Dream - Pemberian vaksin Covid-19 booster kini gencar dilakukan berbagai negara termasuk Indonesia, sebagai respons dari peningkatan penularan varian Omicron secara signifikan. Untuk di Indonesia sendiri, program vaksin booster baru saja berjalan dan diprioritaskan bagi lansia dan dewasa.

Sementara anak-anak belum dianjurkan untuk mendapatkan booster. Rupanya di Amerika Serikat, pemberian booster Covid-19 untuk anak usia 12 hingga 15 sudah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA)/ Badan Pengawas Obat dan Makanan AS sejak awal Januari 2022 lalu.

Dikutip dari PopSugar, ini adalah pertama kalinya booster tersedia untuk kelompok usia 12-15. FDA juga mengumumkan bahwa akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan sebelum menerima suntikan ketiga.

Awalnya, untuk mendapatkan booster atau suntikan ketiga vaksin Covid-19 setengah dosis, seseorang perlu menunggu setidaknya enam bulan setelah menyelesaikan seri awal untuk menerima booster. Kini semua orang berusia 12 tahun ke atas hanya perlu menunggu lima bulan.

Mengapa booster Covid-19 penting untuk anak-anak?

Booster secara signifikan meningkatkan perlindungan sistem kekebalan terhadap omicron, baik dari segi seberapa besar kemungkinan sakit dan seberapa parah penyakit jika terpapar. Penelitian awal dari Inggris bulan lalu menemukan bahwa penguat Covid pada orang dewasa dapat memberikan perlindungan hingga 86% terhadap penyakit parah dari omicron, dan sekitar 97% perlindungan terhadap varian delta Covid.

"Dari penghitungan kasus Covid baru setiap hari mencakup puluhan ribu diagnosis pediatrik (anak)" kata Dr. Matthew Harris, Direktur Medis untuk program Vaksin Northwell Health dan spesialis anak di Cohen Children's Medical Center di Queens, New York, dikutip dari NBC News.

Menurut Harris, vaksinasi dan suntikan booster dapat membantu mencegah anak-anak menyebarkan penyakit secara tidak sengaja ke saudara kandung atau teman dengan kondisi penurunan kekebalan, seperti leukemia.

“90 hingga 95% anak-anak ICU kami dengan Covid mengalami gangguan kekebalan dan mereka mendapatkannya dari rumah, dari saudara mereka dan dari teman sekolah mereka," kata Harris.

Untuk itu booster Covid-19 juga penting bagi anak-anak yang seringkali terpapar dan tanpa gejala. Hingga saat ini pemberian booster Covid-19 bagi anak usia 12-15 baru diterapkan di Amerika Serikat, diperkirakan negara lain juga menyusul dalam waktu dekat.

Si Kecil Takut Jarum Suntik? Yuk Siapkan Mentalnya untuk Vaksin

Dream - Anak-anak yang berusia 6 hingga 11 tahun dalam waktu dekat segera mendapatkan vaksinasi Covid-19. Rencananya, anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) akan diberikan vaksin di sekolah.

Vaksinasi ini sangat penting untuk perlindungan anak-anak di karena pandemi belum berakhir. Virus Covid-19 masih bisa sangat mematikan bagi anak, terutama yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.

Penting untuk menyiapkan mental anak untuk divaksin, khususnya anak-anak yang sangat takut dengan jarum suntik. Beberapa anak bahkan mengalami gejala kecemasan hebat sebelum disuntik saking takutnya. Dalam kondisi tersebut sangat dibutuhkan pendampingan orangtua.

"Hampir semua anak memiliki beberapa tingkat kecemasan tentang suntikan, terutama jika pengalaman mereka sebelumnya dengan suntikan membuat stres," ujar Natasha Burgert, MD, seorang dokter anak di Kansas dikutip dari PopSugar

Untuk anak balita, menurut Natasha, justru tak terlalu cemas karena ingatan mereka soal suntikan tak begitu dalam dibandingkan anak usia 6 tahun ke atas. Menghadapi anak yang takut jarum suntik, memang cukup menantang. Orangtua diminta untuk menyiapkan mental sang anak dan membuatnya lebih tenang.

"Membuat pengalaman yang tenang dan positif dalam hal suntikan sangat penting pada anak kecil. Untuk orang dengan fobia jarum, kecemasan saat disuntik secara biologis bisa meningkatkan respons rasa sakit. Reaksi kimia ini meningkatkan sensasi rasa sakit langsung yang dialami orang tersebut dalam jangka pendek," kata Natasha.

Cara Siapkan Mental Si Kecil untuk Vaksin

Sebelum vaksinasi diberikan, penting untuk menyiapkan mental anak, terutama yang merasa sangat takut. Jangan meremehkan perasaan takut anak. Mereka butuh validasi atau pengakuan kalau memang perasaan takut yang dialami adalah hal nyata dan juga dialami banyak orang.

Natasha memberikan langkah penting yang bisa dilakukan orangtua saat anak takut jarum suntik. Penting untuk diterapkan agar si kecil lebih tenang saat vaksinasi Covid-19 nanti.

- Ceritakan fungsi utama vaksin
Anak yang masih berusia 6 tahun mungkin masih bingung dengan cara kerja vaksin dalam tubuh. Ceritakan dengan bahasa mereka kalau vaksin seperti 'senjata' dalam tubuh jika ada virus jahat. Perlihat juga bagaimana peneliti membuat vaksin lewat gambar atau video, biasanya anak lebih mengerti dengan bahasa gambar yang seru.

- Hindari fokus pada rasa nyeri
Ungkapkan juga pada anak bahwa memang dibutuhkan jarum untuk memasukkan 'senjata' vaksin dan rasa sakit adalah hal wajar. Semua orang juga harus divaksin dan mengalami rasa sakit tapi bisa diredakan dengan dikompres. Rasa sakit yang muncul adalah efek negatif yang sangat kecil, dibandingkan efek perlindungannya yang begitu besar. Fokuslah ceritakan efek vaksin dan bukan rasa sakitnya.

Hindari Ancaman dan Perlihatkan Foto

- Jangan jadikan jarum sebagai ancaman
Jangan pernah menggunakan jarum suntik dan dokter sebagai ancaman. Hal ini sangat berdampak pada kondisi psikologis mereka dan memicu kecemasan. Hindari mengungkapkan "jangan nakal nanti disuntik dokter".

- Perlihatkan foto vaksin yang seru
Bbanyak sekali beredar di media sosial, anak-anak yang vaksin dan cukup berani. Bisa juga memperlihatkan foto orangtua saat vaksin. Perlihatkan pada mereka kalau tenaga kesehatan akan sebisa mungkin memberi suntikan dengan cara yang meminimalisir rasa sakit. Hal ini cukup bisa menenangkannya.