapatkan di luar rumah. Pastikan saja anak menghabiskan waktu mereka tidak terlalu lama di depan layar.

Selamat liburan!

Coba Kurangi Jumlah Mainan, Biarkan Anak Berimajinasi

Dream - Jejeran mainan di toko atau yang sedang menjadi tren kerap kali membuat anak-anak merengek untuk dibelikan. Setiap lewat toko mainan atau ada penjual yang lewat, mereka pun selalu ingin membeli.

Sebagai orangtua, mungkin kita tak tega dan ingin selalu membelikannya. Padahal di rumah sudah ada segunung mainan yang hanya dimainkannya hanya dalam hitungan jam, bahkan menit. Setelah itu, ia merasa bosan. Efeknya mainan-mainan tersebut malah hanya jadi barang yang memenuhi rumah.

Mulai sekarang, sortir kembali mainan anak. Pertahankan yang benar-benar dimainkan si kecil. Untuk mainan yang tak lagi dimainkan tapi masih layak, bisa diberikan pada anak lain yang membutuhkan.

Kurangi frekuensi membeli mainan dan hanya di saat-saat tertentu saja. Jika ingin membeli mainan, pastikan punya manfaat edukatif, merangsang kemampuan motorik dan awet. Anak yang terbiasa dengan mainan sedikit bakal mendapatkan efek positif berikut.

 

Kreatif dan Inovatif

Ada seorang anak laki-laki yang memiliki sederetan pakaian superhero lengkap. Batman, Superman, Spiderman, dan Ironman. Tentunya sangat menyenangkan baginya. Lalu ada anak laki-laki yang tak memilikinya, tapi ia kemudian mengikat selimut dan menjadikannya sayap.

Dua hal ini sangat mudah dipahami, karena keterbatasan dan minimalisme, bisa memicu inovasi dan kreativitas. Anak pun akan belajar banyak dari hal tersebut.

 

Praktik Berbagi

Manusia secara natural tak mau berbagi dan selalu ingin memenuhi kepentingan dan kepuasannya sendiri. Kemampuan berbagi ini tidak datang secara alami. Perlu ditumbuhkan simpati, empati yang kemudian memunculkan keinginan untuk berbagi.

Dengan mainan yang sedikit, anak akan bermain secara berganti dan berbagi. Mereka akan dilatih untuk mengembangkan batas-batas keterampilan sosial yang sangat dibutuhkannya saat dewasa nanti.

Bermain Mandiri

Ketika anak-anak memiliki lebih sedikit mainan, mereka bermain lebih mandiri. Anak akan memilih dengan cermat mainan yang diinginkan dan dibutuhkan. Ini berarti mereka bisa mengeluarkan mainan sendiri dan menyimpannya.

Tidak ada lagi ada pernyataan "aku bosan" atau "tidak ada hal untuk dimainkan". Mainan yang sedikit membuat mereka tahu apa yang diinginkannya, mencari cara untuk mendapatkan permainan dan memanfaatkan barang-barang yang ada di rumah.

Sumber: Motherly

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP