Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengapa Bayi Suka Sekali Memasukkan Apapun ke Mulut?

Mengapa Bayi Suka Sekali Memasukkan Apapun ke Mulut? Anak Bermain Teether (Foto: Shutterstock)

Dream - Mainan teether sudah kita sediakan untuk si kecil agar ia bisa memainkannya. Ternyata, ia malah memainkan benda lain yang tidak bersih dan memasukkan ke mulut. Hal ini tentunya membuat kita khawatir.

Pasalnya, anak-anak akan dengan mudah tertular virus dan bakteri melalui mainan yang dimasukkannya ke mulut. Penting diketahui, tahapan memasukkan apapun ke mulut merupakan salah satu fase dalam perkembangan anak

Bayi akan melakukan kontak dengan benda yang ditemuinya lalu disentuh mulai dari mulut, bibir dan lidah. Setelah bayi mulai bisa mencengkaram dengan jari-jarinya, ia akan dapat memegang barang-barang.

"Mereka mencoba untuk meletakkan segala sesuatu di mulut untuk menentukan tekstur, bentuk, dan rasa dari barang tersebut. Bayi dilahirkan dengan refleks mulut tertentu," kata dr Ritika Shah, seperti dikutip dari Momjunction.

 

Refleks Penting

Refleks tersebut terdiri tiga. Pertama, refleks yang muncul ketika pipi bayi dielus. Bayi akan berbalik ke sisi di mana ia dibelai dan menunjukkan tindakan mengisap.
Kedua, refleks mengisap, bayi akan melakukan gerakan mengisap ketika area di sekitar mulut disentuh.

Lalu ketiga adalah refleks menjilat. Refleks inilah yang menyebabkan bayi meletakkan segala sesuatu di mulut mereka. Banyak dipercaya ini merupakan tahapan penting untuk melatih otot-otot mulut.

"Efeknya adalah membuatnya mulutnya lebih yang akan berdampak positif saat anak belajar makan dan berbicara," kata Shah.

Fase ini biasanya akan berlangsung saat anak berusia 4 bulan hingga 3 tahun. Penting bagi orangtua untuk memastikan barang-barang di sekitar anak selalu dalam keadaan bersih. Terutama di tengah penularan virus corona seperti sekarang.

4 Sumber Nutrisi Penting untuk Bayi Hingga Usia 2 Tahun

Dream - Masalah stunting atau gagal tumbuh masih banyak terjadi di banyak daerah di Indonesia. Salah satu cara mencegahnya adalah pemenuhi nutrisi secara optimal sejak bayi lahir.

World Health Organization (WHO) memberi panduan dan anjuran, tentang pemberian makanan untuk bayi dan anak yang berusia di bawah lima tahun. Dokter Ameetha Drupadi, pendiri Pejuang ASI Indonesia memberikan tips bagaimana memberikan nutrisi optimal pada anak agar bisa mencegah stunting dan kekurangan nutrisi.

Ada empat langkah penting yang harus diketahui para orangtua. Bukan hanya ibu, tapi juga ayah. Yuk simak.

 

1. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Setelah lahir, penting bagi bayi untuk diletakkan di perut ibu. Biarkan bayi merangkak di perut dan mencari puting ibu. Proses ini dinamakan inisiasi menyusui dini (IMD). Saat itulah insting dan ikatan bayi terhadap sang ibu mulai terbentuk.

"Golden periods atau periode keemasan pada bayi dimulai di 1000 hari pertama kehidupannya. Maka dari itu, biarlah bayi mencari puting ibunya dan mencoba menyusu sendiri setelah 1 jam persalinan," ujar dr. Meetha.

 

2. ASI Eksklusif

Air susu ibu (ASI) berperan sangat baik untuk pertumbuhan bayi dan dapat melindungi buah hati dari berbagai macam penyakit. Untuk itu hanya berikan ASI pada bayi hingga berusia 6 bulan.

"Lalu kemudian saat bayi lahir, susui secara eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan. Inilah yang dinamakan ASI Eksklusif," kata dr. Meetha.

 

3. MPASI (Makanan Pendamping ASI)

Saat sudah memasuki umur 6 bulan, ASI sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan anak secara maksimal. ASI hanya memberi sekitar kurang lebih 70% gizi pada anak, sehingga harus dilengkapi oleh asupan yang lain berupa makanan pendamping ASI (MPASI). Bisa berupa bubur, buah, sayur ikan dan daging. Pastikan kaya protein.

"Setelah memasuki umur 6 bulan atau 180 hari, bayi sudah harus didampingi dengan makanan pendamping ASI," ujar dr. Meetha.

 4. ASI sampai 2 tahun

Setelah pemberian MPASI, bayi tetap diberikan ASI sampa berumur 2 tahun. Dengan pemberian ASI dan MPASI yang seimbang, gizinya bisa saling melengkapi dan akan membantu proses tumbuh, kembang serta daya tahan tubuh anak jadi lebih baik lagi.

Laporan: Raissa Anjanique Nathania

 

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penemuan Mumi Kuno yang Meninggal saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggul
Penemuan Mumi Kuno yang Meninggal saat Melahirkan, Kepala Bayi Masih Terjepit di Panggul

Penelitian mengungkapkan mumi perempuan remaja dari zaman Mesir kuno yang meninggal saat dalam proses melahirkan.

Baca Selengkapnya
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua
Kelebihan Anak Keras Kepala yang Sering Tak Disadari Orangtua

Anak keras kepala cenderung ingin mencoba sesuatu dan tak mendengar pendapat orang lain.

Baca Selengkapnya
Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya
Sebelum Pakaikan Perhiasan untuk Bayi, Ketahui Risikonya

Jangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
3 Kondisi Pada Bayi Baru Lahir yang Sering Bikin Kaget
3 Kondisi Pada Bayi Baru Lahir yang Sering Bikin Kaget

Bayi bisa mengalami hal-hal yang mungkin dianggap aneh, padahal sebenarnya cukup normal.

Baca Selengkapnya