Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Intoleransi Laktosa Bisa Disebabkan Kurangnya Minum Susu

Intoleransi Laktosa Bisa Disebabkan Kurangnya Minum Susu © MEN

Dream - Kondisi intoleransi laktosa pada anak-anak kerap membuat orangtua pusing. Hal tersebut bisa terjadi ketika ususnya, tidak mampu mencerna laktosa. Laktosa merupakan jenis gula yang umum terkandung pada produk susu, termasuk makanan favorit anak seperti es krim.

Dikutip dari HelloSehat, normalnya, usus kecil butuh enzim yang disebut laktase untuk memecah laktosa menjadi gula dalam bentuk lebih sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa. Tubuh kemudian menyerap gula sederhana ini ke dalam aliran darah untuk dijadikan energi.

Ketika tidak bisa dicerna dan diserap tubuh, laktosa akhirnya berubah menjadi gas yang menyebabkan munculnya berbagai gejala masalah pencernaan. Biasanya, intoleransi laktosa mulai dialami di usia dini.

Ternyata kondisi tersebut juga bisa muncul ketika beranjak dewasa. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan minum susu yang berkurang, sehingga produksi enzim untuk memecah laktosa pun berkurang seiring dengan bertambahnya usia.

"Di Asia, sekitar 80-100 persen penduduknya mengalamilactose intolerant primer. Dan sebagian besar adalah lactose intolerant primer yaitu yang enzimnya cukup ketika lahir tapi karena nggak minum susu, tubuh berhenti menghasilkan enzim laktase," ungkap kata Haekal Anshari, seorang pakar gizi dalam acara Cimory Yolite C+ Kombinasikan Kebaikan Yogurt dan Vitamin C di Jakarta, Kamis 19 September 2019.

Konsumsi Susu Saat Kecil Hingga Dewasa

Oleh karena itu, disarankan untuk tetap mengonsumsi susu hingga dewasa. Konsumsi susu di usia dewasa bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi serta meningkatkan daya tahan tubuh.

Jika tidak menyukai susu, bisa menggantinya dengan yogurt. Selain meningkatkan kesehatan pencernaan, bakteri baik yang terkandung pada yogurt mampu menurunkan risiko intoleransi laktosa

"Karena bakterinya memecah laktosa, jadi bisa menurunkan risiko lactose intolerant. Selagi tetap mendapatkan manfaat yang sama seperti susu seperti vitamin dan mineral untuk kesehatan tulang dan gigi serta meningkatkan daya tahan tubuh," kata Haekal.

Berikan Porsi Susu yang Pas, Jangan Sampai Anak Obesitas

Dream - Susu dianggap minuman wajib bagi anak-anak. Padahal ketika usianya sudah lebih dari satu tahun, susu hanya sebagai pelengkap saja. Untuk itu penting memperhatikan asupan makanan harian dan porsi susunya.

Jangan sampai porsi makan harian sudah banyak, sementara porsi susu juga cukup besar. Jika tidak dikontrol bisa meningkatkan risiko obesitas pada anak.

"Ini yang sering salah. Si anak makannya oke, nih. Akan tetapi jumlah susu yang diminum juga enggak berubah, tetap banyak," kata Pakar Tumbuh Kembang Anak, Prof Dr dr Rini Sekartini SpA(K), saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rini sering menemukan kasus, anak yang sangat suka makan dan juga sangat menyukai susu. Anak tersebut bahkan bisa menenggak satu liter susu setiap harinnya.

"Akhirnya, pada saat pengukuran, ukurannya dia bisa sampai paling atas," kata Rini.

Perhatikan Menu Makanan Anak

Akibat dari kebiasaan itu, ditambah pula kurangnya aktivitas fisik pada anak, obesitas di usia dini sulit dihindari. Susu memang diperlukan untuk 'menabung' kalsium, namun tidak berlebihan.

"Susu tidak dapat menggantikan makanan yang harus dikonsumsi anak, sesuaikan saja porsinya dengan kebutuhan anak," ujarnya.

Rini juga mengingatkan pentingnya membiasakan anak-anak untuk berolahraga. Hal ini agar mereka terhindar dari obesitas dan terbiasa berolahraga.

Sumber: Aditya Eka Prawira/ Liputan6

Usia Paling Tepat Mengenalkan Produk Susu Pada Balita

Dream - Produk susu tidak boleh diberikan secara asal pada bayi. Sebab, bayi bisa saja memiliki alergi pada susu sapi.

Pada beberapa kasus, setelah diberikan produk susu muncul reaksi pada tubuh bayi. Bisa berupa gatal, batuk, kemerahan hingga konstipasi. Sebagai panduan, berikut waktu paling tepat untuk mengenalkan produk susu pada bayi.

1. Susu sapi segar
Jenis susu ini tidak disarankan untuk bayi berusia di bawah 12 bulan. Susu sapi bisa menyebabkan dehidrasi, kekurangan zat besi serta memicu reaksi alergi. Gunakan susu formula khusus untuk bayi di bawah 12 bulan. Sebab, susu formula memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi biasa.

Anda dapat mulai memberikan susu sapi pada anak di atas satu tahun. Kandungan lemak di dalamnya akan membantu perkembangan otak si kecil. Selain itu, susu sapi juga diperkaya dengan kalsium dan vitamin D. Namun, pastikan konsumsinya tidak melebihi 700ml per hari.

 

Produk Susu Lainnya

2. Yogurt
Konsumsi yogurt dapat dimulai setelah bayi menginjak usia 8 bulan, asalkan bayi tidak memiliki riwayat alergi dari keluarga. Yogurt diperkaya dengan protein, lemak, kalsium dan potassium yang baik untuk pencernaannya.

Hindari yogurt jenis low fat karena bayi akan membutuhkan asupan lemak sebaik mungkin. Yogurt jenis polos juga lebih baik ketimbang yang memiliki perasa buah. Sebab, perasa buah biasanya memiliki tambahan gula atau pemanis buatan.

Si kecil mungkin agak tidak suka dengan rasanya yang asam. Jangan menyerah, biarkan ia beradaptasi untuk mengenal tekstur dan rasa baru.

3. Keju
Apabila si kecil tidak memiliki riwayat alergi dari keluarga, Anda sudah bisa mulai memberikan keju sejak menginjak usia 8 bulan. Keju dapat diberikan dalam bentuk parutan halus di atas roti, sayur atau kentang tumbuk. Keju juga bisa dilelehkan untuk memberikan tekstur yang berbeda pada bayi.

Ada baiknya untuk memilih keju dengan formula yang ringan, seperti rendah garam. Keju akan membantu si kecil memenuhi konsumsi kalori yang diperlukan. Namun, pastikan untuk selalu mengawasi si kecil ketika makan keju. Teksturnya yang padat bisa membuatnya tersedak sewaktu-waktu.

Cara memperkenalkan
Jika memiliki riwayat keturunan alergi, ada baiknya untuk tidak memberikan produk susu apapun sebelum ia menginjak satu tahun. Namun jika tidak ada, Anda bisa memberikannya dengan metode ini.

Berikan salah satu produk susu pada bayi. Lalu jangan berikan jenis produk susu lainnya hingga tiga hari. Apabila dalam tiga hari bayi tidak menunjukan gejala alergi, itu artinya produk tersebut cocok untuk dia konsumsi. Beberapa gejala alergi diantaranya muncul bintik atau ruam kemerahan, bibir membengkak hingga muntah dalam hitungan jam setelah memakan produk tertentu.

Laporan Annisa Mutiara

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bahaya Susu Sapi Bagi Penderita Alergi Laktosa, Bisa Sampai Sulit Bernapas

Bahaya Susu Sapi Bagi Penderita Alergi Laktosa, Bisa Sampai Sulit Bernapas

Alergi laktosa merupakan kondisi di mana sistem kekebalan tubuh merespons secara berlebihan terhadap laktosa.

Baca Selengkapnya
Alasan Terbesar Mengapa Buaya Putih Sangat Langka

Alasan Terbesar Mengapa Buaya Putih Sangat Langka

Berikut alasan buaya putih jarang ditemui dengan kondisi albinisme dan leucisme!

Baca Selengkapnya
Jangan Sepelekan Telat Makan, Banyak Dampak Buruknya

Jangan Sepelekan Telat Makan, Banyak Dampak Buruknya

Kebiasaan telat makan ini dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh. Intip beberapa dampak buruknya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tak Suka Makanan Manis Tapi Idap Diabetes, Kok Bisa?

Tak Suka Makanan Manis Tapi Idap Diabetes, Kok Bisa?

Seseorang masih bisa terkena diabetes meski jarang mengonsumsi makanan manis. Ahli menjelaskan penyebabnya.

Baca Selengkapnya
Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Penuhi Asupan Zat Besi Biar Uban Tak Cepat Muncul

Sebagian orang memiliki uban dari usia muda dan ingin menghilangkannya. Intip penjelasan dokter kulit tentang upaya menghilangkan uban.

Baca Selengkapnya
3 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Jalani Puasa

3 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Jalani Puasa

Beberapa penyakit bisa dialami saat berpuasa. Terutama jika tidak terbiasa dengan pola makan baru. Hindari penyakit tersebut dengan memperhatikan beberapa hal.

Baca Selengkapnya
Pakar Biokimia Tak Sarankan Konsumsi Oat Milk, Ini Alasannya

Pakar Biokimia Tak Sarankan Konsumsi Oat Milk, Ini Alasannya

Walau berasal dari sumber nabati, namun susu oat belum tentu lebih baik untuk kesehatan. Kandungan glukosanya jadi perhatian pakar.

Baca Selengkapnya
Atasi Kantuk dengan 6 Cara Ini, Dijamin Puasa Segar Seharian!

Atasi Kantuk dengan 6 Cara Ini, Dijamin Puasa Segar Seharian!

Rasa kantuk ini seringkali muncul sebagai tamu tak diundang yang mengganggu produktivitas dan semangat dalam menjalani hari.

Baca Selengkapnya
Mangga Tak Boleh Dikonsumsi Berlebihan, Bisa Tingkatkan Level Gula Darah

Mangga Tak Boleh Dikonsumsi Berlebihan, Bisa Tingkatkan Level Gula Darah

Diabetes menjadi salah satu penyakit yang membuat banyak orang khawatir

Baca Selengkapnya