Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabar Gembira! Bakal Ada Pil Kontrasepsi untuk Pria

Kabar Gembira! Bakal Ada Pil Kontrasepsi untuk Pria Pil Kontrasepsi (Foto: Shutterstock)

Dream - Selama ini produk kontrasepsi lebih banyak diperuntukkan untuk kaum perempuan. Salah satu yang populer karena cenderung praktis dan murah adalah pil pencegah kehamilan. Pil ini biasanya dikonsumsi setiap hari oleh perempuan untuk mencegah kehamilan.

Tapi kini sebuah percobaan klinis, baru saja mengembangkan pil kontrasepsi untuk laki-laki. Seperti dikutip dari Fox News, pil bernama DMAU baru saja dipresentasikan dalam Endocrine Society’s Annual beberapa waktu lalu.

Pil tersebut berisi kombinasi dari hormon androgen dan progestin. Jika dikonsumsi setiap hari akan mengurangi produksi sperma secara signifikan. Hal ini bakal berdampak pada pencegahan kehamilan.

"DMAU saat ini dalam tahapan pengembangan yang cukup baik, sebagai pil kontrasepsi harian," ujar Dr. Stephanie Page, senior investigator penelitian, yang juga profesor farmasi di University of Washington, AS.

Lebih Praktis

Varian pil sebagai kontrasepsi untuk pria memang sedang gencar dikembangkan. Hal ini karena mengonsumsi pil pada pria dianggap jadi cara praktis untuk mencegah kehamilan pasangan, dibanding metode lain.

"Dari survei yang kami lakukan, pria cenderung memilih pil dibandingkan metode suntikan atau gel yang saat ini juga kami kembangkan," ungkap Dr. Page.

Percobaan klinis sendiri bakal dilakukan mulai April mendatang selama tiga bulan, hingga Juli. Sejauh ini diketahui ada efek samping mengonsumsi pil kontrasepsi pada pria.

Yaitu meningkatkan berat badan dan level kolesterol, tapi masih dalam batas normal. Untuk itu pengembangan penelitian terus dilakukan agar penggunaan pil jadi efektif dan tentunya aman.

Ingin Pakai Kontrasepsi Spiral? Ketahui Dulu Risikonya

Dream - Alat kontrasepsi IUD (intra uterine device) atau spiral jadi pilihan utama bagi para perempuan yang ingin menunda kehamilan dalam waktu lama. Pemakaian IUD memang bisa bertahan mulai dari 3 hingga 10 tahun.

Tingkat efektivitasnya juga cukup tinggi, meski tetap ada presentase kegagalan sebesar 1 persen. Dengan presentase kegagalan yang kecil, serta jangka waktu lama dalam hal pemakaian, IUD, jadi alasan utama banyak perempuan memilih menggunakan IUD.

IUD sebenarnya sangat aman digunakan, baik IUD tembaga atau pun hormon. Tapi ada kondisi di mana seorang perempuan tak dianjurkan menggunakan IUD.

Kondisi tersebut antara lain, jika memiliki masalah radang panggul, kelainan pada rahim, pendarahan vagina tanpa sebab, berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual, atau pernah memiliki masalah saat menggunakan KB spiral.

Untuk perempuan yang belum pernah hamil, tidak disarankan menggunakan IUD karena akan lebih merasakan sakit dan kram setelah pemasangan. Kemungkinan IUD terlepas juga lebih 
tinggi pada perempuan yang belum pernah hamil.

Ada tiga risiko kesehatan yang mungkin terjadi setelah pemakaian IUD. Namun risiko ini sangat jarang. Untuk itu, sebelum memasang IUD, harus berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter
Jika memang sudah dipasang, kontrol harus dilakukan secara teratur minimal satu kali dalam setahun.

Ini 3 Resikonya

Perforasi
Kondisi ini terjadi pada 1 dari 1.000 perempuan. Kondisi dimana IUD mendorong dan menusuk dinding rahim sehingga terjadi robekan atau perforasi. Harus segera ditemukan dan dilepas. 
Jika tidak, dapat merusak organ dalam.

Infeksi
Ada juga risiko radang panggul setelah pemakaian IUD. Namun risiko tersebut akan hilang setelah 20 hari pemakaikan. Kecuali, si pemakai terjangkit penyakit menular seksual. Untuk itu, 
dianjurkan untuk tidak berganti-ganti pasangan, karena IUD tak melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual.

IUD terlepas
Sekitar 2 – 10 dari 100 IUD terlepas sendiri dan keluar melalui jalan lahir. Seperti dikutip dari Mediskus, hal tersebut bisa terjadi dalam beberapa bulan pertama penggunaan. Terlepasnya 
IUD kemungkinan ketika dipasang tepat setelah melahirkan atau keluar ketika sedang menstruasi.

Setelah pemasangan IUD, akan muncul sedikit rasa nyeri di area panggul, kadang disertai flek ringan berupa bercak darah atau kecokelatan selama beberapa hari. Lalu saat menstruasi rasa kram akan lebih sakit dari biasanya.

Namun setelah beberapa minggu pemakaian keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya. Setelah pemasangan dokter biasanya akan memberikan pereda nyeri dan penghenti flek. Jangan lupa untuk kontrol teratur setelah pemakaian IUD.

Sumber: Verywell/ Mediskus

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menilik Akar Masalah Jerawat Hormonal, Begini Cara Mengatasinya

Menilik Akar Masalah Jerawat Hormonal, Begini Cara Mengatasinya

Jerawat hormonal disebabkan oleh peningkatan hormon yang disebut dengan androgen.

Baca Selengkapnya
Penyakit Prostatitis pada Prostat, Banyak Menyerang Pria di Bawah 50 Tahun

Penyakit Prostatitis pada Prostat, Banyak Menyerang Pria di Bawah 50 Tahun

Prostatitis sebagai salah satu penyakit yang muncul, akibat infeksi bakteri atau trauma.

Baca Selengkapnya
Sering Berjerawat karena Hormon, Remaja Penting Banget Tahu Kunci Perawatan Kulit

Sering Berjerawat karena Hormon, Remaja Penting Banget Tahu Kunci Perawatan Kulit

Remaja umumnya memiliki kulit yang lebih sensitif. Perubahan hormon yang terjadi pada masa ini seringkali memicu munculnya jerawat atau masalah kulit lainnya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
3 Manfaat Berolahraga Saat Menstruasi, Tetap Aktif Yuk!

3 Manfaat Berolahraga Saat Menstruasi, Tetap Aktif Yuk!

Walaupun tubuh terasa lemas, ternyata berolahraga saat menstruasi bisa jadi solusi PMS dan memberi manfaat kesehatan lainnya.

Baca Selengkapnya
9 Penyebab Menstruasi Telat Seminggu yang Perlu Dipahami, Bukan Hanya Pertanda Hamil

9 Penyebab Menstruasi Telat Seminggu yang Perlu Dipahami, Bukan Hanya Pertanda Hamil

Penyebab mens telat seminggu bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti stres, perubahan hormon, kondisi medis tertentu, dan faktor gaya hidup.

Baca Selengkapnya
Niat Operasi untuk Memperbesar Penis, Pria Ini Justru Alami Impotensi

Niat Operasi untuk Memperbesar Penis, Pria Ini Justru Alami Impotensi

Seorang pria Italia berusia 40 tahun membawa seorang dokter dan dua klinik medis ke pengadilan setelah operasi pembesaran penis. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya