Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penelitian Ungkap Anak Pertama 30% Lebih Mungkin Jadi Manajer

Penelitian Ungkap Anak Pertama 30% Lebih Mungkin Jadi Manajer Anak Pertama

Dream - Menjadi anak pertama dalam keluarga bagi sebagian besar orang dianggap sebuah pembentukan mental luar biasa. Terutama dalam hal kepimpinan, karena ia akan menjadi patokan serta teladan bagi adik-adiknya.

Penelitian bahkan mengungkap kalau anak sulung atau anak pertama 30 persen lebih mungkin menjadi sebuah manajer/ pemimpin dalam perusahaan. Sebuah studi di Swedia pada anak sulung laki-laki Swedia, menemukan bahwa anak sulung lebih mungkin untuk tetap bersekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, dan memiliki IQ yang lebih tinggi.

"Perbedaan pola asuh di antara saudara kandung berkaitan dengan dinamika keluarga di tahun-tahun awal anak-anak. Pertama, memiliki lebih banyak anak berarti orangtua dapat menghabiskan lebih sedikit waktu untuk setiap anak, dan ketika investasi orang tua menurun, begitu juga IQ," ungkap The Atlantic.

"Kedua… ketika saudara kandung bersaing untuk mendapatkan cinta orang tua (atau es krim, atau mainan), mereka menempati ceruk tertentu—kakak yang lebih tua menunjukkan kompetensi dan kekuatan mereka, sementara adik-adik mengembangkan strategi yang lebih kreatif untuk mendapatkan perhatian," penjelasan soal dominasi anak pertama.

 

Urutan Kelahiran Juga Pengaruhi Kondisi Otak

Fakta lain yang juga penting diketahui adalah soal kecenderungan anak tunggal. Penelitian yang dilakukan pada 250 anak tunggal di China lewat pemindaian otak mengungkap, anak tunggal memiliki tingkat kreativitas yang lebih tinggi dan tingkat adaptasi yang lebih rendah.

Para peneliti menemukan bahwa anak tunggal juga mengalami peningkatan aktivitas otak di gyrus supramarginal mereka (imajinasi, perencanaan ) dan penurunan aktivitas di korteks prefrontal medial (agreeability).

“Studi ini menyimpulkan bahwa ukuran keluarga yang kita pilih atau akhiri tidak hanya memengaruhi lingkungan tempat anak-anak tumbuh, tetapi juga arsitektur otak mereka,” ujar Mark Runko, editor dari Creativity Research Journal, dikutip dari Fatherly.

Ini Penyebab Anak Pertama Punya Kemampuan Berpikir Lebih Baik

Dream - Setiap anak memiliki kelebihan dan bakat masing-masing. Tapi tahukah Anda kalau anak pertama memiliki kemampuan berpikir yang lebih baik dibandingkan adik-adiknya? 

Sebuah penelitian longitudinal selama bertahun-tahun dilakukan oleh tim dari University of Edinburgh, University of Sydney dan firma konsultan ekonomi The Analysis Group.

Penelitian ini melibatkan 5.000 anak di Amerika dengan menganalisis kebiasaan mereka, juga pola asuh orangtuanya. Diketahui, kemampuan berpikir anak pertama lebih baik karena mendapat stimulasi yang maksimal dari orangtua ketika masih berusia dini.

Setiap anak dianalisis setiap dua tahun. Kemampuan berpikir mereka dinilai melalui perbendaharaan kosakata dan memahami bacaan. Latar belakang keluarga dan status ekonomi juga jadi pertimbangan. Hasilnya, anak pertama memiliki skor yang lebih tinggi dalam tes kemampuan bahasa dan bacaan.

"Ternyata pada anak pertama orangtua memberi stimulasi yang sangat baik dan terlibat banyak dalam kegiatan anak, seperti membuat kerajinan dan aktivitas edukasi lain. Anak pun mendapat dukungan emosi yang mumpuni serta berdampak signifikan pada perkembangan kemampuan berpikirnya," ujar Ana Nuevo-Chiquero, peneliti dan juga dosen di University of Edinburgh.

Fakta lainnya pada anak kedua, ketiga dan seterusnya, stimulasi yang diberikan orangtua cenderung tak seperti pada anak pertama. Orangtua juga tak terlalu terlibat banyak dalam kegiatan edukasi anak kedua dan ketiga. Peneliti menyimpulkan hal itu juga berdampak level kemampuan berpikir anak.

 

Sumber: Huffington

 

 

Anak Tunggal Cenderung Egois? Simak Pendapat Para Ahli

Dream - Memiliki anak merupakan sebuah tanggung jawab besar. Bukan hanya sekadar hamil, melahirkan dan memberinya nafkah materi, tapi sebuah komitmen jangka panjang atas amanah yang diberikan oleh Allah SWT.

Dibutuhkan kesiapan mental, fisik, finansial serta perencanaan masa depan yang baik saat anak hadir ke dunia. Tak heran kalau beberapa orangtua memutuskan untuk hanya memiliki satu anak saja.

Keberadaan anak tunggal ini kerap kali mendapat stigma negatif. Seperti manja, egois serta tak kenal kompromi karena dianggap terbiasa selalu dipenuhi keinginannya saat di rumah. Benarkah demikian?

Ketahui pendapat Denise Duval Tsioles, Ph.D., direktur Child Therapy Chicago dan Susan Newman, Ph.D., penulis buku "The Case for the Only Child: Your Essential Guide and Parenting an Only Child".

 

1. Anak tunggal tetap bisa mempelajari keterampilan sosial

Beberapa orang beranggapan bahwa ketika dibesarkan sebagai anak tunggal, maka anak tidak akan belajar berbagi, berkomunikasi atau berinteraksi dengan anak-anak lain. Pendapat ini sangat tidak tepat.

"Anak-anak memiliki banyak kesempatan untuk sosialisasi, terutama ketika mereka bersekolah. Mereka berinteraksi dengan anak-anak lain sepanjang hari di sekolah, selama kegiatan ekstrakurikuler dan di berbagai fungsi sosial dan teman sebaya lainnya," kata Duval.

Dalam sebuah studi berjudul "Good for Nothing: Number of Siblings and Friendship Nominations Among Adolescents,” yang diterbitkan dalam Journal of Family Issues, para peneliti meminta 13.500 anak-anak untuk menyebutkan sepuluh teman. Diketahui ternyata anak tunggal cukup populer di antara teman sebayanya dibanding mereka yang memiliki saudara.

 

2. Anak tunggal bakal kesepian?

Banyak yang bertanya, apakah anak akan merasa kesepian? Faktanya, justru memiliki waktu sendiri sangat penting dalam pembentukan kepribadian anak dan bahkan dapat membentuk karakternya jadi lebih kuat.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Personality and Social Psychology Bulletin kesendirian dapat menyebabkan relaksasi dan mengurangi stres ketika individu secara aktif memilih untuk menyendiri. Menurut Newman lebih baik orangtua mengarahkan anak untuk memiliki kegiatan yang positif agar tak merasa kesepian.

 

3. Keuntungan menjadi anak tunggal

“Salah satu keuntungan menjadi anak tunggal adalah bahwa tidak ada persaingan saudara kandung, tidak ada perselisihan dan tidak ada agresi verbal antara saudara,” kata Dr. Newman.

Lagipula tak selamanya hubungan kakak beradik bisa berjalan baik, justru konflik terjadi seumur hidup. Saudara kandung tidak selalu saling menyukai, bahkan hingga dewasa.

4. Sering dianggap egois

Stereotip yang dimiliki banyak orang tentang anak tunggal sebenarnya berkaitan dengan temperamen. Menurut Dr. Duval Tsioles, beberapa anak tunggal dilahirkan dengan temperamen yang lebih sensitif, intens, dan reaktif.

"Anak tunggal cenderung perasa dan sangat reaktif. Jadi ketika sesuatu terjadi atau tidak berjalan seperti yang mereka bayangkan, mereka cenderung memiliki reaksi yang lebih kuat, dan dianggap sebagai keegoisan," ujar Duval.

Dalam artikel yang dipublikas di Scientific American yang mengatakan bahwa menjadi anak tunggal bukanlah cara yang negatif atau "kurang sehat" untuk tumbuh dewasa. Menjadi anak tunggal hanya salah satu cara dan keputusan yang berbeda, dari keluarga kebanyakan.

Sumber: PureWow

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ternyata Kehamilan 'Memakan' Usia Biologis Wanita, tapi Ada Keuntungannya

Ternyata Kehamilan 'Memakan' Usia Biologis Wanita, tapi Ada Keuntungannya

Sebuah penelitian memang menunjukkan bahwa kehamilan yang pertama bisa menambah usia biologis sebanyak dua hingga 14 bulan

Baca Selengkapnya
Penemuan Mumi Kuno yang Meninggal saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggul

Penemuan Mumi Kuno yang Meninggal saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggul

Penelitian mengungkapkan mumi perempuan remaja dari zaman Mesir kuno yang meninggal saat dalam proses melahirkan.

Baca Selengkapnya
Studi Ungkap Tekanan Sosial Bikin Kreativitas Anak Perempuan Tak Berkembang

Studi Ungkap Tekanan Sosial Bikin Kreativitas Anak Perempuan Tak Berkembang

Ternyata saat bermain, anak perempuan cenderung perfeksionis dan takut gagal karena tekanan yang diberikan kepada mereka.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan

Proses kelahiran membutuhkan pemulihan yang baik, terutama bagi tubuh ibu yang rentan.

Baca Selengkapnya
Asam Urat Juga Mengintai Generasi Muda, Apa Sih Penyebabnya?

Asam Urat Juga Mengintai Generasi Muda, Apa Sih Penyebabnya?

Yuk eksplorasi lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memicu asam urat pada anak muda.

Baca Selengkapnya
5 Cara Tingkatkan Berat Badan Anak Secara Aman dan Sehat

5 Cara Tingkatkan Berat Badan Anak Secara Aman dan Sehat

Beberapa anak, dibutuhkan intervensi khusus agar berat badannya naik dan sesuai dengan grafik pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

8 Faktor Anak Melakukan Tindak Kekerasan dan Pembullyan, Yuk Ayah Bunda Cari Tahu

Fenomena kekerasan dan pembullyan yang dilakukan oleh anak di sekolah merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak

Baca Selengkapnya