Kasus Campak Kembali Merebak di AS, Ternyata Pemicunya..
Dream - Salah satu penyakit yang sangat menular dan mudah menjangkiti anak-anak adalah campak. Virus campak bisa menular dengan cepatnya melalui ludah dan keringat. Bayi-bayi yang terkena campak dan tak ditangani dengan cepat dan tepat bisa berujung pada kecacatan hingga kematian.
Kasus campak kini kembali jadi perhatian badan kesehatan dunia (WHO). Setelah sebelumnya WHO mengeluarkan peringatan tentang kembali merebaknya virus campak, kini Minnesota,
negara bagian di Amerika Serikat harus menghadapi tingginya kasus campak dalam 10 tahun terakhir. Bahkan bisa dikatakan jumlah kasus campak mencapai puncaknya.
Diketahui ada 48 kasus campak terjadi negara bagian tersebut. Sebanyak 45 kasus anak yang terkena campak diketahui karena yang terkena tak pernah divaksin. Mereka adalah anak-anak
Somali-American. Data tersebut diungkapkan oleh Minnesota Department of Health.
"Sayangnya komunitas Somali-American mendapat pemahaman yang salah tentang vaksin campak. Kami bekerja dengan banyak pihak untuk kembali memberi edukasi kesehatan yang tepat terkait vaksin," ujar pihak Minnesota Department of Health seperti dikutip dari Circa.
Sebelumnya pada akhir Maret lalu, World Health Organization (WHO) secara resmi mengumumkan sejak awal 2017 dilaporkan terjadi lebih dari 559 kasus campak di Eropa. Angka tersebut cukup besar. Salah satu pemicunya adalah menurunnya angka cakupan imunisasi di bawah ambang yang diperlukan.
Vaksin sampai saat ini masih jadi cara yang efektif untuk pencegahan campak. Namun ada pihak yang menganggap vaksin adalah cara yang tidak alami dan malah mendatangkan kerugian pada kondisi tubuh anak-anak.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO mengumumkan bahwa enam kasus baru pada pasien yang sudah vaksin telah ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHarga eceran tertinggi vaksin keempat Covid-19 tidak ditentukan Menkes. Kelompok yang harus membayar vaksin bisa mencari tahu lewat fasilitas kesehatan.
Baca SelengkapnyaPenyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca SelengkapnyaBeberapa orang mungkin mengalami gangguan kecemasan yang bisa semakin parah. Yuk, simak cara mengatasinya!
Baca SelengkapnyaMerebak di Amerika Serikat, Singapura, China, dan India, Covid-19 di Indonesia sudah ditemukan 41 kasus.
Baca Selengkapnya