Masuk Trimester Kedua Kehamilan, Siap-siap Muncul Keluhan Ini
Dream - Fisik dan psikologis mengalami perubahan sigifikan selama kehamilan. Tiap bulannya, bobot tubuh akan meningkat. Memasuki trimester kedua kehamilan, atau ketika usia janin 24, perubahan yang dirasakan ibu pun makin siginifikan.
Jangan kaget jika muncul beberapa keluhan. Ibu jadi sulit tidur, kerap merasa gelisah dan tidak nyaman. Tak perlu khawatir, keluhan tersebut tidak terjadi pada setiap ibu.
Agar ibu tidak kaget, cobalah lebih mempersiapkan diri jika muncul keluhan berikut. Apa saja? Yuk, simak.
Masalah pencernaan
Sistem pencernaan adalah jaringan organ yang kompleks yang bekerja bersama untuk membantu tubuh memecah makanan dan menyerap nutrisi. Penyerapan nutrisi selalu penting untuk menciptakan energi keseluruhan, tetapi peran ini bahkan lebih penting dalam mendukung pertumbuhan janin.
Masalah pencernaan terjadi pada kehamilan karena masuknya hormon yang mengendurkan otot-otot di saluran pencernaan. Penambahan berat badan secara alami dari menopang bayi juga dapat memberi tekanan tambahan pada saluran pencernaan.
Sembelit
Sembelit adalah gejala umum selama kehamilan, dan itu lebih umum selama trimester kedua. The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan sembelit sebagai memiliki lebih sedikit dari tiga gerakan usus per minggu.
Tingkat hormon dapat memengaruhi pencernaan di luar memperlambat pergerakan usus. Pergerakan usus mungkin menyakitkan atau sulit dan perut mungkin bengkak.
Ibu juga mungkin juga memiliki kadar zat besi yang lebih tinggi jika mengonsumsi vitamin prenatal. Kadang, zat besi yang tinggi dapat menyebabkan konstipasi. Perubahan pola makan adalah cara paling praktis untuk mengobati sembelit selama kehamilan. Asupan serat alami dapat mengimbangi masalah sembelit.
Penumpukan gas
Sistem pencernaan yang lebih lambat selama trisemester kedua dapat menyebabkan penumpukan gas yang menyebabkan sakit perut, kram, bersendawa, buang gas. Sistem pencernaan yang lebih lambat selama trisemester kedua.
Ibu tidak dapat mengubah cara kerja sistem pencernaan selama kehamilan, tetapi dapat membantu pencernaan dengan menghindari makanan pemicu produkdi gas.
Pertimbangkan untuk mengurangi produksi susu, sayuran seperti brokoli, kol, bawang putih, bayam, kentang, kacang-kacangan dan makanan berserat lainnya. Cobalah makan dalam porsi kecil dan makan perlahan untuk menghindari menelan udara. Jika mengubah kebiasaan makan tidak membantu, coba untuk konsultasikan dengan dokter.
Laporan Gayuh Tri/ Sumber: Fimela
2 Tenaga Medis yang Hamil Positif Covid-19, Apa Efeknya Bagi Janin?
Dream - Pada 1 April 2020, Dwi Oktavia, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengumumkan sebuah informasi soal Covid-19 yang sangat menyedihkan. Ada dua tenaga medis yang tengah hamil, terinfeksi Covid-19.
"Tenaga kesehatan yang positif terinfeksi Covid-19 sampai 84 orang, 1 orang di antaranya meninggal dan dua orang dalam kondisi hamil," kata Dwi di Balai Kota Jakarta, Rabu 1 April, 2020.
Hal ini tentunya memicu kekhawatiran pada ibu hamil. Terutama soal, apakah virus tersebut juga akan menulari janin dalam kandungan. Sebuah penelitian yang dipublikasi dalam JAMA Pediatrics, berusaha mengungkap efek Covid-19 pada ibu hamil.
Penelitian dilakukan pada ibu hamil di China. Dari 33 bayi baru lahir dari orangtua yang terinfeksi, hanya 3 yang terjangkit virus Covid1-19. Menurut dokter yang berasal dari dua rumah sakit anak-anak di Wuhan, Cina, dan satu di Shanghai, setelah bayi menerima perawatan, mereka dapat diselamatkan.
“Gejala klinis dari 33 bayi yang beresiko COVID-19, adalah ringan dan hasilnya baik,” catatan dalam penelitian tersebut.
Satu bayi dilahirkan melalui operasi caesar hampir sembilan minggu sebelum tanggal kelahirannya, karena ibu menderita pneumonia yang berasal dari infeksi virus.
Peneliti mengaitkan masalah kesehatan bayi, sindrom gangguan pernapasan neonatal, pneumonia, dan kebutuhan untuk diresusitasi, untuk dilahirkan secara prematur, sebagai lawan dari penularan virus corona.
Bayi Lahir Demam dan Lesu
Sementara, dua bayi yang tidak prematur menunjukkan gejala COVID-19 yang mengkhawatirkan. Keduanya lesu dan demam dengan tanda-tanda pneumonia di paru-paru mereka, dan salah satunya mengalami muntah, menurut para peneliti.
Setelah ketiga bayi dites positif pada hari kedua dan keempat kehidupan mereka, dua bayi yang tidak prematur dites negatif pada hari ke enam. Bayi prematur, yang lahir saat kandungan berusia 31 minggu dan 2 hari, memiliki kemampuan yang lebih sulit untuk pulih, tetapi bayi tersebut dinyatakan negatif pada hari ke tujuh.
Imunitas Bayi Masih Lemah
Menurut laporan, bayi prematur memerlukan seminggu lagi untuk pulih dari masalah pernapasan, setelah perawatan dengan antibiotik, kafein, dan ventilasi non-invasif.
Para ahli yang tidak terlibat dengan penelitian ini menghubungkan pemulihan cepat bayi baru lahir dengan sistem kekebalan yang belum berkembang.
Para peneliti percaya imun pada bayi tidak bisa meluncurkan respons secara ekstrem, yang dapat dilakukan oleh orang dewasa; sehingga dapat menjadi bumerang dan menyebabkan komplikasi atau bahkan kematian. Dalam studi JAMA, para peneliti mencatat bahwa kemungkinan bayi baru lahir, tertular virus melalui ibu mereka.
“Karena prosedur pengendalian dan pencegahan infeksi yang ketat dilaksanakan selama persalinan, kemungkinan sumber SARS-CoV-2 pada bayi, berasal dari ibu,” ungkap para dokter.
Skrining Awal
Untuk itu, mereka menekankan betapa pentingnya bagi penyedia layanan kesehatan untuk melakukan skrining pada ibu hamil. Antara lain, menerapkan langkah-langkah pengendalian infeksi yang ketat, karantina ibu yang terinfeksi, dan pemantauan ketat terhadap bayi yang berisiko COVID-19.
Dr. David Kimberlin, seorang Professor Penyakit Menular pada Anak, di University of Alabama, menulis editorial yang membahas dua makalah lain yang diterbitkan di Journal of American Medical Association yang menyelidiki apakah COVID-19 dapat berpindah dari ibu ke janin dengan cara ini.
Penelitian tersebut dinilai "tidak konklusif," tulisnya dan seorang koleganya. Kimberlin menyatakan bahwa, saat ini dibutuhkan penelitian lebih lanjut, dengan ukuran sampel yang lebih besar, untuk sepenuhnya memahami bagaimana COVID-19 dapat mempengaruhi wanita hamil dan bayi mereka.
Prosedur Penting Bagi Ibu Hamil Positif Covid-19
Menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists (ACOG), orang hamil dengan COVID-19 tidak perlu mengubah waktu atau metode persalinan dari rencana kelahiran.
Saran Bagi Ibu Hamil yang Positif Covid-19
Jika sedang hamil dan didiagnosis dengan virus, ACOG merekomendasikan prosedur sebagai berikut:
- Tetap di rumah kecuali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Hindari menggunakan transportasi umum
- Bicaralah dengan tenaga medis melalui telepon sebelum pergi. Dapatkan perawatan medis segera jika gejala lebih buruk atau darurat
- Pisahkan diri dari orang lain di rumah
- Kenakan masker wajah ketika berada di sekitar orang lain dan ketika pergi ke rumah sakit
Laporan Raissa Anjanique
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seringkali, stres pada ibu hamil muncul di trimester ketiga hingga saat persalinan.
Baca SelengkapnyaKram ketika kehamilan memasuki trimester pertama, bisa menjadi tanda adanya gangguan pada kehamilan.
Baca SelengkapnyaBayi bisa mengalami hal-hal yang mungkin dianggap aneh, padahal sebenarnya cukup normal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Banyak faktor yang membuat kesuburan jadi bermasalah dan kadang membutuhkan intervensi medis agar kehamilan bisa terjadi.
Baca SelengkapnyaPenyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.
Baca SelengkapnyaBeberapa ibu sedikit khawatir karena menghilangnya gejala kehamilan sering dianggap pertanda yang kurang baik.
Baca SelengkapnyaJangan sampai perhiasan yang dikenakannya malah membahayakan.
Baca SelengkapnyaSiklus menstruasi yang teratur penting untuk kesehatan perempuan.
Baca Selengkapnya