Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rawat Inap Anak karena Omicron Rekor Tertinggi di 4 Negara

Rawat Inap Anak karena Omicron Rekor Tertinggi di 4 Negara Anak Dirawat Di Rumah Sakit/ Foto: Shutterstock

Dream - Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia naik secara signifikan. Di Jakarta, sebanyak 90 sekolah kembali menerapkan kembali belajar online, menyusul ditemukannya kasus Covid-19.

Varian Omicron memang lebih cepat menjangkiti manusia. Hal ini karena menurut penelitian tim dari University of Hong Kong varian Omicron dapat bereplikasi (memperbanyak diri) 70 kali lipat lebih cepat di dalam jaringan saluran pernapasan manusia.

Omicron, dikutip dari KlikDokter, menginfeksi jaringan bronkus lebih cepat daripada varian lain. Bronkus merupakan organ pernapasan yang berfungsi mengatur jumlah udara yang boleh masuk ke paru-paru.

Kondisi tersebut membuat Omicron di lima negara jadi pemicu utama rawat inap di kalangan usia anak-anak di lima negara. Yaitu Inggris, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat.

Hal tersebut diungkap oleh Adam Prabata, dokter yang juga edukator seputar Covid-19 lewat akun Instagram resminya @adramprabata. Ia memaparkan grafik kasus rawat inap anak-anak di lima negara karena Omicron.

"Terjadi lonjakan kasus rawat inap pada beberapa kelompok usia anak di negara-negara tersebut (Inggris, Prancis, Spanyol dan Amerika Serikat). Tingginya kasus rawat inap pada anak ini belum pernah terjadi pada gelombang varian-varian sebelumnya," tulisnya.

Kasus rawat inap Covid-19 pada kalangan anak-anak memang melonjak drastis di Amerika Serikat, pada Januari 2022. Rata-rata terjadi pada 4,3 anak yang berusia di bawah 5 tahun per 100.000 kasus.

Presentase peningkatannya sebesar 48% dari 4 Desember 2021, dan peningkatan terbesar dalam tingkat rawat inap kelompok usia dini selama pandemi. Kondisi yang hampir mirip juga terjadi di Inggris, Prancis dan Spanyol.

 

Anak- anak Juga Bisa Alami Gejala Post Covid Sydrome

Dream - Terpapar Covid-19 dan sembuh, sejumlah penyintas memiliki keluhan jangka panjang. Mulai dari mudah lelah, sakit kepala, muntah dan masih banyak lagi. Post-covid syndrome merupakan sejumlah masalah kesehatan atau gejala yang baru, kembali muncul, atau terus terjadi selama 4 minggu atau lebih sejak pertama kali terinfeksi virus penyebab COVID-19.

Walaupun mayoritas penderita COVID-19 akan membaik dalam beberapa minggu setelah sakit, sebagian penderita mengalami post-covid syndrome yang gejalanya menetap selama beberapa waktu setelah sembuh. Kondisi ini sangat bervariasi dan memiliki jangka waktu yang berbeda antar penyintas Covid-19.

Penderita COVID-19 usia berapa pun dapat mengalaminya. Memang, kondisi ini lebih banyak terjadi pada usia dewasa lebih sering terjadi tetapi kelompok anak dan remaja tetap berisiko mengalaminya.

"Penelitian menunjukkan gejala jangka panjang pada anak, baik yang memiliki gejala ringan atau berat (termasuk multisystem inflammatory syndrome, MIS), antara lain kelelahan/fatigue, pusing, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, nyeri otot dan sendi, serta batuk," ujar dr. Desilia Atikawati, Sp.P, FAPSR, dokter spesialis paru dan pernapasan, RS Pondok Indah - Puri Indah dalam siara persnya.

 

Kondisi MIS

Walau jarang, beberapa orang, terutama anak-anak, dapat mengalami MIS sesaat atau segera setelah mengalami infeksi Covid-19. MIS merupakan kondisi di mana berbagai organ tubuh mengalami inflamasi, termasuk jantung, paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau sistem pencernaan.

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebabnya. MIS merupakan kondisi serius dan dapat menyebabkan kematian. Gejala yang perlu diwaspadai sebagai MIS adalah adanya demam disertai minimal satu dari gejala berikut:
- nyeri perut
- kemerahan pada mata
- diare,
- pusing atau lightheadedness,
- ruam kulit, dan
- muntah

 

Gejala post-COVID syndrome

Post-COVID syndrome tidak hanya terjadi pada penyintas COVID-19 yang bergejala berat saja. Penyintas COVID-19 dengan gejala ringan, bahkan tidak bergejala, juga dapat mengalaminya.

Gejala-gejala yang sering dilaporkan antara lain: sesak napas/sulit bernapas lega, fatigue/rasa lelah, gejala yang dirasa memburuk setelah aktivitas/post-exertion malaise, kesulitan berpikir/berkonsentrasi/brain fog, batuk, nyeri dada/perut, pusing, rasa berdebar, nyeri otot/sendi. Termasuk kesemutan, diare, gangguan tidur, demam, pusing ketika berdiri/lightheadedness, ruam kulit, perubahan suasana hati, perubahan kemampuan indra penciuman/perasa, perubahan siklus menstruasi, dan rambut rontok.

Ventilasi Sekolah Wajib Diperhatikan, 90 Sekolah di Jakarta Tutup karena Covid-19

Dream - Sebanyak 90 sekolah di DKI Jakarta mulai dari jenjang TK hingga SMA, kembali ditutup karena ditemukannya kasus Covid-19. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

"Total ada 90 sekolah," kata Riza, Selasa 25 Januari 2022, dikutip dari Merdeka.com.

Sebelumnya sekolah tersebut menggelar pemebelajaran tatap muka PTM) terbatas sejak awal Januari 2022. Mengikuti aturan, jika ditemukan kasus positif Covid-19 di sekolah, maka PTM kembali dibatalkan. Sekolah ditutup sementara dan murid kembali belajar dari rumah.

Ditutupnya 90 sekolah ini tentunya harus jadi perhatian semua pihak, terutama pihak sekolah yang memang harus ekstra dalam menerapkan protokol kesehatan saat PTM. Salah satu yang harus sangat diperhatikan adalah ventilasi dalam kelas.

Hal tersebut dijabarkan oleh akun Instagram @pandemictalks, platform edukasi seputar Covid-19 yang diinisiasi para dokter dan saintis. Dari ulasan Pandemictalks, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan penularan Covid-19 terjadi via udara.

 

Sirkulasi Udara Jadi Aspek Penting

Untuk itu, kegiatan dalam ruangan seperti sekolah juga perkantoran harus memprioritaskan tindakan pencegahan penularan melalui udara dibanding penularan lewat permukaan benda. Ventilasi, sangat penting diperhatikan untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.

"Studi-studi secara konsisten mendukung bahwa memiliki ruangan kelas dengan ventilasi lebih baik dan lebih penting daripada melakukan disinfeksi secara rutin. Ventilasi yang baik memiliki peran yang sama penting dengan memakai masker di kelas," ungkap @pandemictalks.

Harus selalu diingat kalau risiko penularan Covid-19 lebih tinggi di ruangan kelas dengan kualitas udara yang buruk dibandingkan dengan ruangan berventilasi baik. Penting untuk memastikan ventilasi di sekolah dan sirkulasi udara berjalan dengan baik.

Hindari menggunakan AC, apalagi sampai menutup ventilasi, seperti jendela dan pintu. Hal ini membuat udara terjebak dalam ruangan dan meningkatkan risiko penularan jika ada yang terpapar Covid-19.

Pastikan juga guru, murid dan petugas sekolah benar-benar disiplin menggunakan masker yang berbahan baik dan perlindungannya optimal. Terutama guru yang banyak melakukan penjelasan di depan kelas.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Ciri Anak Terkena Penyakit Ain yang Wajib Diwaspadai, Para Orang Tua Harus Tahu!

Ciri Anak Terkena Penyakit Ain yang Wajib Diwaspadai, Para Orang Tua Harus Tahu!

Penyakit ain bukanlah penyakit baru. Tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang berhubungan dengan pandangan.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Alasan Anak yang Sudah Lengkap Divaksin Tetap Wajib Ikut Sub PIN Polio

Alasan Anak yang Sudah Lengkap Divaksin Tetap Wajib Ikut Sub PIN Polio

Apapun status vaksin anak, meskipun sudah lengkap tetap harus ikuti Sub PIN Polio.

Baca Selengkapnya
Duh, Ada 1,8 Juta Anak Indonesia yang Tak Dapat Imunisasi Rutin Lengkap

Duh, Ada 1,8 Juta Anak Indonesia yang Tak Dapat Imunisasi Rutin Lengkap

Risiko yang muncul dari hal ini adalah munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.

Baca Selengkapnya
Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

Orangtua Tak Konsisten Ternyata Bikin Anak Gampang Ngamuk

"Orangtua yang gak konsisten bikin anak jadi bingung. Anak jadi gak ngerti sebenarnya boleh apa nggak?"

Baca Selengkapnya
Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Alasan di Balik Larangan Ikat Rambut Berwarna untuk Anak SD di Jepang

Orangtua sampai ditelepon pihak sekolah jika anaknya kedapatan pakai kunciran warna-warni.

Baca Selengkapnya
Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Anak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi

Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.

Baca Selengkapnya
Pemberian Vaksin Polio Serentak untuk Anak, Tak Perlu Khawatir Efek Sampingnya

Pemberian Vaksin Polio Serentak untuk Anak, Tak Perlu Khawatir Efek Sampingnya

Keluhan berupa demam setelah vaksin, tak perlu dikhawatirkan.

Baca Selengkapnya