Suhu Ruangan Terbaik untuk Si Kecil Agar Bisa Tidur Nyenyak
Dream - Suhu ruangan yang ideal dapat membantu bayi tidur lebih nyenyak dan tetap nyaman saat bermain. Kisaran suhu yang nyaman untuk bayi sangat tergantu pada cuaca. Penting untuk menjaga suhu ruangan yang ideal melalui termostat, pemanas, AC, atau membiarkan jendela tetap tertutup atau terbuka.
Kita juga harus mempertimbangkan pakaian bayi saat mengatur suhu ruangan. Lalu, berapa suhu ruangan yang ideal untuk bayi?
"Menurut para ahli tidur, suhu ruangan yang ideal untuk bayi dan balita adalah antara 18 hingga 21 derajat celcius, tergantung musim. Bayi tidak bisa beradaptasi dengan perubahan suhu, tidak seperti orang dewasa. Bayi bisa menjadi kepanasan saat ruangan menjadi panas dan mudah terasa dingin saat ruangan menjadi dingin," ujar dr. Bhagyashree Ketkar, dikutip dari MomJunction.
Orangtua dapat menjadikan tubuh sendiri titik acuan pertama untuk mengecek apakah suhu ruangan nyaman untuk bayi. Jika merasa agak dingin atau panas, kemungkinan itu terlalu dingin atau terlalu panas untuk bayi.
"Bisa juga apat meletakkan termometer kamar di kamar bayi untuk memeriksa suhu lingkungan karena suhu dapat bervariasi di berbagai bagian rumah," kata Ketkar.
Lakukan Hal Ini
Untuk menjaga suhu kamar bayi tetap nyaman coba lakukan beberapa langkah berikut:
- Tutupi jendela dengan tirai tebal untuk mencegah sinar matahari menghangatkan ruangan pada siang hari
- Biarkan jendela terbuka untuk membiarkan udara segar masuk
- Letakkan handuk basah di bukaan jendela untuk mencegah udara panas memasuki ruangan
- Dapat menggunakan kipas angin gantung untuk mengalirkan udara ke seluruh ruangan. Jika menggunakan kipas meja atau pendingin udara, jangan arahkan langsung ke bayi. - Letakkan agak jauh dari tempat tidur bayi dan atur kecepatan yang nyaman untuk putaran kipas
- Dapat menggunakan AC untuk menjaga suhu optimal 18–21 derajat celcius. Pertahankan aliran udara yang lembut dan jaga suhu tetap konstan.
Bayi Seringkali Cegukan, Ternyata Ini Penyebabnya
Dream - Bayi di bawah usia 6 bulan cukup sering mengalami cegukan, meskipun tak berbahaya tapi kita merasa tak tega. Terutama pada bayi baru lahir, cegukan membuatnya jadi tak nyaman saat tidur.
Cegukan terjadi biasanya setelah bayi cukup banyak minum ASI atau sufor. Hal ini sebenarnya normal. Cegukan disebabkan oleh kejang diafragma kecil dan otot besar yang membentang di bagian bawah tulang rusuk dan bergerak naik turun saat kita bernapas.
"Cegukan, yang terjadi di saluran pencernaan, hampir tidak pernah menunjukkan adanya masalah pada bayi baru lahir atau bayi," kata Christal-Joy Forgenie, MD, seorang dokter anak di Soha Pediatrics di New York City.
Cegukan pada bayi baru lahir paling sering disebabkan saat si kecil terlalu banyak minum, minum susu terlalu cepat, atau menelan banyak udara.
"Semua hal ini dapat menyebabkan perut kembung. Saat perut membengkak, sebenarnya mendorong diafragma, yang menyebabkannya kejang, dan cegukan," kata Forgenie.
Perubahan Suhu
Ia juga menjelaskan kalau cegukan pada bayi baru lahir sangat umum terjadi setelah atau bahkan selama menyusui. Bayi cegukan juga bisa terjadi akibat perubahan suhu perut secara tiba-tiba. Misalnya, memberi bayi susu dingin dan beberapa menit kemudian memberi anak makanan panas. Menurut Forgenie, kombinasi ini justru bisa memicu bayi cegukan.
Selain pemicu terkait makan, beberapa kasus cegukan bayi dapat disebabkan oleh gastroesophageal reflux, atau GER. Saat mengalami gastroesophageal reflux, makanan yang dicerna sebagian dan cairan asam dari lambung mengalir kembali ke kerongkongan yang menyebabkan rasa terbakar dan tidak nyaman.
Hal ini karena esofagus melewati diafragma, ia bisa mengalami iritasi dan menyebabkan banyak bayi cegukan. “Kedengarannya intens, tapi ini cukup umum dan tidak selalu menimbulkan masalah bagi bayi,” kata Forgenie.
Laporan Anisha Saktian Putri/ Sumber: Fimela
Bikin Tercengang, 4 Fakta Unik Bayi Baru Lahir
Dream - Bayi yang baru lahir tampak begitu mungil dan rapuh. Wajahnya bisa tampak berbeda dalam sekejap. Hanya bisa menangis, tidur dan mengedipkan mata. Hal yang paling menggemaskan adalah refleksnya menggenggam (palmar grasp reflex).
Saat kita menaruh telunjuk di jari-jarinya, si bayi akan menggengam dengan erat. Respons yang sangat manis dan menghangatkan hati dan juga sebagai penanda kalau perkembangan syarafnya dalam kondisi normal.
Respons ini akan hilang ketika bayi berusia 3 atau 4 bulan. Bayi yang baru lahir memang memiliki keunikan tersendiri yang kerap tak disadari. Penasaran? Yuk simak fakta-faktanya berikut.
Tidak bisa merasakan garam
Bayi terlahir dengan indera perasa yang berkembang dengan baik, tetapi tidak bisa merasakan garam. Penelitian menunjukkan bahwa bayi tidak dapat merasakan garam sampai mereka berusia sekitar empat bulan.
Bayi baru lahirnya rupanya dapat mencicipi rasa lain sebaik orang dewasa, terutama rasa manis, pahit, dan asam, dan bahkan mungkin lebih baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi sebenarnya memiliki lebih banyak indra perasa daripada orang dewasa.
Menangis tapi tidak meneteskan air mata
Bayi baru lahir sering menangis, tetapi mereka tidak dapat meneteskan air mata. Hal ini karena saluran air mata tak berfungsi sampai mereka berusia antara tiga hingga 13 minggu. Bayi baru lahir dapat menghasilkan “air mata basal” yaitu air mata nonemosional yang dihasilkan untuk menjaga mata tetap lembab.
Tidak memiliki tempurung lutut
Jika dilakukan rontgen pada kaki, kita tidak akan melihat apa pun di tempurung lututnya. Kondisi lutut di rontgen hanya berupa bintik-bintik kecil. Mengapa? Semua tulang berawal sebagai tulang rawan, dan akan mengeras seiring waktu.
Tempurung lutut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terbentuk (3 hingga 5 tahun) dan karena tulang rawan tidak terlihat pada sinar-X, bayi tampaknya tidak memiliki tempurung lutut. Kurangnya tempurung lutut yang keras adalah hal yang baik, karena jaringan spons berfungsi untuk menyerap beberapa penyalahgunaan yang dilakukan balita selama bulan-bulan merangkak dan dari sering jatuh.
Memiliki lebih banyak tulang daripada orang dewasa
Bayi baru lahir ternyata memiliki tulang yang lebih banyak. Jumlahnya sekitar 300, sementara orang dewasa jumlah tulangnya sebanyak 206. Beberapa tulang bayi yang terpisah rupanya bakal bergabung menjadi satu tulang setelah beberapa bulan dan tahun setelah lahir.
Contohnya, tulang tengkorak dibentuk dari beberapa tulang terpisah yang bergabung menjadi satu tulang besar pada usia dua tahun.
Sumber: Reader's Digest
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kulit si kecil rentan mengalami iritasi dan ruam karena suhu maupun bahan-bahan tertentu. Jangan sampai tumbuh kembangnya terganggu karena masalah kulit.
Baca SelengkapnyaSimak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.
Baca SelengkapnyaHal ini agar anak lebih mudah saat buang air besar dan lebih sehat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak bisa hanya sekadar minum, ada beberapa faktor yang perlu kamu perhatikan ketika meminum air.
Baca SelengkapnyaNamun, seringkali, menggugah nafsu makan anak pada waktu sahur bisa menjadi tantangan tersendiri.
Baca SelengkapnyaCara memilih serban terbaik, perhatikan dari bahan dan usia pemakainya agar tidak salah pilih!
Baca SelengkapnyaPenting banget nih buat para ayah newbie agar bisa aktif mengurus buah hati.
Baca SelengkapnyaSunscreen disarankan untuk dipakai sejak bayi, namun pemakaiannya harus tepat. Produknya pun harus dipilih dengan cara yang tepat agar perlindungannya maksimal.
Baca Selengkapnya