Rambut Bayi Harus Dicukur? Ini Penjelasan Dokter

Dream - Bayi baru lahir di Indonesia biasanya menjalani ritual budaya dan keagamaan. Salah satunya adalah mencukur rambut. Ada yang mencukur sedikit tapi ada juga yang memotongnya hingga bersih atau botak.

Rambut saat bayi dalam kandungan dianggap rambut kotor dan harus 'diganti' dengan rambut baru. Mencukur habis rambut bayi juga dianggap akan membuat pertumbuhan rambutnya jadi
semakin lebat.

Lalu kapan sebaiknya rambut bayi dicukur habis? Ternyata menurut penjelasan dr. Rosalina Dewi Roeslani, Sp.A(K), ahli perinatologi dari RS Cipto Mangunkusumo, rambut bayi tak wajib
dicukur habis.

Hal tersebut sangat tergantung dari kepercayaan dan kebiasaan orangtua. Secara medis, rambut bayi tak wajib untuk dicukur karena memang tak memiliki dampak pada kesehatan anak.

"Boleh Boleh dicukur, boleh tidak. Rambut pertama bayi, atau dikenal juga dengan velus, akan rontok sendirinya pada bulan-bulan pertama. Tanpa dicukur pun, rambut halus tersebut akan
rontok pada waktunya,” ungkap dr. Rosalina seperti dikutip dari situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Rambut manusia akan melewati tiga fase pertumbuhan, yaitu fase tumbuh, fase istirahat, dan fase lepas. Setiap helai rambut mungkin berada pada fase pertumbuhan yang berbeda sehingga
seringkali nampak ada area kulit kepala bayi yang agak jarang rambutnya, sementara bagian lain tampak lebat.

Memotong--ataupun tidak memotong--rambut bayi ternyata tidak mempengaruhi kecepatan pertumbuhan ataupun membuat rambut tampak lebih tebal. Justru hal yang lebih penting dari memotong rambut adalah menjaga kebersihan kulit kepala bayi.

Rambut bayi sebaiknya dikeramas setiap dua sampai tiga hari sekali menggunakan sampo yang sesuai. Tidak disarankan untuk keramas tiap hari karena dapat menghilangkan lapisan lemak kulit kepala dan menyebabkan kulit kering.

Penjelasan selengkapnya baca di sini.