Tak Perlu Tunggu ASI Berlimpah untuk Menyusui
Dream - Proses awal menyusui bagi sebagian besar ibu tidaklah mudah. Mengalami rasa sakit seperti disilet, berdarah, hingga kadang disertai bengkak dan demam.
Belum lagi air susu yang keluar sangat sedikit. Kondisi tersebut membuat banyak ibu menyerah untuk menyusui.
Sebenarnya, kondisi ASI yang sedikit bukan berarti ibu 'gagal' menyusui. Justru ibu harus memperbanyak melakukan kontak kulit dan 'melatih' si kecil untuk mengisap.
"Kalau bayi yang lahir cukup bulan, cadangan (makanan) masih banyak. Namun, pada bayi lahir cukup bulan jangan mentang-mentang enggak apa-apa, terus enggak usah diberikan ASI," kata dokter spesialis anak RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rinawati Rohsiswatmo, beberapa waktu lalu.
Sebisa mungkin, kata Rina, ibu yang baru melahirkan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD). Ini merupakan langkah yang sangat baik untuk memudahkan bayi dan ibu dalam memulai proses menyusui.
"Tempelin aja, enggak apa-apa. Masa setetes ASI enggak ada. Ibu tidak perlu nunggu ASI banjir baru nyusuin," saran wanita yang mendalami bidang neonatologi ini.
Bila di awal kehadiran bayi ini ibu rajin menempelkan bibir bayi ke area puting, bayi akan mengisap-isap. Aktivitas ini selain mendekatkan hubungan ibu dan anak, juga merangsang produksi ASI yang lebih banyak.
Langkah-langkah IMD yang Penting Diketahui
Di laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia dijelaskan secara detail langkah-langkah IMD. Tindakan ini dilakukan segera setelah bayi lahir yang nantinya bakal menguntungkan bagi ibu dan bayi.
1. Segera setelah bayi lahir dan diputuskan tidak memerlukan resusitasi, letakkan bayi di atas perut ibunya (bila sectio, bayi diletakkan di atas dada) dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya, kecuali kedua tangannya.
Bau cairan amnion pada tangan bayi akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama. Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Mengeringkan tubuh bayi tidak perlu sampai menghilangkan verniks karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada bayi.
2. Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan bayi di atas perut ibu dengan kepala bayi menghadap ke arah kepala ibunya.
3. Kalau ruang bersalin dingin, berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan bayinya, dan kenakan topi pada kepala bayi.
4. Pengamatan oleh Windstrom, Righard dan Alade memperlihatkan bahwa bayi-bayi yang tidak mengalami sedasi mengikuti suatu pola perilaku prefeeding yang dapat diprediksi. Apabila bayi dibiarkan tengkurap di perut ibu, selama beberapa waktu bayi akan diam saja, tetapi tetap waspada melihat sekelilingnya.
5. Setelah 12-44 menit bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi. Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, bayi dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap dan bergerak menuju ke sana. Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
Langkah Selanjutnya
6. Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya. Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.
7. Pada saat bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sebentar, sekitar 15 menit, dan setelah selesai, selama 2-2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan bayi untuk menyusu. Selama menyusu bayi akan mengkoordinasi gerakkan mengisap, menelan, dan bernapas.
8. Setelah usai tindakan inisiasi menyusu dini ini, baru tindakan asuhan keperawatan seperti menimbang, pemeriksaan antropometri lainnya, penyuntikan vitamin K1, dan pengolesan salep pada mata bayi dapat dilakukan.
9. Tunda memandikan bayi paling kurang 6 jam setelah lahir atau pada hari berikut.
10. Bayi tetap berada dalam jangkauan ibunya agar dapat disusukan sesuai keinginan bayi (rooming in / rawat gabung).
Laporan Benekdita Desideria/ Liputan6.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mandi terlalu sering bisa membuat kulit si kecil jadi lebih berisiko mengalami masalah.
Baca SelengkapnyaSebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.
Baca SelengkapnyaKiki Amalia melahirkan anak pertamanya secara normal di usia 42 tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.
Baca SelengkapnyaArti mimpi disantet seringkali menjadi bahan perbincangan karena dianggap memiliki makna dan petunjuk tersembunyi.
Baca SelengkapnyaSimak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.
Baca SelengkapnyaCara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, anak-anak mendapatkan 11 jenis imunisasi gratis dan kini bertambah tiga, total menjadi 14 jenis.
Baca Selengkapnya