Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pertolongan Pertama 4 Kecelakaan yang Sering Menimpa Anak di Rumah

Pertolongan Pertama 4 Kecelakaan yang Sering Menimpa Anak di Rumah Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Anak-anak terutama yang masih balita belum bisa mengenal bahaya dengan baik. Rasa ingin tahunya begitu tinggi.

Mereka bakal berlari sekencangnya, ingin memegang kran air panas di dispenser, lompat dari ketinggian dan gerakan lainnya. Tak heran kalau kecelakaan pada anak seringkali malah terjadi di rumah.

Pengawasan kadang luput dan anak terluka. Bagi Sahabat Dream yang memiliki balita, peting untuk mengetahui pertolongan pertama pada kecelakaan yang sering terjadi pada anak-anak. Berikut daftarnya.

Kepala Terbentur
Saat main di kasur lalu terjatuh dan kepalanya terbentur lantai atau ranjang, pasti akan muncul bengkak atau lebam. Untuk menanganinya, bungkus es dengan handuk tipis dan tempelkan pada area yang bengkak.

Perhatikan juga perilakunya dan kesadarannya, jika ia mengantuk, bicaranya menjadi cadel atau mengeluh pusing segera bawa ke UGD. Sebisa mungkin buat anak beristirahat dan tidak bergerak.

Jangan berikan ibuprofen pada anak dengan cedera kepala. Obat ini dapat meningkatkan pendarahan, yang bisa berbahaya ketika ada potensi risiko (bahkan jika sangat kecil) dari cedera otak.

 

 

Mimisan

Untuk yang satu ini seringkali terjadi pada anak-anak saat bermain panas-panasan, berlarian atau mungkin saat ia hanya duduk saja di rumah. Penyebabnya bisa banyak hal dan mimisan harus segera ditangani dengan baik.

Caranya adalah miringkan kepala anak ke depan, dan kemudian gunakan handuk atau segumpal tisu untuk menutup hidungnya dengan erat tepat di bawah tulang hidung. Tahan posisi ini selama sepuluh hingga 15 menit untuk mencoba menghentikan pendarahan.

"Kuncinya adalah sabar. Mungkin orantua harus melakukan ini lebih lama dari yang dikira jadi pasangan timer dan pantau pendarahan. Jika tak kunjung berhenti atau semakin deras segera ke UGD," kata Christopher Hogrefe, M.D., profesor rekanan klinis kedokteran darurat di Fakultas Kedokteran Universitas Carver, Iowa, di Iowa City.

Jangan biarkan anak bersandar karena darah bisa turun ke tenggorokannya dan masuk ke perutnya, yang bisa membuatnya muntah. Cegah dia untuk tidak membuang ingus selama beberapa jam, karena hentakan memicu perdarahan lagi. Jangan memasukkan tisu atau kapas ke lubang hidungnya.

 

Luka Bakar

"Siram luka di bawah air kran selama sepuluh hingga 15 menit untuk mendinginkan kulit, meredakan rasa sakit, dan menghentikan peradangan," kata Seth Podolsky, M.D., kepala petugas medis di Banner Health, di Phoenix, Arizona, dikutip dari Parents.

Selama 24 hingga 48 jam ke depan, proses ini diulangi sebanyak yang diperlukan atau mengganti es yang dibungkus dengan handuk. Selanjutnya, oleskan salep antibiotik seperti Bacitracin untuk meredakan luka bakar dan membantu sel-sel kulit beregenerasi. Jika anak masih kesakitan, bisa memberinya acetaminophen atau ibuprofen. Tetapi jika lecet dan bergelembung, diamkan dan jangan dipecahkan.

Gelembung itu adalah penghalang yang membantu mencegah infeksi. Setelah pecah dengan sendirinya, oleskan salep antibiotik dan perban bersih. Jika luka bakarnya cukup parah, jangan tunda untuk segera ke dokter.



Keseleo kaki

Mintalah anak duduk dan meninggikan pergelangan kakinya. Kompres dengan es yang dibungkus handuk. Selama 48 jam ke depan, terus oleskan es ke daerah yang keseleo selama 15 menit setiap jam. Ibuprofen juga dapat membantu mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.

Jangan gunakan bantal pemanas. Bisa juga merendam kakinya di bak air hangat. Jika masih kesakitan apalagi disertai demam, segera bawa ke UGD.

 

Kebiasaan Orangtua yang Harus Dihentikan Saat Anak Sakit

Dream - Mengasuh anak dan menjadi orangtua, bukan merupakan'ilmu' yang bisa didapatkan hanya berdasarkan buku saja. Informasi lainnya didapatkan dari teman, internet, orangtua, bahkan dokter anak.

Terutama soal kesehatan anak, yang di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang jadi perhatian utama para orangtua. Seringkali karena panik, orangtua tak berpikir logis sehingga mengambil keputusan yang kurang tepat.

Untuk itu Bill Bush, M.D., yang merupakan kepala dokter anak di Rumah Sakit Helen DeVos Children's di Grand Rapids, Michigan, memberi fakta seputar hal-hal yang harus berhenti untuk dilakukan orangtua, agar tak panik ketika menghadapi anak yang sakit.

1. Berhenti mencari saran medis di internet
Ketika anak memiliki gejala-gejala penyakit tertentu, kebanyakan orangtua akan langsung mencari di Internet tentang diagnosa penyakitnya, tetapi hal tersebut tidak akurat dan tidak cukup meyakinkan. Daripada berasumsi dan semakin khawatir, bawalah anak ke dokter.

"Diagnosa harus dilakukan melalui evaluasi medis dan tidak bisa sembarangan," kata Bush

2. Pergi ke UGD di segala situasi

Saat anak sakit, rasanya memang ingin langsung bertemu dokter agar bisa ditangani. Padahal keluhan yang dialami anak merupakan gejala ringan. Jika memang tidak darurat, anak masih sadar, mau makan dan tak cedera parah, cobalah hubungi dulu dokter si kecil, sebelum membawanya ke UGD.

3. Meminta antibiotik

Wajar jika anak-anak kita menjadi lebih baik setelah mengkonsumsi antibiotik, tetapi Dr. Bush mengatakan antibiotik tidak harus selalu menjadi pilihan.

"Ada saat-saat ketika sangat tepat untuk memberikan antibiotik yaitu ketika terinfeksi bakteri, tetapi untuk pasien yang terinfeksi virus, itu tidak," katanya.

Pilek dan batuk tidak perlu antibiotik. Keluhan itu hanya perlu waktu untuk sembuh. Pemberian antibiotik terlalu sering dapat menyebabkan bakteri tahan dengan antibiotik, yang kemudian sulit untuk dilawan.

 

4. Menolak atau Menunda Vaksin

Ironisnya, sama seperti orang tua yang terburu-buru berobat ke UGD, sebagian lain takut dengan vaksin. Banyak bukti ilmiah yang sangat kuat bahwa imunisasi mencegah banyak penyakit anak yang mematikan dan melemahkan anak.

Untuk penundaan vaksin, terutama pada bayi, dapat membuat tubuh tidak terlindungi lebih lama. Jadi, sangat menunda vaksin apalagi menolaknya.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kecelakaan mematikan di kolam renang bisa terjadi dalam hitungan detik.

Baca Selengkapnya
Ibu Pergi Liburan Tega Tinggalkan Bayinya 10 Hari Sendirian di Rumah, Saat Kembali Kondisi Anaknya Mengenaskan

Ibu Pergi Liburan Tega Tinggalkan Bayinya 10 Hari Sendirian di Rumah, Saat Kembali Kondisi Anaknya Mengenaskan

Balita tersebut meninggal karena kelaparan dan dehidrasi parah.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara Memilih Mukena Anak, Pastikan Si Kecil Nyaman Memakainya

Cara memilih mukena anak yang baik agar si kecil nyaman memakainya.

Baca Selengkapnya
Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Momen Ibu Peluk Pria Mirip Anaknya yang Meninggal Ini Bikin Hati Pilu, Wajahnya bak Saudara Kembar!

Sambil memeluk erat sang ibu memohon agar pria tersebut tidak pergi

Baca Selengkapnya
Liburan Anak Banyak Main Gadget, Lakukan 5 Hal untuk Jaga Kesehatan Matanya

Liburan Anak Banyak Main Gadget, Lakukan 5 Hal untuk Jaga Kesehatan Matanya

Jangan sampai setelah libur panjang, kesehatan mata anak mengalami masalah.

Baca Selengkapnya
DRESS IT! Inspirasi Outfit Warna  Khaki

DRESS IT! Inspirasi Outfit Warna Khaki

Sahabat Dream bisa banget nih cobain outfit warna Khaki atau coklat muda bernuansa krem dan hijau yang satu ini.

Baca Selengkapnya