POGI Nyatakan Ibu Hamil Aman Divaksin Covid-19 Merek Sinovac
Dream - Kabar gembira bagi ibu hamil, Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menyatakan kalau vaksin Covid-19 aman bagi ibu hamil dan sangat direkomendasikan.
Vaksin yang direkomendasikan adalah yang bermerek Coronavac/Sinovac. Melalui surat resminya POGI menjelaskan Coronavac/Sinovac adalah vaksin inactivated, basis RNA virus, subunit protein; atau vektor virus tidak dapat bereplikasi dibandingkan vaksin lain dengan jenis yang sama. Contohnya vaksin tetanus, difteri, influenza.
"Secara umum vaksin jenis ini aman dapat memberikan proteksi pasif pada neonatus dan tidak berhubungan dengan keguguran dan/ atau kelainan kongenital. Studi keamanan vaksin di Indonesia dan Turki tidak melibatkan ibu hamil sehingga belum ada data mengenai efek teratogenik," tulis keterangan POGI yang diunggah Dokter Darrel Fernando, SpOG dalam akun Instagram resminya.
Menurut POGI, pemberian vaksinasi yang dipercepat dan diperluas, pada:
- ibu hamil dengan risiko tinggi yaitu di atas usia 35 tahun, memiliki BMI di atas 40 dengan komorbid diabetes dan hipertensi.
- kelompok ibu hamil risiko tinggi terpapar terutama tenaga kesehatan
- pada ibu hamil dengan risiko rendah setelah mendapatkan penjelasan dari petugas kesehatan dan bersedia atas pilihannya untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Dokter Darrel juga mengunggah pernyataan resmi dari WHO/ Badan Kesehatan Dunia yang merekomendasikan penggunaan vaksin Covid-19 jenis Sinovac untuk ibu hamil. Terutama untuk ibu hamil yang memiliki risiko tinggi.
"Kenapa ibu hamil perlu vaksin Covid-19? Karena tingginya kasus saat ini dan dampak Covid-19 yang lebih berat saat hamil maka ibu hamil sudah direkomendasikan untuk menjalani vaksin Covid-19 dengan catatan khusus," tulis dr. Darrel.
Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer Dianjurkan untuk Ibu Hamil, Ini Alasannya
Dream - Para ibu hamil di Amerika Serikat dan Kanada termasuk dalam kelompok prioritas yang mendapatkan vaksin Covid-19. Ibu hamil sangat dianjurkan mendapat vaksin yang dibuat oleh Moderna dan Pfizer.
Dijelaskan dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, menurut rekomendasi dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna sementara ini dianggap aman untuk ibu hamil.
Keamanan dua jenis vaksin ini dinilai dari pengamatan terhadap sejumlah wanita hamil yang telah mendapatkan vaksin Moderna dan Pfizer. Mereka dilaporkan hanya mengalami sedikit efek samping.
“Efek samping yang terjadi hanya seputar sakit kepala, nyeri otot, ataupun kelelahan. Belum ada laporan tambahan risiko lain atau kejadian pasca-vaksin yang lebih berisiko atau berbahaya,” ucap dr. Iqbal, dikutip dari KlikDokter.
Melansir dari CNBC, penelitian keamanan vaksin Pfizer dan Moderna terhadap wanita hamil telah diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine. Studi itu melibatkan 35.691 wanita hamil berusia 16-54 tahun.
Temuan Tahap Awal
Dilaporkan tidak ada masalah keamanan khusus yang teridentifikasi terkait kehamilan. Studi tersebut juga mengamati tingkat keguguran pada ibu hamil yang sudah divaksinasi. Ternyata, persentase keguguran pada 827 partisipan vaksinasi yang telah melahirkan sama dengan persentase sebelum pandemi.
Temuan ini memang masih berada di tahap awal. Pengamatan juga hanya dilakukan pada periode 11 minggu pertama peluncuran vaksinasi di Amerika Serikat, yaitu 14 Desember-28 Februari.
Direktur CDC, dr. Rochelle Walensky, mengatakan sampai saat ini tidak ada masalah keamanan pada ibu hamil yang divaksinasi di usia kandungan trimester ketiga. Vaksinasi juga tidak mengancam kondisi bayi mereka.
Vaksin mRNA
Mary Ramsay, kepala imunisasi di Public Health England, juga mengutarakan hal serupa. Menurutnya, berdasarkan data, vaksin Pfizer dan Moderna aman diberikan kepada bumil.
Vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech adalah vaksin mRNA yang tidak mengandung virus hidup penyebab COVID-19. Oleh karena itu, vaksin tidak dapat menyebabkan seseorang terkena virus corona.
Selain itu, vaksin mRNA tidak berinteraksi dengan DNA pada tubuh seseorang atau menyebabkan perubahan genetik. Hal tersebut karena mRNA tidak memasuki inti sel yang merupakan tempat penyimpanan DNA manusia.
Selengkapnya baca di sini.
Ibu Hamil di Ontario, Kanada Divaksinasi Covid-19
Dream - Ibu hamil di Indonesia saat ini belum bisa mendapat vaksin Covid-19. Pasalnya, stok vaksin yang ada yaitu Sinovac tidak melakukan uji klinik pada ibu hamil, sehingga belum diketahui efektivitas dan keamanannya.
Rupanya ada kabar baik dari Kanaa, tepatnya provinsi Ontario. Pemerintah daerah tersebut mengumumkan bahwa memprioritaskan ibu hamil untuk vaksin virus Covid-19. Sehingga para ibu hamil di sana akan segera divaksin.
Kehamilan diklasifikasikan sebagai kondisi "berisiko" (yang berada di bawah kategori "risiko tertinggi" dan "risiko tinggi"). Ibu hamil bisa memilih untuk divaksinasi menjelang akhir Fase 2, setelah melewati skiring kesehatan untuk mengetahui risikonya.
“Saya berharap provinsi lain akan mengikuti Ontario. Saya pikir masuk akal jika semua ibu hamil di Kanada diberi kesempatan untuk mendapatkan vaksin," kata Constance Nasello, presiden Ontario Society of Obstetricians and Gynecologists.
Uji Klinis
Vaksin yang digunakan untuk ibu hamil di Ontario, Kanada adalah produksi AstraZeneca. Vaksin ini juga digunakan di Indonesia. Pada saat yang sama, semua uji klinis awal pada vaksin virus corona telah mengecualikan wanita hamil dan menyusui, sehingga tidak ada banyak bukti kuat bahwa vaksin tersebut aman untuk keduanya.
Saat ini uji klinik pun dilakukan pada ibu hamil dan menyusui. Salah satunya dilakukan Pfizer 4.000 ibu hamil yang hamil antara 24 dan 34 minggu, untuk melihat seberapa efektif vaksin dan tingkat keamanannya baik bagi ibu maupun janin. Hasilnya diharapkan akan akhir Juni atau Juli 2021.
Tidak Ada Peningkatan Efek Samping
Sementara itu, ada beberapa sumber informasi yang menyatakan bahwa itu sebenarnya aman. Pertama, cara kerja vaksin menunjukkan bahwa vaksin tidak boleh berbahaya. Kedua, beberapa ibu hamil selama uji klinis Pfizer dan Moderna, tidak mengalami efek samping dari vaksin.
Terakhir, informasi yang dirilis pada pertengahan Februari oleh registri V-safe dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS — alat yang memungkinkan orang melaporkan efek samping setelah menerima vaksin — menawarkan lebih banyak jaminan. Ditemukan bahwa dari 55 juta dosis Pfizer-BioNtech dan Moderna yang telah diberikan di AS pada 30.000 ibu hamil, dan tidak ada peningkatan efek samping.
Sumber: Todays Parent
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1
Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih
Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.
Baca SelengkapnyaPemberian Vaksin Polio Serentak untuk Anak, Tak Perlu Khawatir Efek Sampingnya
Keluhan berupa demam setelah vaksin, tak perlu dikhawatirkan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19
Yuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi
Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.
Baca Selengkapnya2 Jenis Vaksin yang Bisa Cegah Si Kecil dari Penularan Pneumonia
Pastikan si kecil sudah divaksin pneumonia, jangan sampai lupa.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Covid-19 Varian JN.1, Ciri Khasnya Lidah Pasien Lebih Putih
Merebak di Amerika Serikat, Singapura, China, dan India, Covid-19 di Indonesia sudah ditemukan 41 kasus.
Baca SelengkapnyaDianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter
Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.
Baca SelengkapnyaLagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X
Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaBUNGKUS! Makanan Teraneh Anak Kost
Sahabat Dream pernah tinggal ngekos? Kalau kamu makanan teraneh apa yang pernah dicoba?
Baca Selengkapnya