Remaja Butuh Tidur Cukup, Berdampak Besar Pada Fisik dan Mentalnya
Dream - Jangan sepelekan gangguan tidur pada remaja. Terutama anak remaja yang kurang jam tidur dan selalu mengantuk di sekolah.
Rupanya menurut penelitian secara global, ada kecenderungan "epidemi kurang tidur" secara global pada remaja dan akan memiliki dampak kesehatan jangka panjang.
Jadi, berapa lama waktu tidur yang benar-benar dibutuhkan remaja? Hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa remaja masih dalam proses pertumbuhan tumbuh dan otak mereka masih berkembang.
Kondisi itu membuat mereka membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa. Remaja juga memiliki ritme tidur dan bangun yang berbeda dan melepaskan melatonin (hormon alami untuk mempersiapkan tidur).
Ini berarti kantuk malam lebih lama terjadi dan mereka cenderung tidur telat dan mengantuk di pagi hari. Tentu saja, mereka masih harus bangun pagi untuk sekolah.
Teman sebaya juga jadi hal yang sangat mempengaruhi remaja. Tuntutan sosial yang meningkat - dalam bentuk obrolan online, jejaring sosial, dan penelusuran web - bergabung dengan tekanan akademis yang lebih besar ketika anak-anak memasuki sekolah menengah. Pada usia ini, orangtua juga cenderung kurang mengontrol waktu tidur remaja.
Usahakan Tidur 8 Hingga 10 Jam
Para ahli meninjau 864 makalah yang meneliti hubungan antara durasi tidur anak dan kesehatan. Mereka menyarankan bahwa mereka yang berusia antara 13 dan 18 tahun harus tidur delapan hingga 10 jam per 24 jam secara teratur untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
Bukan hanya kesehatan fisik tapi juga psikologis. Penelitian di seluruh dunia menunjukkan bahwa dalam 53 persen remaja tidur kurang dari delapan jam per hari.
Sebuah laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa hanya lima persen remaja di Amerika Serikat yang memenuhi rekomendasi untuk tidur, aktivitas fisik, dan screen time.
Aktivitas Otak
Penting diketahui banyak hal aktivitas yang terjadi pada otak remaja karena tahap perkembangannya. Selama masa remaja, ada perubahan besar pada pemikiran, emosi, perilaku dan hubungan interpersonal.
Perubahan pada koneksi otak berkontribusi pada peningkatan kemampuan berpikir dan perubahan pensinyalan otak. Pergeseran keseimbangan antara sistem otak menciptakan periode di mana remaja dapat mengambil risiko yang meningkat atau terlibat dalam pencarian pencapaian/ kesenangan yang lebih banyak.
Respons Stres
Remaja lebih banyak bereaksi terhadap stres dan sistem respons stresnya semakin matang. Hormon seks memengaruhi neurotransmiter di otak mereka dan meningkatkan reaktivitasnya terhadap stres. Ketika waktu tidurnya kurang, hal ini akan berdampak pada kondisi psikologisnya.
Jadi, usahakan untuk selalu memeriksa waktu tidur remaja. Bila anak mengalami masalah tidur, segera cari solusinya, jangan dibiarkan.
Sumber: Todays Parent
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting bagi orangtua untuk tahu kalau anak remaja kadang butuh lebih banyak tidur daripada yang kita sadari.
Baca SelengkapnyaTernyata, tidur berlebihan dapat berhubungan dengan masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Berikut adalah beberapa penyebab tidur berlebih.
Baca SelengkapnyaTubuh yang lelah tidak menjamin kamu lebih mudah tertidur di malam hari. Kondisi mental ternyata bisa jadi penyebab kamu sulit tidur meski sudah lelah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pola tidur tersebut bukan hanya sebuah kebiasaan unik, tapi juga menjadi strategi vital mereka.
Baca SelengkapnyaSebuah studi menunjukkan bahwa orang dengan obstructive sleep apnea (OSA) yang tidur kurang dari 7 jam semalam memiliki risiko kematian lebih tinggi. Yuk, cek!
Baca SelengkapnyaKebiasaan tidur tertentu bisa menyebabkan penuaan dini. Hindari kebiasaan tersebut untuk mencegah munculnya kerutan atau tanda penuaan lainnya.
Baca SelengkapnyaAda saja yang lebih menyukai tidur dengan posisi tengkurap. Namun, apakah itu baik untuk tubuh?
Baca SelengkapnyaInsomnia atau kebiasaan begadang di malam hari sulit diatasi. Coba terapkan beberapa kebiasaan ini agar mudah tidur lebih cepat.
Baca SelengkapnyaKondisi ini tentunya sangat menyiksa, bukan hanya fisik tapi juga mental.
Baca Selengkapnya