Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Si Kecil Sulit Menulis dan Bedakan Warna? Mungkin Butuh Terapi Okupasi

Si Kecil Sulit Menulis dan Bedakan Warna? Mungkin Butuh Terapi Okupasi Anak Bermain (Foto: Shutterstock)

Dream - Tumbuh kembang anak setiap hari harus diperhatikan dengan seksama. Untuk itulah, orangtua dianjurkan ke Posyandu atau konsultasi dengan dokter anak setiap bulan, hingga anak berusia 5 tahun.

Hal tersebut agar jika ada masalah dalam tumbuh kembangnya bisa diketahui segera dan dicari solusinya. Beberapa anak memiliki masalah yang mungkin tampak sepele bagi orang dewasa.

Seperti memegang pensil, membedakan warna, mengikuti instruksi atau hal lain. Sebenarnya itu bisa jadi 'alarm' bagi orangtua, karena bisa saja anak ternyata memiliki kebutuhan khusus.

Anak dengan kebutuhan khusus umumnya memiliki kesulitan yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari yang menghambat fungsi okupasinya (pekerjaan).

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus, antara lain kemampuan sosial yang terbatas, ketidakmampuan untuk memahami dan patuh pada peraturan sosial, tidak fleksibel terhadap hal-hal baru, keterikatan pada hal yang dikenal saja, perilaku yang repetitif, hingga hiperaktivitas atau bahkan hipoaktivitas.

Bila curiga anak memiliki masalah tumbuh kembang segera konsultasi dengan dokter anak, spesialis tumbuh kembang. Bisa jadi anak membutuhkan terapi okupasi yang intensif.

 

Apa Itu Terapi Okupasi?

Terapi okupasi adalah terapi yang tujuannya membantu orang disabilitas fisik, sensorik, ataupun kognitif untuk dapat hidup mandiri dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Ini termasuk mengurus dirinya sendiri setiap hari (misalnya, makan atau mandi), mengurus orang lain dan lingkungannya (misalnya, melakukan pekerjaan rumah tangga atau merawat hewan peliharaan), bekerja atau belajar, menikmati hobinya, dan bahkan tidur .

Kapan Seorang Anak Membutuhkan Terapi Okupasi?

Bagi orangtua yang memiliki anak-anak dengan keadaan, seperti cacat sejak lahir, gangguan sensorik, trauma kecelakaan, masalah dalam belajar, autisme, gangguan kesehatan mental serta perilaku, yang terlambat, maka anak tersebut dapat memperoleh terapi okupasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari kriteria berikut ini.

Inilah beberapa kriteria anak yang harus memperoleh terapi okupasi:

·  Kesulitan dengan keterampilan motorik kasar seperti masalah keseimbangan atau koordinasi.

·  Kesulitan dengan keterampilan motorik halus seperti membuka kancing baju atau memegang dan menggunakan pensil.

·  Kesulitan dengan keterampilan sosial dan komunikasi seperti kontak mata yang cepat, perhatian sosial yang terbatas, atau ekspresi verbal dan non-verbal yang terbatas.

·  Masalah perilaku seperti kesulitan dalam memperhatikan atau menunggu dan mematuhi instruksi.

· Masalah keterampilan kognitif seperti kesulitan mempelajari konsep warna, bentuk, huruf, angka, dll.

·  Tanda-tanda kesulitan pemrosesan sensorik seperti sensitivitas berlebih atau sensitivitas kurang terhadap suara, lampu, sentuhan, bau, atau gerakan.

Seperti Apa Sesi Terapi Okupasi Itu?

Sesi terapi okupasi biasanya menggunakan aktivitas bermain, integrasi sensorik, modifikasi perilaku, dan fasilitasi bahasa untuk membantu anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan selama sesi terapi:

Aktivitas bermain

Terapi okupasi dengan bermain biasanya dilakukan dengan aktivitas seperti, mendorong pasak di tanah liat dan membuat bentuk mobil, hal ini dapat membantu meningkatkan cengkraman yang diperlukan untuk memegang krayon atau pensil dengan benar di sekolah. Aktivitas memancing mainan ikan dari seember air dan berpura-pura memasaknya di dalam panci membantu anak berlatih memegang dan menggunakan sendok saat makan. 

Teknik integrasi sensorik

Kegiatan yang bisa dilakukan sebagai terapi okupasi antara lain:

·  Mengayun, melompat di atas trampolin

·  Memantulkan bola yang besar

·  Membawa ransel berbobot untuk membantu anak mengatur kebutuhan inderanya. 

Teknik modifikasi perilaku

Modifikasi perilaku dapat membantu memperkuat perilaku anak yang baik, dan memperbaiki atau menghilangkan perilaku yang tidak benar. Caranya seperti, kita dapat memberikan hadiah seperti stiker, wajah tersenyum, atau mungkin makanan dan mainan favorit untuk memotivasi anak mematuhi dan menyelesaikan kegiatannya.

Bisa juga memberikan konsekuensi, seperti memberikan wajah sedih, ketika anak itu menunjukkan perilaku yang ingin dikoreksi seperti melempar benda atau mencoba melarikan diri dari suatu tugasnya. 

Teknik fasilitasi bahasa 

Fasilitasi bahasa digunakan untuk mendorong ekspresi verbal dan non-verbal pada anak. Ini bisa mengajar anak untuk melakukan gerakan tangan dengan mengatakan, 'berikan,' atau hanya bisa menunjukkan apa yang dia butuhkan atau inginkan.

Orang Tua Berperan Dalam Terapi Okupasi

Hal yang harus diingat oleh orangtua adalah kebutuhan masing-masing anak akan berbeda sesuai dengan kondisinya mereka sehingga jenis terapi yang dibutuhkan pun akan berbeda-beda.

Sebaiknya orangtua menghabiskan lebih waktu dengan anak-anak. Bisa dengan bermain atau berbicara, hal ini akan membawa dampak yang menakjubkan untuk anak berkebutuhan khusus. Biarkan anak-anak bersenang-senang, dan belajar melalui permainan.

Sumber: SmartParenting

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik

5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik

Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
3 Kelainan yang Sebabkan Anak Suka Jatuh Saat Berjalan

3 Kelainan yang Sebabkan Anak Suka Jatuh Saat Berjalan

Pada kasus tertentu ternyata adanya kelainan yang membutuhkan terapi dan intervensi medis.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Perhatikan betul kenyamanan anak dan asupannya selama perjalanan.

Baca Selengkapnya
Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.

Baca Selengkapnya
Perawatan Penting Kulit Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Iritasi

Perawatan Penting Kulit Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Iritasi

Kulit si kecil rentan mengalami iritasi dan ruam karena suhu maupun bahan-bahan tertentu. Jangan sampai tumbuh kembangnya terganggu karena masalah kulit.

Baca Selengkapnya
4 Hal Tak Terduga yang Bisa Membahayakan Kesuburan Pria dan Wanita

4 Hal Tak Terduga yang Bisa Membahayakan Kesuburan Pria dan Wanita

Banyak faktor yang membuat kesuburan jadi bermasalah dan kadang membutuhkan intervensi medis agar kehamilan bisa terjadi.

Baca Selengkapnya
Anak Belajar Puasa, Dokter Ingatkan untuk Lakukan Bertahap

Anak Belajar Puasa, Dokter Ingatkan untuk Lakukan Bertahap

Dokter Ade Indrisari, spesialis anak menjelaskan kalau sebaiknya anak diajarkan puasa dengan bertahap di usia 7 tahun.

Baca Selengkapnya
Bahaya Sering Bentak Anak, Bikin Otaknya Tak Berkembang Optimal

Bahaya Sering Bentak Anak, Bikin Otaknya Tak Berkembang Optimal

Dokter Yuni Astria, spesialis anak mengungkap kalau terus memarahi anak akan sangat berbahaya bagi perkembangan otaknya.

Baca Selengkapnya