Tahapan Penting Saat Ingin Jalani Program Bayi Tabung
Dream - Beberapa pasangan cukup sulit untuk mendapat keturunan. Bila satu tahun sudah berusaha berhubungan intim tanpa kontrasepsi dan kehamilan tak kunjung terjadi, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter kesuburan.
"Gangguan kesuburan dapat terjadi karena patologi pelvik dan tuba, faktor sperma, gangguan ovulasi, penyebab tidak diketahui, dan masalah yang jarang ditemui," kata Profesor Dr. dr. Budi Wiweko, MPHJ, Sp.OG-KFER dalam webinar tentang Embrio Normal untuk Kehamilan Sehat yang diadakan Rumah Sakit Pondok Indah IVF Centre pada Kamis, 23 September 2021.
Salah satu usaha yang bisa dilakukan agar kehamilan bisa cepat terjadi adalah menjalani program bayi tabung. Bayi tabung merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keturunan pada pasangan yang mengalami infertilitas (gangguan kesuburan), dengan mempertemukan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia. Setelah terjadi pembuahan, sejumlah 2-3 embrio akan ditanam kembali ke rahim calon ibu.
Untuk mengikuti program bayi tabung tentunya ada sejumlah pemeriksaan yang harus dijalani. Pasangan juga sebaiknya memperbaiki pola hidup agar tubuh lebih fit dan sehat.
"Konsumsi makanan tinggi akan protein dan rendah lemak, mikro nutrisi multipel, asam folat, vitamin D dan c, kalsium, buah-buahan, dan antioksidan, minimal 60 hari sebelum memulai program bayi tabung. Peserta program bayi tabung juga harus menghindari olahraga high impact karena bisa berakibat pecahnya sel telur," ujar. Prof Budi
Sementara itu, bagi calon ayah harus menghindari kebiasaan yang bisa merusak kualitas sperma. Seperti berendam air hangat, menonton televisi lebih dari 40 jam seminggu, menggunakan pakaian dalam terlalu ketat, dan bersepeda.
Bagimana proses bayi tabung dilakukan?
Tentunya ada banyak prosedur pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum program bayi tabung dilakukan. Secara garis besar, menurut Profesor Budi, terdapat delapan tahapan yang harus dilalui pasangan.
1. Pemeriksaan USG, untuk mengetahui hormon saluran telur dan sperma
2. Penyuntikkan obat untuk membesarkan sel telur
3. Penyuntikan obat penekan hormon
4. Pengambilan sel telur
5. Pembuahan
6. Pengembangan embrio di luar, di rahim buatan
7. Penanaman embrio
8. Menunggu hasil
"Keberhasilan bayi tabung yang terbesar ditentukan oleh kualitas sel telur. Delapan puluh persen kualitas sel telur akan menentukan kualitas embrio yang dihasilkan pada program bayi tabung," ungkap Prof Budi.
Besar keberhasilan program bayi tabung, menurutnya, juga sangat tergantung dari usia. Jika berusia kurang dari 35 tahun kemungkinan 60 persen akan berhasil. Keberhasilan bakal menurun drastis setelah di atas 35.
Tertarik untuk menjalani program bayi tabung? Segera lakukan konsultasi sebelum usia terus bertambah.
Laporan Syifa Putri Naomi
Tertarik Jalani Program Bayi Tabung? Ketahui 5 Hal Ini
Dream – Sahabat Dream mungkin sudah sering pernah mendengar tentang program bayi tabung. Untuk menjalani program ini memang cukup mahal, namun bisa jadi alternatif dan solusi bagi pasangan yang mengalami gangguan kesuburan untuk memiliki anak setelah mencoba berbagai pengobatan.
Prosedur bayi tabung atau teknik pembuahan in vitro (IVF) adalah proses mempertemukan sel telur dan sperma di luar tubuh, dan dikembangkan menjadi embrio. Setelah itu dimasukkan lagi ke rahim calon ibu.
Banyak hal yang harus disiapkan untuk menjalani IVF, bukan sekadar biaya, tapi juga fisik dan mental pasangan. Apa saja yang bakal dihadapi jika berencana jalani program bayi tabung?
1. Banyak konsultasi
Selama 10-12 hari pertama, calon inu akan minum obat kesuburan (biasanya berupan suntikan yang dilakukan sendiri) untuk merangsang ovarium menghasilkan banyak sel telur. Selama waktu tersebut calon ibu harus mengunjungi dokter untuk pemeriksaan darah dan ultrasonografi berkali-kali.
Setelah fase stimulasi selesai, dokter akan mengeluarkan sel telur dari ovarium dan menggabungkannya dengan sel sperma pasangan di laboratorium. Lalu ketika tiga hingga lima hari setelah pengambilan sel telur, satu atau lebih embrio akan ditempatkan kembali ke dalam rahim. Dua minggu kemudian, calon ibu akan kembali ke dokter untuk menjalani tes darah kehamilan untuk menentukan apakah IVF berhasil.
2. Kontrol gula darah dan tekanan darah
Penting untuk memeriksa kesehatan calon ibu dan ayah sebelum menjalani program. Memiliki berat badan yang sehat, membatasi asupan alkohol, berhenti merokok atau penggunaan zat lainnya akan sangat membantu untuk meningkatkan tingkat keberhasilan IVF. Selain itu, cobalah untuk mengontrol tekanan darah dan gula darah tetap normal selama program.
3. Efek samping
Obat selama program IVF membuat hormon ibu 'dipompa', hal ini akan embuat kondisi psikis jadi lebih emosional dan sensitif. Menurut David Diaz, MD, ahli endokrinologi reproduksi dan ahli kesuburan, akan ada efek samping saat program IVF seperti kram atau kembung di daerah panggul, nyeri payudara, dan ketidaknyamanan akibat suntikan kesuburan.
Dalam beberapa kasus, bahkan IVF dapat menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), yang terjadi ketika obat kesuburan menyebabkan wanita menghasilkan terlalu banyak sel telur. Gejalanya dapat berupa penambahan berat badan, nyeri hebat atau pembengkakan di perut, pusing, sesak napas, mual, dan muntah.
4. Risiko komplikasi kehamilan atau kelahiran
Memiliki lebih dari satu embrio yang ditanamkan selama IVF meningkatkan peluang untuk hamil kembar dua atau bahkan lebih. Hal ini efeknya adalah risiko persalinan prematur dan berat badan lahir rendah.
Untuk mengurangi risiko itu, dr. Diaz merekomendasikan untuk melakukan skrining genetik pada embrio dan kemudian hanya memindahkan satu embrio ke rahim. Bayi yang lahir dari IVF juga memiliki risiko cacat lahir sekitar 1-2 persen lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum.
5. Tidak menjamin hamil
Sayangnya, IVF tidak berhasil untuk semua orang. Beberapa orang bisa hamil dalam sekali percobaan, sedangkan yang lain perlu mengulangi prosesnya hingga satu atau dua kali, dan beberapa pasangan bahkan tidak berhasil setelah beberapa kali percobaan.
Menurut data nasional terbaru dari Society for Assisted Reproductive Technology (SART), tingkat keberhasilan bayi tabung untuk wanita yang menggunakan sel telur sendiri adalah 48 persen untuk wanita di bawah usia 35 dan turun menjadi hanya 3 persen untuk wanita di atas usia 42 tahun.
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
Laporan: Yuni Puspita Dewi/ Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi pasangan yang sudah mencoba berbagai cara pada program hamil namun belum berhasil, teknologi kesehatan bayi tabung bisa jadi alternatif.
Baca SelengkapnyaGaransi Bebas Pengembalian bukan hanya menguntungkan pihak pembeli saja, melainkan juga penjual.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali membuka pendaftaran Program Prakerja 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Ingatkan Pendukung Soal Bansos: Itu Uang Rakyat, Bukan Program Pribadi
Baca SelengkapnyaSiap-Siap! KAI Bakal Buka Mudik Gratis Lebaran 2024
Baca SelengkapnyaAirlangga yakin program makan siang gratis akan berjalan mulai tahun 2025.
Baca SelengkapnyaSegini besaran anggaran yang disediakan untuk program makan siang dan susu gratis
Baca SelengkapnyaMenunda-nunda bayar utang puasa ramadhan berarti menunda melakukan kewajiban agama.
Baca Selengkapnya