Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Bahayanya Nekat Liburan Bawa Anak-anak Saat Pandemi Covid-19

Ini Bahayanya Nekat Liburan Bawa Anak-anak Saat Pandemi Covid-19 Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Liburan akhir tahun 2020 berbarengan dengan libur semester sekolah. Sayangnya, kali ini suasana liburan tak seperti biasanya. Cenderung penuh rasa khawatir, kehati-hatian yang ekstra.

Tentu saja karena virus Covid-19 yang bisa menjangkiti siapa saja, termasuk anak-anak. Banyak orang yang akhirnya memutuskan tidak berlibur dan tetap di rumah saja demi melindungi diri dan keluarga.

Bagaimana jika tetap ingin liburan di masa pandemi dan membawa anak-anak? Tentu harus tahu risikonya.

"Kalau tetap memaksakan berlibur bersama anak, apalagi lokasi berliburnya pindah-pindah tempat dan ke area ramai, bisa dibilang itu adalah tindakan yang egois," ujar dr. Arina Heidyana, dikutip dari KlikDokter.com

Menurutnya, pada anak-anak Covid-19 memang sebagian besar hanya menimbulkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Meski demikian, anak bisa menularkan ke orang lain dan bagi yang memiliki komorbid akan sangat mematikan.

“Kalau alasannya karena anaknya bosan di rumah, orangtua harus cari cara agar suasana rumah tidak membosankan. Ada banyak edukasi menyenangkan selain liburan saat pandemi yang bisa dilakukan di rumah,” kata dr. Arina.

 

Menularkan dan Bisa Jadi Berbahaya

Anak-anak di bawah 12 tahun memang tidak diwajibkan melakukan tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan ke luar kota. Padahal, bukan tak mungkin si anak menjadi super spreader alias pihak yang dapat menyebarkan virus corona dengan cepat ke orang lain.

Dilansir Pandemic Talks, Ketua Satgas COVID-19, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Yogi Prawira, SpA(K) mengatakan, 1 dari 10 orang yang terinfeksi adalah anak atau orang di bawah 18 tahun.

Sebanyak 2 persen kasus COVID-19 anak di Indonesia mengalami gejala berat hingga kritis. Melengkapi penjelasan, dr. Reza Fahlevi, Sp. A., mengatakan tentang risiko anak untuk mengalami multisystem inflammatory syndrome in children (MISC) akibat infeksi virus corona.

“Jadi, virus corona yang menyerang anak bisa menyebabkan MISC. Artinya, multisistem atau keterlibatan peradangannya itu tak hanya pada pernapasan, tetapi pada organ lain juga. Mulai dari sistem saraf, menimbulkan kejang, gangguan kesadaran, dan lain-lain,” ujar dr Reza.

Risiko tertular akan sangat tinggi jika liburan membawa anak-anak. Selengkapnya baca di sini.

Ribuan Anak Dites Covid-19, Ini Gejala yang Paling Sering Muncul

Dream - Demam dan sesak napas, jadi gejala Covid-19 yang sangat menyiksa pada pasien dewasa. Kondisi semakin parah jika yang terjangkit memiliki penyakit bawaan seperti diabetes, darah tinggi dan asma.

Bagaimana gejala covid-19 pada anak, apa yang paling sering muncul? Sebuah penelitian dilakukan tim dari University of Alberta, Kanada dengan melakukan tes Covid-19 pada ribuan anak.

Hasilnya, sakit perut, anosmia (kehilangan kemampuan untuk mencium aroma dan merasa), demam dan sakit kepala adalah gejala yang paling memprediksi hasil tes positif. Fakta lainnya yang cukup mencengangkan adalah sepertiga dari anak-anak dan remaja yang diketahui positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

"Lebih dari sepertiga pasien anak-anak yang dites positif terinfeksi SARS-CoV-2 tidak menunjukkan gejala, mengidentifikasi anak-anak yang kemungkinan terinfeksi merupakan tantangan. Memang, proporsi infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala pada anak-anak adalah mungkin jauh lebih tinggi daripada yang telah kami laporkan, mengingat kemungkinan bahwa banyak yang tidak hadir untuk pengujian," dr. Finlay McAlister, dari University of Alberta, dikutip dari WebMD.

Anosmia

Batuk dan pilek juga sering muncul pada anak yang terinfeksi Covid-19. Para peneliti mengatakan keluhan yang sama itu umum di antara anak-anak yang dites negatif dan tidak dapat dianggap sebagai tanda-tanda infeksi COVID-19.

Penelitian dilakukan pada lebih dari 2.400 anak di provinsi Alberta, Kanada, yang dites virus Covid-19 antara 13 April dan 30 September 2020. Gejala covid-19 yang paling sering muncul pada anak adalah kehilangan kemampuan membau /merasa (anosmia), ini tujuh kali lebih tinggi pada anak-anak dengan Covid-19.

Untuk gejala sakit perut lima kali lebih mungkin, dan sakit kepala dua kali lebih mungkin. Semantara gejala demam 68% lebih mungkin terjadi pada anak-anak dengan hasil tes positif Covid-19.

 

Cenderung Tanpa Gejala

Pada anak-anak yang kehilangan penciuman/ rasa, juga mengeluhkan sakit kepala dan sakit perut, kemungkinan hasil tes positifnya 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dan remaja tanpa gejala-gejala tersebut.

“Mengingat tingginya proporsi anak-anak dengan SARS-CoV-2 yang tetap asimtomatik (tanpa gejala), tidak mungkin strategi skrining gejala apa pun akan mencegah setiap anak dengan infeksi SARS-CoV-2 untuk memasuki sekolah," dr. Nisha Thampi, seorang dokter spesialis anak di Rumah Sakit Anak Ontario.

Oleh karena itu, langkah-langkah kesehatan dan keselamatan berbasis sekolah di luar skrining seperti jarak fisik, kebersihan tangan, peningkatan ventilasi dan belajar di luar ruangan - memainkan peran penting dalam mencegah penyebaran infeksi. Sekolah-sekolah di Kanada sudah mulai dibuka sejak September 2020 setelah dilaporkan nol kematian karena Covid-19.

Ibu Hamil yang Positif Covid-19 Harus Ditangani Tim Dokter

Dream - Sistem kekebalan tubuh ibu hamil cenderung lemah, hal ini membuat mereka lebih rentan tertular virus Covid-19. Dibutuhkan kedisiplinan diri serta keluarga di rumah dalam menjaga kesehatan ibu hamil agar tak tertular virus tersebut.

Pasalnya, ibu hamil yang terkena Covid-19 berisiko mengalami keguguran. Terutama di trimester pertama kehamilan mulai di usia kehamilan di bawah 12 minggu. Lalu bagaimana jika hasil pemeriksaan ibu hamil ternyata positif Covid-19?

Ibu hamil bisa melakukan konsultasi lewat telemedicine, dan kondisi kesehatannya harus dipantai secara intensif. Gejala yang muncul pun harus diperhatikan.

"Laporkan kondisi tubuh secara jujur kepada petugas medis dan dokter. Dilihat dari gejala lebih dulu, jika tak bergejala bisa isolasi mandiri dan melakukan telemedicine," ujar dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dalam webinar yang digelar RSPI 25 November 2020.

 

 

Dirawat oleh Tim Dokter

Pada ibu hamil pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat, akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dalam melakukan pemantauan, ibu hamil tak hanya diperiksa oleh dokter kandungan, tapi juga tim dokter.

"Dokter kandungan tidak bisa merawat pasien (ibu hamil) sendiri, harus berbarengan dengan tim dokter Covid yang terdiri dari dokter paru, dokter ahli infeksi dan juga dokter kandungan untuk memastikan keadaan janin," ujar dr. Mervin.

Seperti juga pasien Covid-19, ibu hamil harus menjalani perawatan isolasi dan tak boleh dikunjungi keluarga atau kerabat demi mencegah penularan. Bila ibu sudah masuk dalam tahap persalinan, maka protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat oleh tim medis.

Persalinan dilakukan di ruangan bertekanan negatif. Seluruh tim medis, juga harus menggunakan APD lengkap. Kuncinya adalah disiplin dengan protokol kesehatan demi mencegah penularan.

"Pengalaman, ada beberapa pasien yang positif pada saat mau melahirkan. Saya rasa selama kita menerapkan protokol, APD lengkap, tidak ada yang sulit merawat pasien covid, yang terpenting adalah kesiapan rumah sakit dengan protokol kesehatan," kata dr. Mervin.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ibu Pergi Liburan Tega Tinggalkan Bayinya 10 Hari Sendirian di Rumah, Saat Kembali Kondisi Anaknya Mengenaskan

Ibu Pergi Liburan Tega Tinggalkan Bayinya 10 Hari Sendirian di Rumah, Saat Kembali Kondisi Anaknya Mengenaskan

Balita tersebut meninggal karena kelaparan dan dehidrasi parah.

Baca Selengkapnya
Cara Cegah Diare yang Sering Menyerang Anak Saat Perjalanan Liburan

Cara Cegah Diare yang Sering Menyerang Anak Saat Perjalanan Liburan

Hal yang paling sering membuat anak-anak terkena diare saat liburan adalah infeksi virus.

Baca Selengkapnya
Musim Liburan, Jaga Anak dari Penularan Pneumonia di Tempat Ramai

Musim Liburan, Jaga Anak dari Penularan Pneumonia di Tempat Ramai

Jangan sampai setelah liburan anak-anak malah mengalami sakit.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

4 Cara Ampuh Atasi Hidung Tersumbat, Layak Dicoba

Hidung tersumbat menjadi problem umum yang sering menimpa kita, terutama saat musim flu atau saat kita sedang mengalami alergi.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta  Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Fakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.

Baca Selengkapnya