Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Risiko Cedera yang Muncul Setelah Melahirkan Normal

Risiko Cedera yang Muncul Setelah Melahirkan Normal Pemeriksaan Ibu Hamil/ Foto: Shutterstock

Dream - Ibu yang berencana untuk menjalani persalinan secara normal, sangat dianjurkan untuk melakukan persiapan fisik dan mental. Tentunya juga harus di bawah pengawasan tenaga medis yang profesional.

Penting diingat, meskipun persalinan dilakukan secara normal, risiko selalu ada. Salah satunya adalah cedera lahir pada ibu yang baru saja bersalin. Dikutip dari KlikDokter, menurut dr. Arina Heidyana, cedera lahir dapat terjadi karena banyak faktor.

Antara lain karena kondisi bayi yang terlalu besar atau bentuk tulang panggul ibu yang kurang optimal. “Cedera lahir juga bisa terjadi akibat posisi bayi yang sulit atau persalinan dengan menggunakan alat bantu,” kata dr. Arina.

Faktor lain yang dapat menyebabkan cedera lahir pada ibu adalah persalinan sangat cepat atau terlalu lama. Adanya komplikasi saat melahirkan juga bisa menyebabkan kondisi tersebut.

Cedera lahir pada ibu terbagi menjadi 2 kategori utama, yaitu:

 

 

1. Cedera Daerah Perineum

Robekan perineum dan episiotomi. Sekitar 3 dari 4 wanita yang melahirkan mengalami robekan atau luka operasi pada area di antara vagina dan anus (perineum).
Saraf di daerah perineum dapat rusak saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan kondisi penyakit yang disebut neuralgia pudendal. Wasir atau ambeien merupakan pembengkakan pembuluh darah di sekitar anus, yang mungkin dirasakan penderitanya sebagai benjolan.

 

 

2. Cedera Dasar Panggul

Hampir dari setengah wanita yang melahirkan secara normal mengalami perubahan permanen pada dasar panggul, karena peregangan atau robekan yang berlebih.
Prolaps panggul, yang terjadi jika otot bagian tersebut rusak atau melemah sehingga organ di sekitarnya dapat turun ke area vagina. Hal ini bisa menyebabkan masalah kandung kemih dan usus.

Pada kasus-kasus tertentu, cedera lahir mungkin harus diatasi dengan tindakan jahitan serta pemberian obat anti nyeri untuk mengurangi keluhan. Pada kondisi cedera lahir yang lebih khusus, ibu juga mungkin perlu mendapatkan perawatan fisioterapi di bawah pengawasan ahli. Selengkapnya baca di sini.

Sakit Pinggang Saat Hamil yang Bisa Jadi Pertanda Bahaya

Dream - Keluhan sakit pinggang pada ibu hamil cukup sering terjadi. Terutama ketika memasuki trimester tiga kehamilan, ketika janin sudah semakin besar. Bobot bertambahn dan punggung mendapat beban yang lebih dari biasanya.

Tak heran kalau tulang dan otot punggung terasa nyeri. Untuk meredakan nyeri punggung, biasanya ibu hamil diminta untuk banyak melakukan peregangan. Tidur dengan menaruh bantal di punggu serta kaki, atau mandi air hangat.

Biasanya, rasa pegal dan nyeri akan sedikit mereda. Sakit punggung pada ibu hamil sebenarnya tak berbahaya, tapi ada beberapa kondisi jika sakit tersebut disertai keluhan lain, tak boleh dianggap sepele.

"Komunikasikan dengan dokter jika sakit punggung yang muncul sangat menggangu. Harus terbuka dengan dokter, jangan ragu untuk berkonsultasi," kata Mary Rosser, M.D., Ph.D., seorang dokter obstetri dan ginekologi di Montefiore Medical Center New York.

Sakit punggung saat hamil bisa jadi tanda bahaya bila disertai beberapa masalah berikut. Apa saja?

 

Mengalami pendarahan dan kontraksi

Terkadang sakit punggung adalah tanda bahwa sesuatu yang serius sedang terjadi. Di antara penyebab nyeri punggung kehamilan yang paling mengkhawatirkan adalah persalinan prematur.

Dokter Rosser menyarankan untuk memperhatikan rasa sakit yang "baru" dan "siklus", yang bisa menjadi tanda kontraksi rahim, bersama dengan pendarahan vagina atau perubahan keputihan yang dapat mengindikasikan masalah plasenta atau ketuban pecah dini. Coba istirahat sebentar, jika keluhan terus terjadi segera konsultasi dengan dokter.

 

Demam

Demam, bila disertai dengan nyeri di punggung bagian bawah atau di sepanjang sisi punggung antara tulang rusuk dan pinggul, bisa menjadi tanda infeksi ginjal atau kandung kemih yang memerlukan perhatian segera. Termasuk mendapat pengobatan dengan antibiotik.

Dokter Rosser mengingatkan dua infeksi tersebut sangat berbahaya bagi ibu hamil dan harus segera diatasi. Misalnya disertai buang air kecil yang menyakitkan, darah dalam urin, kedinginan, atau demam, ini mungkin merupakan tanda-tanda masalah ginjal atau saluran kemih. Jangan tunda untuk segera periksa ke dokter.

Mati Rasa

Meskipun penyebab mati rasa biasanya bukan kondisi yang lebih mengkhawatirkan, seperti persalinan prematur, itu bisa menandakan kompresi saraf sciatic atau saraf lain yang menghubungkan tulang belakang ke tubuh bagian bawah dan daerah panggul. Nyeri saraf sciatic umum terjadi selama kehamilan.

Ibu hamil mungkin membutuhkan fisioterapi jika memang nyeri tersebut sangat hebat. Terutama bila mengalami mati rasa, kesemutan, atau rasa sakit yang tajam di bokong atau kaki.

Sumber: Parents

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pria dengan Payudara Bergelambir Lebih Berisiko Meninggal di Usia Muda

Pria dengan Payudara Bergelambir Lebih Berisiko Meninggal di Usia Muda

Payudara pria yang bergelambir ini juga menandakan risiko kesehatan.

Baca Selengkapnya
9 Seleb yang Berani Hadapi Risiko Melahirkan di Usia 40 Tahun, Ada yang Pendarahan hingga Koma

9 Seleb yang Berani Hadapi Risiko Melahirkan di Usia 40 Tahun, Ada yang Pendarahan hingga Koma

Melahirkan di usia 40 tahun memiliki risiko cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Bahaya Terlalu Sering Mengucek Mata, Bisa Picu Masalah Kornea

Mengucek mata bisa disebabkan beberapa hal. Ketahui penyebabnya agar bisa terhindar dari kebiasaan yang justru memperburuk kesehatan mata.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

Berjalan-jalan di alam terbuka memiliki tantangan tersendiri. Kamu pun bisa terpapar risiko penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya