Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sederet Perubahan Fisik Pada Ibu Setelah Melahirkan

Sederet Perubahan Fisik Pada Ibu Setelah Melahirkan Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Hamil membuat ibu mengalami perubahan fisik yang sangat drastis dalam hitungan bulan. Bukan hanya yang tampak dari luar, tapi juga di dalam. BEgitu pun setelah melahirkan.

Setelah bayi keluar, tak lantas semua kondisi tubuh ibu jadi seperti semula. Ada perubahan signifikan pada tubuh ibu setelah melahirkan. Dokter Ivan M Sondakh, Sp.OG, dari Klinik Health360 Indonesia, memberikan penjelasan apa saja perubahan yang dialami ibu pasca persalinan

1. Vagina, hymen, otot pelvis
Vagina pasca melahirkan akan sedikit melebar tapi nantinya akan berangsur-angsung kembali ke keadaan normal. Vagina akan kembali sekitar 3 minggu setelah melahirkan.

“Ukurannya dan otot-otot dalam vagina akan berkontraksi sehingga ukurannya tidak akan seperti saat lahiran,” kata dr. Ivan dalam sebuah acara beberapa waktu lalu.

2. Dinding perut
“Dinding wanita saat hamil akan sedikit membesar, nah tapi nantinya dinding perut ini akan berangsur-angsur kembali sedia kala,” ujar dr. Ivan.

Dinding perut yang kendor, sebagian akan kembali jadi tidak perlu cemas akan hal ini. Hanya perlu perawatan khusus saja dalam mengembalikan dinding perut ke kondisi semula.

 

 

Kulit, Rambut dan Payudara

3. Kulit
Pada saat hamil dan setelah melahirkan akan terjadi perubahan pada kulit, terutaam kulit perut. Kulit perut akan tertarik melebar saat hamil dan saat melahirkan akan mengempes sehingga terjadi strechmark atau yang biasa disebut striea gravidarum (garis-garis pada perut yang akan menetap).

4. Rambut
Pada saat setelah melahirkan rambut akan banyak rontok sekitar 5 bulan setelah kelahiran. Oleh karenannya rambut aka menajdi sangat tipis.

5. Payudara
Tak dipungkiri, payudara kan sangat berubah pascara persalinan. Ukurannya membesar karena produksi aisr susu. Belum lagi rasa sakitnya di awal menyusui, hal ini juga harus dihadapi ibu.

“Ibu akan meng-ASI-hi, ASI biasa akan menjadi patokan, kok banyak, atau kok sedikit, kalau ibunya kadang-kadang setres, bisa jadi masalah juga,” kata dr. Ivan.

Pengeluaran ASI harus di kontrol tidak boleh terlalu sering atau terlalu lama karena dapatt mempengaruhi saluran ASI ibu. Setidaknya setiap 2 jam sekali lakukan pemompaan ASI agar produksi ASI lancar dan payudara tidak lecet.

Laporan: Josephine Widya

Ternyata Ini Penyebab Ibu Kerap Menggigil Setelah Melahirkan

Dream - Merasa dingin luar biasa, lemas, hingga gemetar dan tak bisa mengontrolnya jadi salah satu keluhan yang kerap dialami ibu hamil. Kondisi ini sering disebut menggigil.

Menggigil setelah melahirkan disebut sebagai postpartum shivering atau postpartum chills. Menurut dr. Atika dari KlikDokter, kondisi pascapersalinan ini bukan masalah besar dan tidak perlu dikhawatirkan.

"Menggigil setelah melahirkan itu normal karena tubuh kehilangan cairan dan kehilangan panas, mungkin bisa sampai kedinginan," ungkap dr. Atika.

Diwartakan dari Mommy Labor Nurse, kehilangan darah saat melahirkan juga bisa menjadi penyebab ibu menggigil. Sebab, darah yang beredar di pembuluh darah tubuh manusia memiliki sifat yang hangat.

Saat kehilangan darah dalam jumlah banyak, suhu tubuh ibu dan sirkulasi sistemiknya menjadi rendah. Hal inilah yang diyakini membuat ibu merasa kedinginan karena sirkulasi darahnya tidak sebaik seperti sebelum melahirkan.

 

 

Waspada Jika Disertai Demam

Dilansir dari Cleveland Clinic, setelah menjalani persalinan operasi caesar atau normal, ibu tetap bisa menggigil setelah melahirkan. Kondisi kedinginan bisa terjadi beberapa jam setelah melahirkan dan menjelang akhir persalinan. Ibu pun dapat menggigil meskipun berada di ruangan yang suhunya hangat.

Kendati dianggap sebagai hal normal, ada beberapa kondisi menggigil yang harus ibu waspadai. Perhatikan jika menggigil yang dialami ibu mirip saat terkena flu, disertai demam, atau berbarengan dengan timbulnya rasa nyeri.

"Kalau sudah ada gejala lainnya menyertai, itu bukan menggigil yang normal. Bila disertai dengan gejala gejala lain, misalnya seperti nyeri di otot, nyeri sendi, mengalami bersin-bersin atau ada ingus, itu bisa menjadi tanda-tanda infeksi virus,” jelas dr. Atika.

Pastikan ibu berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami beberapa gejala lainnya. Sebab, itu bisa membahayakan kondisi kesehatan ibu yang sedang dalam masa pemulihan. Selengkapnya baca di sini.

6 Bulan Pasca Melahirkan Hormon Baru Kembali Normal

Dream - Segera setelah dua garis merah muda itu muncul pada tes kehamilan, hormon ibu mendapatkan 'pesan' bahwa ada sesuatu yang berbeda. Progesteron dan human chorionic gonadotropin (hCG) mulai memompa untuk memberi sinyal pada tubuh untuk menghentikan produksi pada periode menstruasi berikutnya, dan mulai membentuk kelompok sel itu menjadi janin.

Seperti yang mungkin sudah ketahui, saat hormon mulai bekerja, ibu akan mengalami gejala awal kehamilan seperti mual, kelelahan, dan nyeri payudara. Saat kehamilan berlanjut, tubuh kita menghasilkan estrogen dan progesteron dalam jumlah yang luar biasa.

"Kedua hormon ini adalah kunci untuk menciptakan dopamin dan serotonin, dua neurotransmiter di otak yang penting untuk merasa tenang dan bahagia," ujar Aumatma Shah, spesialis kesuburan dan dokter naturopati di Pusat Kesuburan Holistik Bay Area, dikutip dari Parents.

 

Perubahan Hormon

Inilah sebabnya mengapa banyak wanita merasa luar biasa saat hamil. Kehamilan menawarkan lonjakan hormon dan neurotransmiter yang membantu kita merasa hebat. Nah, hormon berubah drastis setelah melahirkan.

Salah satunya menyebabkan emosi yang menggila setelah melahirkan. Berikut ini tahapannya dan hormon cenderu stabil setelah 6 bulan setelah melahirkan.

Hormon pada 3 hingga 6 minggu setelah melahirkan
Setelah beberapa minggu pertama berlalu, ibu mungkin mulai merasakan emosi seperti rollercoaster, ibu pun kurang tidur. Tiga minggu pertama adalah sedikit gangguan tidur dan emosi karena sistem hormon sebagian besar berjalan pada aktivasi adrenalin untuk menggerakkan ibu sepanjang hari.

Sekitar enam minggu, katanya, gejala depresi pascapersalinan mungkin mulai terlihat karena hormon pasca melahirkan yang positif terus memudar. Perubahan yang harus diperhatikan dengan seksama adalah tidak ingin mandi, takut meninggalkan bayi dengan orang lain, tidak bisa tidur nyenyak karena terus memeriksa bayi, dan kurangnya keinginan untuk hal lain seperti makan, minum, berada di sekitar orang, serta meninggalkan rumah.

 

Hormon 3 bulan setelah melahirkan

Tiga bulan setelah melahirkan, ibu mungkin memiliki rutinitas yang ditetapkan untuk bayi. Namun hormon tiga bulan pascapersalinan masih bekerja keras agar bisa kembali normal setelah lahir.

"Sekitar dua hingga tiga bulan pascapersalinan, hormon mulai kembali ke tingkat sebelum kehamilan. Namun, seringkali kortisol meningkat karena banyak penyebab stres yang baru karena memiliki bayi yang masih kecil," ujar Shah.

Kurang tidur berkontribusi pada peningkatan kadar kortisol atau hormon stres. Perubahan hormon pascapartum ini terkadang dapat berdampak negatif pada suasana hati.

 

Hormon 6 bulan pasca persalinan

Perubahan terbesar yang terjadi pada hormon setelah enam bulan pascapersalinan adalah penurunan hormon prolaktin, yang merupakan hormon pembuat susu. Hormon ini tetap tinggi saat menyusui.

Ketika bayi mulai belajar makan, hormon prolaktin akan turun. Bahkan jika ibu terus menyusui melewati batas enam bulan. Permintaan bayi akan susu kemungkinan besar masih diatur dengan baik pada titik ini.

Kapan hormon kembali normal?
Enam bulan pascapersalinan adalah perkiraan yang baik kapan hormon akan kembali normal. Ini juga terjadi saat ibu mengalami menstruasi pertama setelah melahirkan. Pada enam bulan, perubahan hormonal pascapartum dalam estrogen dan progesteron harus disetel ulang ke tingkat sebelum kehamilan.

Hormon kesuburan juga sudah mulai aktif, yang akan memicu siklus menstruasi lagi. Dalam masa ini ada kemungkinan ibu hamil lagi jika tak menggunakan kontrasepsi.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya

Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya

Jangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.

Baca Selengkapnya
Penampakan Dapur di Rumah Ucok Baba, Ternyata Kondisinya…

Penampakan Dapur di Rumah Ucok Baba, Ternyata Kondisinya…

Sebelum terkenal seperti sekarang, Ucok Baba pernah hidup pas-pasan

Baca Selengkapnya
Perawatan Penting Kulit Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Iritasi

Perawatan Penting Kulit Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Iritasi

Kulit si kecil rentan mengalami iritasi dan ruam karena suhu maupun bahan-bahan tertentu. Jangan sampai tumbuh kembangnya terganggu karena masalah kulit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Pria ini malah ingat mantan selepas operasi, pas sadar ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.

Baca Selengkapnya
Siapkan Tubuh Biar Fit Saat Mudik, Cek Kesehatan dan Konsumsi Vitamin

Siapkan Tubuh Biar Fit Saat Mudik, Cek Kesehatan dan Konsumsi Vitamin

Perjalanan mudik bisa dibilang sangat melelahkan, apalagi jika jaraknya sangat jauh. Pastikan tubuh selalu fit.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Beda Usia, Ternyata Beda Cara Perawatan Gigi Anak

Beda Usia, Ternyata Beda Cara Perawatan Gigi Anak

Jaga kesehatan gigi dan gusi si kecil sejak dini agar tidak bermasalah di kemudian hari.

Baca Selengkapnya