Sarung Tangan Pada Bayi Tak Terlalu Diperlukan, Ketahui Alasannya
Dream - Bayi baru lahir begitu mungil dan ringkih. Para ibu bahkan sampai khawatir menggendongnya karena si bayi begitu kecil. Bayi yang terbiasa dalam kondisi hangat, saat keluar dari rahim ibu harus merasakan dinginnya angin dan udara.
Hal ini tentunya membuat takut para ibu. Untuk itu, banyak yang mengenakan sarung tangan dan sarung kaki pada bayi yang baru lahir. Tak hanya itu, kuku bayi biasanya dalam kondisi panjang dan tajam.
Seringkali bayi mengucek mata dan memegang-megang pipinya sendiri, sampai membuat luka. Demi menghindarinya, pemakaian sarung tangan dan kaki pun jadi solusi. Rupanya, hal itu tak sepenuhnya tepat.
Menurut dr. Tiwi, seorang dokter spesialis anak, penggunaan sarung tangan pada bayi sebenarnya tak terlalu perlu. Jika memang ingin dipakai, cukup di awal kehidupannya saja.
"Kalau bayi sudah beradaptasi dg lingkungan, lepas saja lebih baik. Bayi sering membuat gerakan yg mengarahkan tangannya ke mulutnya pada saat ingin minum. Dalam kandungan seringkali kita lihat melalui USG, tangannya dekat mulutnya. Posisi tangan dekat mulutnya juga menenangkannya," ungkap dr Tiwi, di akun Instagramnya.
Merangsang Perkembangan Otak Bayi
Sentuhan langsung ke kulit, sebenarnya sangat bermanfaat bagi bayi. Tak heran kalau dr. Tiwi menyarankan untuk tak lagi mengenakan sarung tangan saat bayi memasuki usia 2 atau 3 minggu.
"Kalau sudah usia 1,5-2 bulan sarung tangan lepas saja yaa atau mau dilepas sejak minggu ke 2-3 juga gak apa2. Usia 1,5-2 bulan penglihatan bayi semakin jelas melihat. Nah kalau disarungin terus tangan bayi jadi melihat jari nya seperti “sarung tinju” ya?. Di otaknya juga ada bagian yang bila tangannya tersentuh akan merangsang bagian otak yg mensyarafi tangan itu," tulisnya.
Jika memang udara terasa dingin dan si kecil tertidur, tak masalah jika ingin memakaikan sarung tangan. Namun jangan selalu menutup tangannya dengan sarung. Biarkan si kecil bereksplorasi dengan indera peraba di tangan dan jemarinya.
Usia Aman Bayi Baru Lahir untuk Diajak Jalan ke Luar Rumah
Dream - Setelah melahirkan, ibu cenderung bakal menghabiskan waktu seharian di rumah mengurus bayi. Ada kalanya muncul rasa bosan dan suntuk. Muncul keinginan untuk jalan-jalan menikmati udara segar.
Sayangnya, bayi baru lahir sangat rentan jika diajak jalan-jalan ke luar rumah apalagi ke area publik. Hal ini karena daya tahan tubuh bayi baru lahir masih sangat lemah. Udara kotor atau cuaca yang terlalu panas dan dingin bisa memicu masalah kesehatan pada bayi.
Membawa bayi ke luar membutuhkan banyak pertimbangan. Berada di luar rumah bisa membuat bayi terpapar berbagai macam hal seperti sinar matahari, debu, asap dan masih banyak lagi.
Sistem Kekebalan Tubuhnya Masih Lemah
Para ahli mengungkapkan jika bayi yang baru lahir belum memiliki sistem kekebalan tubuh sempurna. Bayi sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, virus dan bakteri. Seiring dengan bertambahnya usia bayi, ini akan membuat sistem kekebalan tubuhnya meningkat dan sempurna.
Sebaiknya bayi mulai dikenalkan dengan dunia luar saat usianya mencapai 2 sampai 3 bulan. Pada usia ini bayi dipercaya sudah memiliki sistem kekebalan tubuh cukup baik. Kalau pun ingin membawa bayi ke luar rumah sejak usianya sedini mungkin, usahakan membawa bayi di pagi hari tidak kurang dari jam 6 dan tidak lebih dari jam 9.
Bisa membawanya ke rumah tante, eyang atau kerabat, hindari tempat yang terlalu ramai. Jika masih berusia di bawah 1 bulan, sebaiknya pergi dengan jarak yang tak terlalu jauh atau terlalu lama.
Laporan: Mimi Rohmitriasih/ Sumber: Fimela
Bikin Tenang, Lakukan Pijat Pada Bayi Secara Rutin
Dream - Memijat tubuh jadi salah satu cara untuk meredakan kelelahan, rasa pegal, meningkatkan relaksasi dan membuat tidur jadi lebih nyenyak. Tak heran kalau pijat dianjurkan bukan hanya dilakukan pada orang dewasa, tapi juga anak dan bayi.
Bagi bayi dan anak-anak, pijatan lembut yang dilakukan orangtua memiliki segudang manfaat. Bukan hanya pada kondisi fisik tapi juga psikologis.
"Pijat bayi yang dilakukan oleh orangtua sangat penting untuk meningkatkan hubungan dan ikatan," ujar Tiur Hutagalung, IAIM International Trainer dalam acara My Baby Momversity, Jakarta Pusat, Kamis 5 Desember 2019.
Pijat bayi bisa dilakukan setelah bayi berusia 40 hari. Pastikan pemijatan dilakukan oleh terapis yang terlatih dan bersertifikat.
Turunkan Level Stres
Tentunya, cara melakukan pijat bayi berbeda dengan pijatan pada umumnya yang membutuhkan tekanan. Pijatan bayi dilakukan dengan lebih rileks agar dapat menurunkan tingkat stres.
"Jadi, nggak harus dengan tekanan dan nggak boleh nangis. Sehingga, bayi pun lebih rileks dan tidak stres," tambahnya.
Saat dipijat, bayi akan merasa lebih tenang dan tersenyum. Hal tersebut dapat memicu hormon cinta pada orangtua, yaitu oksitosin. Setelahnya, bayi akan lebih mudah tertidur.
"Begitu bayi lahir, kan dia bingung antara siang dan malam. Pijatan bisa membantu dia synchronize kehidupan dari dalam perut. Dia juga akan lebih banyak minum. Saat tidur, hormon pertumbuhannya keluar. Jadi, pertumbuhannya bisa lebih optimal," ungkap Tiur.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak sebenarnya harus dilatih dan dibiasakan untuk menenangkan diri jelang tidur atau ketika terbangun.
Baca SelengkapnyaDari sisi kesehatan anak, rupanya juga ada syarat bagi ibu menyusui untuk berpuasa.
Baca SelengkapnyaJika curiga anak menelan benda asing, jangan tunda untuk segera memeriksakannya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.
Baca SelengkapnyaTidur dengan lampu menyala juga membuat anak cenderung terbangun bukan dengan rasa segar.
Baca SelengkapnyaJika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.
Baca SelengkapnyaSambil menunggu jadwal dokter gigi, coba manfaatkan bahan-bahan yang ada di dapur.
Baca SelengkapnyaRasa nyeri hebat di payudara karena lecet pastinya sangat menyiksa bagi ibu menyusui.
Baca SelengkapnyaBegadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca Selengkapnya