Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi, Ini Risiko yang Mungkin Muncul

Sekolah Tatap Muka Saat Pandemi, Ini Risiko yang Mungkin Muncul Ilustrasi

Dream - Tahun ajaran baru 2021 Juli mendatang, pemerintah rencananya akan membuka sekolah. Sejumlah aturan dan protokol kesehatan mulai disiapkan sejak hari ini. Antara lain para murid akan masuk sekolah maksimal dua kali dalam satu minggu dan maksimal 2 jam.

Situasi pandemi memang belum sepenuhnya terkendali. Belum lagi adanya varian virus Covid-19 baru yang lebih agresif. Vaksin Covid-19 untuk anak-anak usia 17 tahun ke bawah juga belum tersedia.

Dokter Adam Prabata, dokter yang juga PhD Candidate Medical Science di Kobe University, lewat akun Instagram resminya memaparkan sejumlah risiko yang mungkin muncul jika sekolah dibuka saat pandemi belum terkendali. Hal yang pertama adalah perkiraan angka kematian anak.

"Perkiraan CFR (case fatalitiy rate) atau rasio anak yang meninggal akibat Covid-19 dibandingkan dengan total kasus Covid-19 pada anak di Indonesia 0,26%," tulis Adam.

 

Cakupan Vaksinasi Guru Masih Rendah

Risiko kematian tinggi bila anak mengalami Covid-19 berat dan memiliki komorbid. Pasalnya, menurut data sebanyak 40% anak yang didiagnosis Covid-19 di RSCM (mayoritas kondisi berat atau kritis) meninggal dunia. Adam memperingatkan perlu hati-hati pada anak dengan komorbid karena lebih berisiko mengalami sakit berat jika terkena Covid-19. Hal lain yang harus diwaspadai adalah Long Covid-19.

"Data dari Thomson,2021 sebanyak 12,9-14,5 % anak usia 2-16 tahun masih bergejala hingga 5 minggu setelah terkena Covid-19. Lebih dari 1200 anak yang terdata di Inggris dengan long covid-19 jumlahnya terus meningkat," ungkap dr. Adam.

Cakupan vaksinasi guru juga belum 100 persen. Menurut data, secara nasional vaksinasi Covid-19 guru baru sekitar 28% per 31 Mei.

"Pelaksanaan kembali sekolah tatap muka berpotensi memunculkan risiko penularan Covid-19 pada anak. Persiapan dan pelaksanaan protokol kesehatan yang sebaik-baiknya perlu dilakukan oleh sekolah dan negara untuk meminimalisir risiko terebut," tulis Adam.

Sumber: dr. Adam Prabata 

Peringatan Penting Ketua IDAI Jika Anak Kembali Masuk Sekolah

Dream - Rencana sekolah kembali dibuka pada tahun ajaran baru mendatang kini tengah disiapkan. Beberapa sekolah untuk mulai melakukan simulasi dengan menerapkan protokol kesehatan.

Anak-anak datang ke sekolah dan yang masuk ke kelas hanya setengah dari jumlah total siswa. Syarat penting sekolah dibuka adalah guru dan tim di sekolah harus sudah divaksinasi Covid-19.

Terkait hal ini, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah memberikan rekomendasi untuk menunda pembukaan sekolah. Alasan utamanya adalah ditemukannya new variant of coronavirus sejak Maret 2021, cakupan imunisasi Covid-19 di Indonesia yang belum mencapai target.

Profesor Aman Pulungan, Ketua IDAI, menegaskan jika memang sekolah tatap muka dilakukan, maka ada sejumlah syarat ketat yang harus dipenuhi. Keamanan dan kesehatan anak-anak adalah yang utama.

"IDAI bersedia mengajarkan sekolahnya bagaimana harusnya. Misalnya kalau ada sekolah dalam ruangan di pake HEPA filter, tadi ada orang dari salah satu persatuan orangtua murid tanya sama saya, ternyata sekolahnya luas halamannya, nah buka saja di luar sekolahnya. Ada syarat lain lagi, gurunya semua harus divaksin," ungkap Prof Aman, dalam Live Instagram beberapa waktu lalu bersama dr. Tiwi.

 

Pesan Penting Bagi Orangtua

Profesor Aman juga mengungkap kondisi sekolah di Australia dan Singapura yang mulai dibuka saat pandemi. Setelah dibuka, sekolah di Australia muncul 18 kasus positif Covid-19 pada murid dan 9 guru.

"Mereka sekolahnya pakai CCTV. Terpantau tertular dari mana. Sekolah di Indonesia bisa gak? Singapura juga seperti itu, awal sekolah sampai keluar pakai CCTV," ungkap Prof Aman.

Ia juga mensyaratkan jika ada satu kasus positif di sekolah setelah dibuka maka harus dilakukan PCR pada semua yang kontak pada hari itu. Ada langkah prosedur yang harus disiapkan jika terjadi penularan di sekolah. Ada lagi satu pesan yang diingatkan Profesor Aman pada orangtua yang mengirimkan anaknya ke sekolah saat pandemi.

"Bukan hanya cuci tangan, pakai masker. Satu lagi saya titip anak yang mau sekolah, orangtua harus tahu dr, dokter anak yangg harus dihubungi kalau ada apa-apa. UKS (Unit Kesehatan Sekolah) juga harus dibuka, harus lengkap," pesan Prof Aman.

Pandemi Covid-19 Bikin Anak Berisiko 'Malnutrisi Sosial'

Dream - Bagi banyak orangtua, salah satu efek dari pandemi Covid-19 yang cukup merisaukan bukan hanya risiko penularan tapi juga soal kesehatan mental anak. Khususnya, karena akses anak bertemu banyak orang untuk belajar bersosialisasi jadi sangat minim.

Anak harus belajar di sekolah, tak ada interaksi dengan teman dan guru secara tatap muka. Memang, masih bisa berkomunikasi melalui teknologi, tapi tak ada yang mampu menggantikan proses belajar dari sentuhan, kontak mata dan pengalaman langsung.

Ontario Medical Association (OMA), Kanada baru saja membahas dampak jangka panjang pandemi pada kesehatan fisik dan mental anak-anak. Salah satu risiko yang muncul karena pandemi pada anak adalah 'malnutrisi sosial'.

"Penghentian dan pembelajaran virtual telah menghilangkan rutinitas dan struktur dari rutinitas anak, dan menyebabkan isolasi sosial. Kami menciptakan istilah malnutrisi sosial," kata Saba Merchant, dokter anak dan pemilik Klinik Maple Kidz di Vaughan, Ontario, dikutip dari Today Parents.

 

Kesehatan Mental Anak

Menurut Merchant, isolasi ini telah menyebabkan penurunan kesehatan mental anak, perkembangan sosial dan mental, perkembangan kognitif, dan bahkan perkembangan bahasa sampai batas tertentu.

Risikonya bahkan lebih tinggi pada anak-anak dengan masalah perkembangan saraf yang sudah ada sebelumnya seperti autisme, ADHD dan ketidakmampuan belajar, atau anak-anak dari keluarga yang menghadapi tekanan finansial, penyalahgunaan zat atau riwayat masalah kesehatan mental.

“Dalam setahun terakhir, saya telah melihat kasus kecemasan, depresi, pikiran untuk bunuh diri, kurang perhatian, obesitas, gangguan makan, obsesi, kompulsif — dan daftarnya terus berlanjut,” kata Merchant.

Ia juga mengungkap bahwa beberapa anak tertinggal secara akademis dan sosial "setidaknya satu tahun". Meski begitu, dia merasa masalah kesehatan mental akan menjadi hal yang butuh waktu lebih lama untuk sembuh.

 

Tanda Kecemasan Anak

Daniel Rosenfield, spesialis pengobatan darurat anak di Rumah Sakit Anak Sakit di Toronto, sependapat. Sebuah laporan oleh Sick Kids Kanada awal tahun ini menemukan sekitar 40 persen anak melaporkan kecemasan.

"Pada tahun lalu, kami melihat peningkatan 25 persen dalam upaya bunuh diri di bagian gawat darurat dan saya tahu rumah sakit lain di seluruh negeri telah melihat hal yang sama," katanya.

Orang tua dan pengasuh perlu menyesuaikan diri dengan tanda peringatan potensial. Perubahan apa pun dalam rutinitas dan perilaku anak akan menjadi tanda bahaya. Tanda-tanda yang harus diperhatikan antara lain perubahan pola tidur, pola makan, suasana hati, atau kurangnya minat pada hobi atau berhubungan dengan teman dalam waktu lama.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

Berjalan-jalan di alam terbuka memiliki tantangan tersendiri. Kamu pun bisa terpapar risiko penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya
Miris,  Murid SD di Cilacap Sampai Jalan Jongkok di Jembatan Rusak untuk ke Sekolah

Miris, Murid SD di Cilacap Sampai Jalan Jongkok di Jembatan Rusak untuk ke Sekolah

Anak-anak tampak menyusur jembatan yang sudah rusak sambil merangkak dan sangat berisiko.

Baca Selengkapnya
Ngakak! Tak Sengaja Tertinggal dalam Mobil dan Kejemur Lama, Emak-emak Syok Lihat Sepatu Anaknya Jadi Kecil Sebelah

Ngakak! Tak Sengaja Tertinggal dalam Mobil dan Kejemur Lama, Emak-emak Syok Lihat Sepatu Anaknya Jadi Kecil Sebelah

Akibat dari sembarangan meninggalkan sandal anak dalam mobil menjadi pelajaran berharga bagi emak-emak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.