Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perut Tetap Besar Setelah Melahirkan? Waspada Diastasis Recti

Perut Tetap Besar Setelah Melahirkan? Waspada Diastasis Recti Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream- Setelah melahirkan, beberapa wanita tubunya dapat kembali ke bentuk semula. Sementara yang lain, tubuhnya tak lagi sama mulai dari masalah munculnya strechmark hingga diastasis recti.

Diastatis recti atau pemisahan otot perut adalah tipikal dari sebagian besar kehamilan dan sering kali membaik dengan sendirinya. Menurut penelitian, sekitar sepertiga wanita dilaporkan memiliki masalah berkelanjutan.

Ketika bayi tumbuh selama kehamilan, otot-otot perut di depan perut terpisah ke kiri dan kanan sehingga memungkinkan lebih banyak ruang terbentuk di daerah perut. Kondisi ini terjadi di setiap kehamilan. Namun, bagi sebagian wanita, kondisi otot perut ini tidak dapat kembali normal setelah melahirkan.

Apa itu Diastasis Recti?

Dilansir dari parents.com, diastasis recti adalah kondisi dimana otot perut ibu hamil terpisah akibat kehamilan yang semakin besar. Otot perut bertugas untuk menopang janin di bagian tengah. Karena otot perut juga berkaitan dengan otot punggung, maka ketika otot perut terpisah, kadang ibu juga mengalami nyeri punggung dan kesulitan menahan kencing karena lemahnya otot perut.

Apa Faktor Penyebab Diastasis Recti?

Diastasis recti terjadi akibat pertumbuhan janin selama kehamilan. Saat hamil, ruang di perut sangat terbatas sementara gerakan janin tidak bisa diprediksi. Gerakan tersebut menyebabkan otot-otot perut harus menyesuaikan diri sehingga kadang tidak dapat mempertahankan bentuknya.

Semakin besar usia kehamilan. tekanan rahim semakin besar dan menyebabkan otot-otot sixpack akan melebar dan menghasilkan jarak di antara keduanya. Kondisi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga atau setelah persalinan.

Menurut para pakar, wanita dengan kondisi kesehatan tertentu memiliki risiko untuk mengalami diastasis recti, yaitu wanita dengan usia kehamilan di atas 35 tahun, wanita bertubuh pendek dan wanita yang mengalami kehamilan kembar.

Diastasis recti sebenarnya tidak berbahaya, hanya saja kadang menyebabkan para wanita tidak percaya diri karena perut selalu tampak buncit meskipun setelah melahirkan. Salah satu akibat dari komplikasi ini adalah dapat memicu terjadinya hernia.

Siapa yang Berisiko Mengidap Diastasis Recti?

Wanita mungkin lebih mungkin mengembangkan diastasis recti jika mereka bertubuh mungil atau mengandung bayi kembar. Riwayat kesehatan juga dapat berperan.

"Wanita yang memiliki diastasis recti dari kehamilan sebelumnya kemungkinan besar akan mengalami kondisi ini lagi," kata Helene Byrne, pakar kesehatan dan kebugaran prenatal dan pasca persalinan serta pendiri BeFit-Mom. "Wanita dengan riwayat hernia umbilikalis atau ventral, dan ketidakstabilan panggul, berisiko lebih besar untuk mengembangkannya."

Bisakah Diastasis Dicegah?

Sebenarnya belum ada cara paling efektif yang terbukti mampu mencegah terjadinya diastasis recti. Namun demikian, diyakini bahwa otot perut yang kuat akan membantu mencegah terjadi pemisahan otot yang lebih efektif.


Didampingi oleh pelatih profesional, cobalah untuk rutin melakukan latihan yang melibatkan otot abdominus transversal dan abdominus rectus lebih efektif.
Pada trimester ketiga, jika baby bump alias tonjolan pada perut sudah sangat besar dan perut terasa ‘longgar’, bantu otot perut dengan mengenakan sabuk perut guna memberi dukungan tambahan.

Bagaimana Cara Mendeteksi Diastasis Recti?

Diastasis recti seringkali tidak terdeteksi pada awal kehamilan. Kondisi ini umumnya baru akan mulai dirasakan pada akhir trimester ketiga atau bahkan setelah melahirkan. Kala itu, dinding perut mungkin akan terasa kendur.

Setelah melahirkan, beberapa ahli menyarankan untuk menunggu hingga beberapa minggu untuk memeriksa apakah benar mengalami diastasis recti, karena pada jeda waktu ini masih ada begitu banyak perubahan hormon dan fisik yang terjadi. Ada kemungkinan secara alami jarak antara otot perut pun bisa menutup sendiri.
Sebelum ke dokter, ada baiknya coba melakukan pemeriksaan sendiri di rumah.

Caranya: berbaring telentang, tekuk lutut dan posisikan telapak kaki rata di lantai. Tempatkan kepala dan bahu dengan nyaman menggunakan bantal, sandarkan tangan ke samping. Setelah itu, angkat sedikit kepala dengan tangan terulur ke depan. Raba bagian perut dengan jari, dengan posisi jari menekan dengan garis vertikal di atas dan di bawah pusar.

Hitung seberapa besar jeda yang ada: 1-2 jari masih dianggap normal, namun ketika jedanya sudah lebih dari 3 jari ada kemungkinan itu adalah tanda diastasis recti.

Bagaimana Saya Bisa Mengatasinya?

Beberapa terapi fisik dan yoga dapat membantu memperbaiki kondisi perut. Namun sebaiknya akivitas fisik yang akan dilakukan tersebut telah lebih dulu diskusikan dengan dokter dan dilakukan setelah waktu bersalin. Pada kondisi yang parah, tindakan medis operasi dapat dilakukan dengan memindahkan kulit yang berlebih, namun tidakan ini hanya direkomendasikan bagi ibu yang tak lagi berencana untuk memperbanyak keturunan.

Tetapi pikirkan itu sebagai pilihan terakhir. "Perbaikan bedah diastasis recti hanya boleh dilakukan setelah seorang wanita yakin bahwa dia telah selesai dan tidak ingin hamil lagi," kata Byrne. (mut)

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Waduh! Belum Hilang Efek Bius, Pria ini Malah Sebut Nama Mantan Depan Istrinya

Pria ini malah ingat mantan selepas operasi, pas sadar ketar-ketir.

Baca Selengkapnya
5 Hal Penting Bantu Hilangkan Stres Pada Ibu Hamil

5 Hal Penting Bantu Hilangkan Stres Pada Ibu Hamil

Seringkali, stres pada ibu hamil muncul di trimester ketiga hingga saat persalinan.

Baca Selengkapnya
9 Penyebab Menstruasi Telat Seminggu yang Perlu Dipahami, Bukan Hanya Pertanda Hamil

9 Penyebab Menstruasi Telat Seminggu yang Perlu Dipahami, Bukan Hanya Pertanda Hamil

Penyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Deretan Anak Artis yang Lahir Prematur, Kini Sudah Tumbuh Besar dan Sehat

Deretan Anak Artis yang Lahir Prematur, Kini Sudah Tumbuh Besar dan Sehat

Berikut cuplikan anak-anak artis yang lahir prematur, kini sudah tumbuh besar dan sehat.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Tips Mengatasi Perut Kembung Saat Menstruasi, Biar Nggak Mengganggu Aktivitas Sehari-hari

Tips Mengatasi Perut Kembung Saat Menstruasi, Biar Nggak Mengganggu Aktivitas Sehari-hari

Perubahan hormon ternyata bisa mempengaruhi pergerakan usus yang menyebabkan perut kembung.

Baca Selengkapnya
Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.

Baca Selengkapnya
Bener Gak Sih Stres Bikin Rambut Cepat Beruban? Cari Tahu Faktanya

Bener Gak Sih Stres Bikin Rambut Cepat Beruban? Cari Tahu Faktanya

Perubahan menjadi warna abu-abu pada serat rambut merupakan hasil penurunan aktivitas melanosit.

Baca Selengkapnya
Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Cara Mempunyai Anak Perempuan Cantik, Ini Rahasianya yang Penting Diketahui Ayah dan Bunda

Posisi saat berhubungan intim hingga asupan makanan yang dikonsumsi berpengaruh untuk hamil anak perempuan.

Baca Selengkapnya