Uji Klinik Vaksin Oxford-AstraZeneca untuk Anak di Inggris Dihentikan
Dream - Vaksin Covid-19 untuk anak-anak saat ini masih dalam tahap uji klinik. Salah satu produsen vaksin yang melakukannya adalah Oxford-AstraZeneca. Sebuah kabar mengejutkan datang dan proses uji klinik vaksin Covid-19 untuk anak- anak di Inggris.
Badan regulator obat di Inggris memutuskan untuk menghentikan sementara uji klinik vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca untuk anak-anak. Dikutip dari BBC, hal tersebut karena kemungkinan adanya hubungan dengan kejadian pembekuan darah langka pada orang dewasa.
Uji coba vaksin Oxford-AstraZeneca pada anak-anak di Inggris dimulai pada Februari 2021 lalu. Uji klinik tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah vaksin bisa menghasilkan respons imun yang kuat pada anak yang berusia antara enam dan 17 tahun.
Kini, uji coba ditangguhkan. Keputusan tersebut dilakukan setelah seorang pejabat European Medicines Agency (EMA), berbicara dalam kapasitas pribadi, mengatakan tampaknya ada hubungan dengan suntikan dan pembekuan darah langka.
Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford mengatakan kepada BBC bahwa tidak ada masalah keamanan dengan uji coba itu sendiri, tetapi para tim peneliti uji klinik sedang menunggu informasi lebih lanjut.
"Meskipun tidak ada masalah keamanan dalam uji klinis pediatrik, kami menunggu informasi tambahan dari MHRA (Medicines and Healthcare products Regulatory Agency/ badan regulator obat Inggris) tentang peninjauan kasus langka trombosis / trombositopenia yang telah dilaporkan pada orang dewasa, sebelum memberikan vaksinasi lebih lanjut dalam uji coba," kata Pollard.
Saat ini ada dua vaksin Covid-19 yang digunakan di Inggris. Pertama, yang dikembangkan oleh Oxford-AstraZeneca dan yang kedua, Pfizer-BioNtech - digunakan di Inggris. Sementara vaksin Covid-19 dari Moderna telah disetujui.
Vaksin Pfizer dan Moderna Diklaim Aman untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Dream - Hingga saat ini vaksin Covid-19 belum mendapat izin untuk diberikan kepada ibu hamil. Hal tersebut karena dibutuhkan uji klinik khusus untuk melihat keamanan dan efektivitas vaksin pada ibu hamil dan janin.
Rupanya ada kabar baik, vaksin Covid-19 produksi Pfizer-BioNTech dan Moderna diklaim aman dan efektif pada ibu hamil dan menyusui. Hal ini menurut sebuah studi terbaru yang diterbitkan di American Journal of Obstetrics & Gynecology. Studi tersebut juga menemukan bahwa ibu dapat menularkan antibodi ke bayinya.
“Itu adalah informasi yang sangat penting bagi pasien kami. Kami tahu bahwa vaksin ini bekerja,” kata Andrea Edlow, MD, penulis studi senior dan spesialis obstetri dan ginekologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, dikutip dari WebMD.
Tim peneliti mempelajari 131 wanita yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna, termasuk 84 wanita hamil, 31 menyusui dan 16 wanita tidak hamil. Ketiga kelompok tersebut memiliki tingkat antibodi tinggi yang serupa. Studi tersebut juga tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam efek samping vaksin antara wanita hamil dan tidak hamil.
Menularkan Antibodi ke Janin
Hasil penelitian juga menunjukkan, dibandingkan dengan wanita hamil yang telah pulih dari Covid-19, wanita hamil yang menerima vaksin memiliki tingkat antibodi yang "sangat tinggi". Selain itu, wanita penerima vaksin Moderna memiliki kadar antibodi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang menerima vaksin Pfizer.
Tim peneliti juga menemukan bahwa antibodi yang dihasilkan dari vaksin ada di semua sampel tali pusat dan ASI yang diuji. Ini menunjukkan bahwa wanita hamil dan menyusui dapat menularkan antibodi COVID-19 ke janin dan bayi mereka yang baru lahir.
“Itu adalah bagian informasi paling menghibur,” kata Galit Alter, MD, salah satu penulis studi dan profesor kedokteran di Ragon Institute di Massachusetts.
Antibodi Penetral
Tim peneliti menemukan antibodi penetral dalam darah ibu hamil, yang mengindikasikan bahwa antibodi tersebut dapat membunuh virus corona. Namun, antibodi penetral lebih rendah pada sampel tali pusat, jadi diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah bayi memiliki kekebalan yang cukup tinggi ketika dilahirkan dengan antibodi.
Penelitian di masa depan juga dapat menentukan kapan wanita harus mendapatkan vaksinasi selama kehamilan untuk perlindungan maksimal. Studi tambahan juga akan dibutuhkan untuk efektivitas vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca pada ibu hamil dan menyusui.
“Setiap hari, kami merawat pasien yang ingin tahu apakah vaksin itu efektif dalam kehamilan dan apa risikonya. Memiliki data ilmiah yang nyata untuk memberitahu orang banyak akan sangat membantu menghilangkan keraguan terhadap vaksin," kata Alter.
Sinovac Klaim Vaksinnya Aman untuk Usia Anak 3-17 Tahun
Dream - Hingga saat ini vaksin Covid-19 untuk anak belum ada. Kabar gembira datang dari Sinovac, produsen vaksin asal China. Pihak Sinovac mengklaim kalau vaksin Covid-19 untuk anak yang mereka buat aman untuk anak-anak usia 3-17 tahun.
Klaim tersebut berdasarkan preliminary data. Data tersebut telah diserahkan ke regulator obat China. China telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 Sinovac pada orang dewasa tetapi tidak untuk anak-anak. Hal itu karena sistem kekebalan anak sangat mungkin merespons vaksin secara berbeda.
Dibutuhkan penelitian dan uji klinik khusus untuk membuat vaksin Covid-19 bagi anak-anak. Direktur medis di Sinovac, Gang Zeng, mengungkap kalau susah melakukan uji klinis tahap awal pada 550 subjek anak-anak. Hasilnya, vaksin memicu respons kekebalan.
"Dua penerima mengalami demam tinggi sebagai respons terhadap vaksin, satu anak berusia 3 tahun dan yang lainnya berusia 6 tahun. Subjek uji coba lainnya mengalami gejala ringan," kata Zeng, dikutip dari ABCNews.
“Ini menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan akan menghasilkan respons imun yang berpotensi terhadap SARS-CoV-2,” kata Eng Eong Ooi, profesor di sekolah Kedokteran Duke NUS di Singapura yang ikut terlibat dalam pengembangan vaksin secara terpisah.
Anak Berisiko Menularkan
Hal yang perlu dicermati menurut Ooi, data yang dipresentasikan kepada publik oleh perusahaan tidak cukup untuk memberikan jawaban yang pasti atas temuan tersebut.
Anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya untuk sakit parah dengan Covid-19, tetapi mereka masih berisiko dan dapat menyebarkan virus.
Sebelumnya, sejumlah produsen vaksin juga tengah membuat vaksin Covid-19 untuk anak. Pfizer misalnya, yang vaksinnya sudah diizinkan untuk digunakan anak mulai usia 16 tahun dan sedang diteliti untuk anak usia 12-16 tahun.
Moderna juga tengah mengembangkan vaksinnya untuk anak berusia 12 tahun ke atas. Lalu Sinopharm juga sedang menyelidiki keefektifan vaksinnya pada anak-anak. Baru Sinovac yang vaksinnya diklaim aman untuk anak di bawah 5 tahun.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.
Baca SelengkapnyaAnak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.
Baca SelengkapnyaPerhatikan betul kenyamanan anak dan asupannya selama perjalanan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dokter Ade Indrisari, spesialis anak menjelaskan kalau sebaiknya anak diajarkan puasa dengan bertahap di usia 7 tahun.
Baca SelengkapnyaAda efek buruk yang sering tak disadari para orangtua.
Baca SelengkapnyaPada kasus tertentu ternyata adanya kelainan yang membutuhkan terapi dan intervensi medis.
Baca SelengkapnyaDari sisi kesehatan anak, rupanya juga ada syarat bagi ibu menyusui untuk berpuasa.
Baca SelengkapnyaKeluhan berupa demam setelah vaksin, tak perlu dikhawatirkan.
Baca SelengkapnyaISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca Selengkapnya