Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ventilasi Sekolah Wajib Diperhatikan, 90 Sekolah di Jakarta Tutup karena Covid-19

Ventilasi Sekolah Wajib Diperhatikan, 90 Sekolah di Jakarta Tutup karena Covid-19 Sekolah Saat Pandemi/ Foto: Shutterstock

Dream - Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta mulai dari jenjang TK hingga SMA, kembali ditutup karena ditemukannya kasus Covid-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

"Total ada 90 sekolah," kata Riza, Selasa 25 Januari 2022, dikutip dari Merdeka.com.

Sebelumnya sekolah tersebut menggelar pemebelajaran tatap muka PTM) terbatas sejak awal Januari 2022. Mengikuti aturan, jika ditemukan kasus positif Covid-19 di sekolah, maka PTM kembali dibatalkan. Sekolah ditutup sementara dan murid kembali belajar dari rumah.

Ditutupnya 90 sekolah ini tentunya harus jadi perhatian semua pihak, terutama pihak sekolah yang memang harus ekstra dalam menerapkan protokol kesehatan saat PTM. Salah satu yang harus sangat diperhatikan adalah ventilasi dalam kelas.

Hal tersebut dijabarkan oleh akun Instagram @pandemictalks, platform edukasi seputar Covid-19 yang diinisiasi para dokter dan saintis. Dari ulasan Pandemictalks, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penularan Covid-19 terjadi via udara.

 

Sirkulasi Udara Jadi Aspek Penting

Untuk itu, kegiatan dalam ruangan seperti sekolah juga perkantoran harus memprioritaskan tindakan pencegahan penularan melalui udara dibanding penularan lewat permukaan benda. Ventilasi, sangat penting diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.

"Studi-studi secara konsisten mendukung bahwa memiliki ruangan kelas dengan ventilasi lebih baik dan lebih penting daripada melakukan disinfeksi secara rutin. Ventilasi yang baik memiliki peran yang sama penting dengan memakai masker di kelas," ungkap @pandemictalks.

Harus selalu diingat kalau risiko penularan Covid-19 lebih tinggi di ruangan kelas dengan kualitas udara yang buruk dibandingkan dengan ruangan berventilasi baik. Penting untuk memastikan ventilasi di sekolah dan sirkulasi udara berjalan dengan baik.

Hindari menggunakan AC, apalagi sampai menutup ventilasi, seperti jendela dan pintu. Hal ini membuat udara terjebak dalam ruangan dan meningkatkan risiko penularan jika ada yang terpapar Covid-19.

Pastikan juga guru, murid dan petugas sekolah benar-benar disiplin menggunakan masker yang berbahan baik dan perlindungannya optimal. Terutama guru yang banyak melakukan penjelasan di depan kelas.

Fakta Soal Antibodi Anak yang Sudah Sembuh dari Covid-19

Dream - Varian Covid-19 Omicron saat ini mendominasi penularan di banyak negara, seperti Amerika Serikat, dan Inggris. Orang dewasa, sudah mendapat vaksinasi Covid-19 sejak beberapa bulan lalu.

Sementara anak-anak, program vaksinasi Covid-19 masih dalam proses untuk perlindungan maksimal. Lantas bagaimana antibodi pada anak yang sudah terpapar Covid-19 dan sembuh?

"Ini adalah pertanyaan yang bagus. Sayangnya, untuk menjawab cukup rumit," ujar Bayo Curry-Winchell, MD, Direktur Klinis Regional di Carbon Health, dikutip dari PopSugar.

Dokter Curry-Winchell menjelaskan bahwa ketika terinfeksi Covid-19 atau virus apa pun, sistem kekebalan tubuh akan membuat antibodi khusus untuk melawannya. Saat kita memiliki antibodi terhadap penyakit tertentu, maka ini akan jadi semacam pelindung.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), risiko infeksi ulang rendah setidaknya selama enam bulan pertama setelah infeksi virus. Sayangnya, penelitian terbaru tentang antibodi pada anak-anak mengungkapkan perbedaan yang mencolok dengan orang dewasa.

 

Varian Omicron

Anak-anak mungkin membersihkan virus ini lebih efisien daripada orang dewasa dan dengan demikian tidak memerlukan respons imun antibodi yang kuat untuk menyingkirkannya. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak menghasilkan lebih sedikit antibodi terhadap protein lonjakan virus, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

"Keyakinan yang berlaku bahwa seorang anak yang tertular Covid bakal "aman" untuk mendapatkannya lagi adalah keliru. Sering kali, orang tidak mengerti bahwa kita bisa tertular lagi," kata Curry.

Memang ada sejumlah kecil antibodi dapat memberikan perlindungan, tetapi tidak siginifikan. "Kami tidak yakin berapa lama kekebalan itu bertahan, jadi itu bagian yang mengkhawatirkan," ujar Curry.

Terlebih lagi kini bermunculan banyak varian baru. Pasalnya antibodi dari virus corona asli belum tentu mahir menangkal infeksi dari salah satu varian yang lebih baru ini.

Ini Gejala Covid-19 Omicron yang Paling Sering Terjadi Pada Anak

Dream - Varian Covid-19 Omicron yang masuk ke Indonesia tak dipungkiri memicu kekhawatiran banyak orang. Terutama para orangtua yang anak-anaknya belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis penuh atau tak bisa divaksin.

Kasus Omicron di beberapa negara faktanya meningkat signifikan di awal 2022. Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), di Amerika Serikat, infeksi Covid-19 pada anak (pediatrik) telah mencapai titik tertinggi sejak awal pandemi.

"Untuk minggu yang berakhir 30 Desember 2021, lebih dari 325.000 kasus dilaporkan di antara anak-anak—peningkatan 64 persen dari minggu sebelumnya dan hampir dua kali lipat kasus dari dua minggu sebelumnya," kata dr. Noah Greenspan, seorang ahli jantung paru terapis fisik dan direktur Pulmonary Wellness ComplexPT.

Anak yang terpapar Covid-19 varian Omicron di AS juga lebih berisiko dirawat di rumah sakit. Salah satu penyebabnya, varian ini lebih mudah menular dibanding varian lain.

"Omicron lebih menular, dan jumlah yang terinfeksi di masyarakat jauh lebih tinggi, yang mengarah pada tingkat rawat inap yang lebih tinggi," ungkap Preeti Parikh, MD, Direktur Medis Eksekutif di GoodRx.

 

Gejala yang Sering Muncul Pada Anak

Sejauh ini, Omicron sebenarnya tampak lebih ringan daripada jenis virus corona sebelumnya. Gejala sering menyerupai flu biasa pada anak. Seperti pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, demam, batuk, dan kelelahan.

"Beberapa anak juga mengalami masalah pencernaan seperti mual, muntah, dan diare," kata Andrea Kallah, M.D., dokter anak di Children's Health Orange County.

Anak kecil (terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun) mungkin lebih berisiko lebih parah jika terpapar. Kemungkinan hal ini karena saluran udara mereka lebih sempit.

"Ini membuat mereka lebih mungkin mengalami komplikasi pernapasan seperti bronkiolitis, yang menyebabkan peradangan dan penumpukan lendir di saluran udara dan membuatnya lebih sulit untuk bernapas," kata Dr. Greenspan.

 

Perlindungan Utama

Perlindungan utama saat ini, menurut Greenspan, adalah vaksinasi. Pasalnya, pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif di RS, sebagian besar yang tidak mendapat vaksin Covid-19 lengkap.

“Seseorang yang telah divaksinasi lengkap akan lebih sedikit level keparahannya dibandingkan dengan seseorang yang tidak divaksinasi,” kata Dr. Kallah.

Anak-anak di bawah 5 tahun belum dapat divaksinasi, sehingga hal ini membuat mereka secara alami lebih rentan terhadap Covid-19 varian apa pun. Termasuk anak usia 6 tahun ke atas yang belum mendapat vaksin Covid-19 sama sekali.

Sumber: Parents

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Apakah naik kereta api kini wajib pakai masker? Begini jawaban KAI

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Pria Suaranya Tiba-tiba Parau dan Muntah Darah, Dikira Flu Biasa, Pas Diperiksa Ternyata Ada Lintah Hidup Nempel di Tenggorokan

Lintah biasanya dapat masuk ke dalam tubuh manusia disebabkan kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Fakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia

Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.

Baca Selengkapnya