Terkuak! Pemicu Utama Orangtua Tak Mau Vaksin Anaknya
Dream - Belakangan ini masyarakat dihebohkan dengan wabah penyakit yang mengintai anak-anak, yakni difteri. Sungguh disayangkan bahwa penyakit ini sebenarnya bisa dicegah dengan
vaksinasi.
Anda mungkin pernah mendengar istilah antivaksin. Mayoritas orangtua melakukan vaksinasi dengan lengkap dan terjadwal. Namun ada yang berpendapat vaksinasi justru sebenarnya
merupakan racun yang malah bisa mendatangkan penyakit di kemudian hari dan bisa membahayakan anak-anak.
Anggapan lainnya adalah setiap penyakit ada obatnya, dan vaksinasi dianggap hanya sebagai cara 'berjualan obat' saja. Ada sederet alasan orangtua yang menolak vaksin. Untuk mengetahui secara detail apa yang membuat seseorang menolak vaksin sebuah penelitian pun dilakukan.
Penelitian dilaksanakan oleh riset kesehatan publik di Universitas Emory, Amerika Serikat. Ada beberapa fakta penting di balik alasan seseorang sangat anti terhadap vaksin. Studi yang
diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behavior ini dilandasi oleh Teori Fondasi Moral yang menyebutkan bahwa manusia membuat keputusan berdasarkan lima landasan nilai, yakni
care/harm, fairness, loyalty, authority dan purity.
"Selera manusia dipicu oleh stimuli yang berbeda dan seseorang memiliki sensitifitas ke berbagai rasa yang berbeda. Beberapa orang dapat menghargai salah satu nilai secara lebih tinggi dibanding nilai yang lainnya,"kata Saad B. Omer, MBBS, seorang profesor kesehatan global dari Universitas Emory.
Ia menjelaskan bahwa masyarakat yang memilih vaksin, sangat berpegang teguh pada nilai care (kepedulian) dan fairness (keadilan). Mereka sangat percaya bahwa vaksinasi dapat
melindungi anak mereka.
Sementara orangtua yang antivaksin menjunjung tinggi nilai purity (kesucian) dan liberty (kebebasan). Mereka berpendapat bahwa vaksin mengandung racun yang dapat mencemari sifat alami tubuh. Mereka juga mengutamakan kebebasan sehingga tidak suka apabila diatur oleh golongan lain.
"Yang harus dilakukan adalah menghilangkan kesalahpahaman akan vaksin. Sosialisasi vaksin sebaiknya dilakukan dengan turut melibatkan setiap nilai agar semua orang dapat menerima
pesan yang disampaikan," ungkap Saad.
Penting untuk melakukan edukasi dan advokasi kesehatan pada masyarakat secara terus-menerus tentang dampak vaksin. Baik itu efek positifnya maupun efek sampingnya seperti demam dan nyeri di tempat penyuntikan.
"Bisa dengan mengatakan bahwa vaksinasi pada bayi adalah memang keputusan yang sesuai dengan hak orangtua untuk melindungi bayi. Bisa juga menekankan kalau vaksin didasarkan
pada fenomena fisiologis tubuh. Merupakan produk alami dalam arti bahwa cara kerjanya adalah memanfaatkan sistem kekebalan tubuh sendiri," ungkap Saad.
Menurutnya harus dicari cara yang efektif agar informasi yang didapat masyarakat sampai dengan tepat dengan melibatkan kelima aspek di atas. Penyampaian informasi juga dibuat
sesederhana mungkin agar bisa dimengerti oleh semua kalangan.
Laporan Annisa Mutiara
Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa penyakit bisa dialami saat berpuasa. Terutama jika tidak terbiasa dengan pola makan baru. Hindari penyakit tersebut dengan memperhatikan beberapa hal.
Baca SelengkapnyaTubuh yang terasa dingin sering disepelekan. Padahal, hal itu bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan serius yang perlu dikontrol secara intens.
Baca SelengkapnyaJika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penyakit ain bukanlah penyakit baru. Tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang berhubungan dengan pandangan.
Baca SelengkapnyaKadang-kadang, kita terjebak dalam rutinitas tanpa memberikan kesempatan bagi diri sendiri untuk istirahat, terus berjuang.
Baca SelengkapnyaKeluhan berupa demam setelah vaksin, tak perlu dikhawatirkan.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.
Baca SelengkapnyaAnak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.
Baca SelengkapnyaPada kasus tertentu ternyata adanya kelainan yang membutuhkan terapi dan intervensi medis.
Baca Selengkapnya