Tak bisa melakukan banyak aktivitas, gadget dan video games jadi andalan bagi anak sebagai sumber hiburan.
Dream - Orangtua mungkin sudah sangat kebingungan untuk meredakan kebosanan anak-anak mereka. Nyaris satu tahun, pandemi belum kunjung berakhir dan anak-anak tetap diminta hanya di rumah saja. Tidak ke sekolah, bermain dan berkumpul-kumpul dengan temannya.
Jika biasanya mereka bermain sepeda, bola, berlarian di taman bermain, kini rumah jadi satu-satunya tempat paling aman. Tak bisa melakukan banyak aktivitas, gadget dan video games jadi andalan bagi anak sebagai sumber hiburan.
Hal ini memunculkan risiko yang kemudian dikenal dengan istilah " nintendoitis" dan " playstation thumb" . Apa maksudnya? Permainan konsol seperti PS dan nintendo memang mengasyikkan tapi jika dilakukan berlebihan bisa menimbulkan cedera otot terutama pada anak-anak.
Dari penelitian, sebanyak 91 persen anak-anak berusia antara 2 hingga 17 tahun saat ini bermain video game - meningkat 13 persen dari tahun 2009. Satu penelitian terbaru terhadap 171 anak usia 7 hingga 12 menemukan bahwa 12 persen dari mereka mengalami nyeri jari dan 10 persen menderita nyeri pergelangan tangan.
Alhamdulillah
|
Masya Allah
|
Wallahu a'lam
|
Subhanallah
|
Astaghfirullah
|
Naudzubillah
|
Ulama Syekh Nawawi Tekankan 5 Dasar Pendidikan Akhlak untuk Anak
Raditya Dika Perlihatkan Kamar Baru Putrinya, Berdesain Elegan
Pemicu Masalah Kelembapan yang Bikin Rusak Dinding Rumah
Sentuhan Akhir yang Bikin Manis Ruangan Mungil
Sikap Orangtua yang Membandingkan Bisa Picu Konflik Sengit Kakak Beradik
Ayah Bunda, Penuhi Rasa Ingin Tahu Buah Hati dengan Imbang