Jika Vaksin Covid-19 Siap Ternyata Tak Bisa Langsung Diberikan Pada Anak
Dream - Kematian anak di Indonesia karena virus Covid-19 termasuk yang paling tinggi di Asia Pasifik. Sebuah fakta miris yang membuat sekolah hingga kini tak kunjung dibuka demi menyelamatkan generasi bangsa.
Vaksin jadi pun jadi harapan banyak orang untuk menangkal virus yang bisa mematikan tersebut. Pemerintah Indonesia sudah memesan vaksin dari China dan direncanakan bakal siap pada November 2020 mendatang.
Rupanya, meski vaksin sudah siap, anak-anak tak bisa lantas mendapatkannya. Dikutip dari KlikDokter, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tidak merekomendasikan vaksin virus corona yang pertama kali tersedia untuk diberikan kepada anak-anak. Hal tersebut karena uji klinis yang dilaksanakan selama ini hanya berfokus kepada orang dewasa yang sehat dan tidak hamil.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Alvin Nursalim, Sp.PD. Menurutnya, pemberian vaksin kepada anak harus didasarkan pada uji klinis yang sesuai dengan usia responden.
“Jika memang belum dilakukan penelitian, maka vaksin untuk anak belum dapat dilakukan. Semua obat aman diberikan jika sudah lolos penelitian pada populasi sesuai dengan target obat tersebut,” jelas dr. Alvin.
Respons Imun Anak Berbeda
Beberapa pakar menyebut, sistem imunitas anak merespons vaksin secara berbeda dengan orang yang lebih tua. Sistem kekebalan tersebut juga bisa bervariasi pada anak dari berbagai usia. Oleh karena itu, perlu penelitian yang berbeda guna mengevaluasi apakah kandidat vaksin virus corona efektif dan aman untuk anak.
“Intinya, pemberian obat kepada manusia harus diketahui dengan sangat detail. Jadi, kalau obat atau vaksin ditujukan untuk anak, maka penelitian pada anak juga mesti dilakukan terlebih dahulu,” dr. Alvin menegaskan.
Uji Klinis Pada Anak
Perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer berencana melakukan uji klinis vaksin virus corona kepada anak 12 tahun dalam waktu dekat. Dilansir CNN, Pfizer telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk melakukan uji coba vaksin virus corona kepada anak usia 12 tahun. Pfizer mengklaim beberapa orangtua telah menyatakan minat untuk mendaftarkan anak mereka dalam uji coba tersebut.
Melihat kenyataan tersebut dan belum adanya uji klinis pada anak, tampaknya anak-anak bakal jadi kelompok yang paling terakhir mendapatkan vaksin. Selengkapnya baca di sini.
4 Langkah Menjaga Bayi Baru Lahir Agar Tak Tertular Covid-19
Dream - Bagi para ibu yang baru saja melahirkan dan kini merawat bayi harus lahir, tetap di rumah saja adalah langkah terbaik. Bila keluar rumah, protokol kesehatan secara ketat harus dijalankan, kenakan masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.
Pandemi Covid-19 membuat semua orang berisiko tertular di mana pun. Termasuk pada bayi baru lahir yang bisa tertular dari orang dewasa. Dokter Darrell Fernando, SpOG, memperingatkan para orangtua untuk menjaga bayinya lebih ekstra.
Ia memaparkan dalam akun Instagramnya lima langkah penting menjaga bayi baru lahir agar tak tertular Covid-19. Langkah pertama menurut dr. Darell adalah selalu cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh bayi.
Termasuk saat menyusuinya menggunakan botol atau ketika memerah air susu ibu(ASI). Mencuci tangan merupakan hal yang sangat penting agar bayi terhindar dari kontaminasi kuman.
Protokol Kesehatan Ketat
Langkah kedua adalah kurangi kunjungan ke rumah. Budaya di Indonesia memang jik ada bayi baru lahir maka kerabat atau keluarga datang menengok dan memberi hadiah. Dalam masa pandemi seperti sekarang, sebaiknya hindari atau setidaknya kurangi.
Pastikan orang yang datang melihat bayi, benar-benar dalam keadaan sehat. Jangan segan untuk menolak jika ada yang ingin datang berkunjung jika dirasa ia berisiko sebagai pembawa virus.
Langkah ketiga, lakukan protokol kesehatan ketat jika ada yang datang. Tetap minta tamu memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk rumah. Bayi juga sebaiknya dilihat dari jauh dan tidak digendong. Apalagi mencium dan memegang-megang karena sangat berbahaya
Keempat, mereka yang sakit tak boleh dekat-dekat dengan bayi. Termasuk ayahnya jika menunjukkan gejala flu, sebaiknya pisah kamar untuk mencegah menulari penyakit.
Sumber: Instagram dr Darell Fernando
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Duh, Ada 1,8 Juta Anak Indonesia yang Tak Dapat Imunisasi Rutin Lengkap
Risiko yang muncul dari hal ini adalah munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaFakta-Fakta Pasien Covid-19 JN.1 di Batam Meninggal Dunia
Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.
Baca SelengkapnyaMusim Liburan, Jaga Anak dari Penularan Pneumonia di Tempat Ramai
Jangan sampai setelah liburan anak-anak malah mengalami sakit.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1
Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024
Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.
Baca SelengkapnyaMusim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA
ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca SelengkapnyaIlmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih
Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.
Baca SelengkapnyaPemberian Vaksin Polio Serentak untuk Anak, Tak Perlu Khawatir Efek Sampingnya
Keluhan berupa demam setelah vaksin, tak perlu dikhawatirkan.
Baca SelengkapnyaCiri Anak Terkena Penyakit Ain yang Wajib Diwaspadai, Para Orang Tua Harus Tahu!
Penyakit ain bukanlah penyakit baru. Tetapi sudah ada sejak zaman Rasulullah saw yang berhubungan dengan pandangan.
Baca Selengkapnya