Stimulasi Kemampuan Koordinasi Si Kecil Meski di Rumah Saja
Dream - Bagi anak-anak usia dini, bermain di sekolah, taman bermain, halaman, berlarian, lompat dan segala macam aktivitas fisik sangat dibutuhkan. Pada usia di bawah lima tahun anak membutuhkan banyak stimulasi untuk kemampuan koordinasi gerak tubuhnya.
Sayangnya, selama pandemi anak lebih banyak di rumah. Tak bisa melakukan banyak aktivitas fisik. Anak-anak perlu menggerakkan tubuh mereka di mana pun berada. Bergerak jadi bagian penting bagi perkembangan mereka baik secara fisik maupun mental.
"Manfaat fisik, termasuk koordinasi motorik, yang diciptakan oleh gerakan sangat mirip dengan efek yang ditimbulkan oleh makan tiga kali sehari. Otot, ligamen, tendon, koneksi neuromuskuler anak dan semua bagian tubuhnya bakal merespons secara khusus semua rangsangan yang diciptakan oleh berbagai gerakan," ujar Brock Armstrong, ahli kesehatan dan pelatih fisik bersertifikat.
Saat anak tak cukup bergerak, mirip seperti 'kelaparan'. Mereka mungkin akan mudah marahm rewel, gelisah dan sulit berkonsentrasi. Untuk itu membuat aktivitas fisik yang rutin sangat penting, terutama demi mengembangkan kemampuan koordinasinya.
Apa saja aktivitas yang bisa dilakukan di rumah?
Permainan terstruktur atau tidak terstruktur
Bermain tag, lompat tali, melempar dan menangkap bola, dan apa pun yang melibatkan gerakan tubuh mereka (dan bersenang-senang melakukannya).
Menggantung
Menggunakan kayu tebal, biarkan akan bergelantung atau bahkan berayun. Bisa dilakukan di pohon atau kayu yang kuat. Aktivitas ini membangun kekuatan dan koordinasi.
Merangkak dan Berlari
Segala sesuatu mulailah dari merangkak, seperti membuat terowongan dari kain, lalu melompat dan terakhir berlari di sekitar halaman. Ini sangat bagus untuk koordinasi dan kebugaran anak.
Sumber: Parents
Terlalu Banyak Mainan Malah Bisa Lemahkan Eksplorasi Anak
Dream - Membelikan mainan untuk anak-anak jadi kepuasan tersendiri bagi orangtua. Terutama jika anak merengek sangat menginginkannya atau sudah berbulan-bulan mengharapkannya. Kita juga kerap memberikan mainan untuk menenangkan, saat ulang tahun atau hadiah kecil saat ia bersikap baik.
Tanpa disadari, rumah sudah sangat penuh mainan. Jumlahnya bahkan bisa dibilang berlebihan. Faktanya menurut penelitian, mainan lebih sedikit lebih baik bagi anak. Tim dari University of Toledo di Ohio melakukan penelitian terhadap 36 balita, usia 18 hingga 30 bulan.
Anak-anak diminta ke ruang bermain pada dua kesempatan. Pada kunjungan pertama, ruangan hanya dilengkapi empat mainan. Pada kunjungan kedua, ruangan memiliki 16 mainan.
Hasilnya, balita secara fisik menyentuh lebih banyak mainan selama kunjungan mereka kedua yang lebih banyak mainan. Sementara di kunjungan pertama, anak lebih banyak terlibat dalam aktivitas. Di sana, mereka bermain dua kali lebih lama dengan setiap item — dan bermain dengan satu item dengan lebih banyak cara.
Melemahkan Keinginan Eksplorasi
Ternyata, mainan yang lebih sedikit menuntut anak untuk lebih kreatif dan eksploratif serta memiliki lebih banyak manfaat perkembangan kognitif. Hal menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Infant Behavior and Development.
Secara perkembangan, anak-anak kecil tidak dapat membuat pilihan antara 20 atau bahkan 10 hal yang berbeda.
"Artinya, saat anak masuk ke ruang bermain yang penuh sesak, mereka bisa 'lumpuh' secara eksplorasi karena terlalu banyak pilihan. Mainan atau pengalaman yang berkualitas lebih baik dari sekadar lebih banyak," ujar Nikki Martyn, Kepala Program Edukasi di University of Guelph-Humber, Toronto
Anak jadi tak fokus saat bermain jika terlalu banyak mainan. Kemampuannya mengeksplorasi pun jadi berkurang, karena pada prinsipnya bagi anak apapun bisa dijadikan mainan. Orangtua hanya perlu memastikan barang yang dimainkan aman bagi anak.
Sumber: Todays Parent
Permainan yang Bisa Stimulasi Si Kecil Belajar Bicara, Untuk Usia 12-18 Bulan
Dream - Kemampuan bicara anak di bawah usia 1 tahun berbeda-beda. Ada yang bisa berbicara dengan cepat tapi ada juga yang lambat.
Bisa juga mengalami masalah, seperti artikulasinya kurang jelas, tak mau berbicara sama sekali atau terdengar cadel.
Stimulasi bicara sangat penting untuk anak usia 1 tahun ke atas. Ayah bunda diharapkan aktif mengajak anak bermain sambil berbicara agar kemampuan bicara si kecil berkembang dengan baik.
Bagaimana caranya? Jamie Loehr, M.D. dan Jen Meyers, penulis Raising Your Child, menyarankan kegiatan pembelajaran ini untuk anak-anak 12-18 bulan agar kemampuan berbicaranya berkembang dengan baik.
Bacakan banyak buku
"Baca, baca, baca dan baca lagi. Bisa membaca buku, poster, tulisan di televisi, kertas atau tulisan lain. Mintalah anak untuk menunjukkan benda-benda tertentu pada buku dan jelaskan nama dan fungsi benda tersebut," kata Loehr, seperti dikutip dari Parents.
Dongeng penuh ekspresi
Sediakan banyak buku dongeng dengan gambar menarik. Minta anak membalik halaman buku, lalu orangtua bisa ceritakan kisah dalam buku. Ajak anak terlibat dengan tokoh yang ada di dalam buku cerita.
"Misalnya menceritakan tentang serigala, bagaimana suaranya, berekspresi takut, dan tertawa bersama. Membuatnya terlibat dalam proses bercerita sangat menyenangkan bagi anak. Semakin banyak cerita yang dia ceritakan, semakin baik keterampilan bahasanya akan berkembang," ungkap Loehr.
Berdiskusi dan minta pendapat
Berbicaralah dengan anak seolah dia orang dewasa. Tanyakan pendapatnya, suka, dan tidak suka. Dengarkan dengan seksama ketika dia berbicara. Tanggapi dengan cara yang menunjukkan kalau kita mengerti apa yang dia katakan. Ulangi apa yang dia katakan kembali kepadanya.
"Cara ini juga mengajarkan menghargai orang lain. Tidak hanya untuk memodelkan artikulasi atau pengucapan yang sesuai tetapi juga untuk memodelkan keterampilan mendengarkan yang baik," kata Loehr.
Telepon mainan
Bermainlah menggunakan telepon mainan. Saat anak berbicara, kita dengarkan dan berbincang layaknya di telepon. Mulai dari kalimat menyapa, berbicara dan mengucap pamit di telepon. Anak juga akan tahu bagaimana berbicara dengan baik dan menjawab telepon.
Permainan yang cukup simpel tapi dampaknya luar biasa. Selamat mencoba!
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.
Baca SelengkapnyaTernyata saat bermain, anak perempuan cenderung perfeksionis dan takut gagal karena tekanan yang diberikan kepada mereka.
Baca SelengkapnyaJangan sampai anak remaja terlalu dibebankan dengan kegiatan les dan akademik.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda tiga konsep yang selalu dilakukan di Swedia dalam mengasuh anak.
Baca SelengkapnyaNasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.
Baca SelengkapnyaVera mengingatkan orangtua untuk melatih anak-anaknya membuat pilihan untuk hidupnya sendiri.
Baca SelengkapnyaAnak yang cerdas secara emosi artinya mampu mengenali, merasakan dan mengelola emosinya.
Baca SelengkapnyaBegadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca Selengkapnya