Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ibu Hamil yang Positif Covid-19 Harus Ditangani Tim Dokter

Ibu Hamil yang Positif Covid-19 Harus Ditangani Tim Dokter Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Sistem kekebalan tubuh ibu hamil cenderung lemah, hal ini membuat mereka lebih rentan tertular virus Covid-19. Dibutuhkan kedisiplinan diri serta keluarga di rumah dalam menjaga kesehatan ibu hamil agar tak tertular virus tersebut.

Pasalnya, ibu hamil yang terkena Covid-19 berisiko mengalami keguguran. Terutama di trimester pertama kehamilan mulai di usia kehamilan di bawah 12 minggu. Lalu bagaimana jika hasil pemeriksaan ibu hamil ternyata positif Covid-19?

Ibu hamil bisa melakukan konsultasi lewat telemedicine, dan kondisi kesehatannya harus dipantai secara intensif. Gejala yang muncul pun harus diperhatikan.

"Laporkan kondisi tubuh secara jujur kepada petugas medis dan dokter. Dilihat dari gejala lebih dulu, jika tak bergejala bisa isolasi mandiri dan melakukan telemedicine," ujar dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, dalam webinar yang digelar RSPI 25 November 2020.

 

 

Dirawat oleh Tim Dokter

Pada ibu hamil pasien Covid-19 yang bergejala sedang dan berat, akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Dalam melakukan pemantauan, ibu hamil tak hanya diperiksa oleh dokter kandungan, tapi juga tim dokter.

"Dokter kandungan tidak bisa merawat pasien (ibu hamil) sendiri, harus berbarengan dengan tim dokter Covid yang terdiri dari dokter paru, dokter ahli infeksi dan juga dokter kandungan untuk memastikan keadaan janin," ujar dr. Mervin.

Seperti juga pasien Covid-19, ibu hamil harus menjalani perawatan isolasi dan tak boleh dikunjungi keluarga atau kerabat demi mencegah penularan. Bila ibu sudah masuk dalam tahap persalinan, maka protokol kesehatan harus dilakukan dengan ketat oleh tim medis.

Persalinan dilakukan di ruangan bertekanan negatif. Seluruh tim medis, juga harus menggunakan APD lengkap. Kuncinya adalah disiplin dengan protokol kesehatan demi mencegah penularan.

"Pengalaman, ada beberapa pasien yang positif pada saat mau melahirkan. Saya rasa selama kita menerapkan protokol, APD lengkap, tidak ada yang sulit merawat pasien covid, yang terpenting adalah kesiapan rumah sakit dengan protokol kesehatan," kata dr. Mervin.

 

Muncul Gejala Covid-19, Bolehkah Ibu Menyusui?

Dream - Bayi berhak mendapatkan air susu ibu (ASI) apapun kondisinya. Termasuk jika ibu sedang mengalami gejala atau sudah positif Covid-19. Bagi ibu yang sedang menyusui dan masih banyak beraktivitas di luar rumah, sederet protokol kesehatan ketat harus dilakukan.

Sesampainya di rumah, segera mandi dan ganti baju. Cuci tangan dengan sabun, baru memegang bayi dan menyusui. Hal ini sangat penting, jangan sampai bayi tertular virus dari ibu.

Penting diketahui, sampai Oktober 2020, virus SARS-COV2 belum ditemukan terdeteksi pada ASI. Para peneliti terus-menerus melakukan penelitian dan melakukan telaah lebih lanjut terhadap ibu hamil dan menyusui yang terkonfimasi Covid-19.

"Namun demikian, penularan virus penyebab sakit pernapasan melalui ASI tergolong rendah, sehingga WHO (World Health Organization) tetap memberikan rekomendasi bagi ibu yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) maupun COVID-19 untuk tetap menyusui," ujar dr. Meutia Ayuputeri Kumaheri, M.Res, IBCLC, CIMI, konsultan laktasi dari Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya.

 

 

Lakukan Panduan Ini

Seorang ibu yang positif Covid-19 atau yang dicurigai terinfeksi Covid-19 dalam isolasi mandiri, menurut dr. Meutia, dapat menyusui. Tentu saja harus menerapkan langkah-langkah pencegahan penularan demi menjamin keamanan bayi dari penularan penyakit. Berikut panduannya:

- Cuci tangan sebelum bersentuhan dengan bayi, peralatan pompa, dan peralatan minum bayi
- Ikuti semua petunjuk cara membersihkan peralatan pompa dan minum bayi
- Gunakan masker wajah saat menyusui bayi
- Ganti masker apabila lembab atau basah
- Segera buang masker sekali pakai setelah tidak digunakan
- Saat memakai dan membuka masker, hindari memegang wajah bagian depan
- Apabila ibu harus dalam perawatan terpisah dengan bayi, cari informasi terkait donor ASI atau orang sehat yang dapat memberikan ASI perah kepada bayi
- Orang sehat yang merawat dan memberikan ASI perah kepada bayi juga harus menjalankan protokol kesehatan yang sama dengan ibu
- Bersihkan area permukaan perabotan di rumah dengan cairan pembersih secara berkala
- Ibu tidak perlu membersihkan kulit payudara secara teratur sebelum menyusui atau perah ASI. Namun demikian, apabila ibu batuk atau bersin mengenai kulit payudara, ibu dapat segera mandi dan membersihkan area kulit payudara dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, sebelum menyusui
- Apabila ibu merasakan gejala-gejala COVID-19 seperti demam, sakit kepala, batuk, pilek, sakit tenggorokan, dan lainnya, segera konsultasikan ke dokter
- Apabila ibu mengalami keraguan, dapat berkonsultasi dengan tenaga profesional yang dapat membimbing menyusui dalam kondisi COVID-19
- Pilih fasilitas kesehatan untuk konsultasi dokter atau konsultasi laktasi yang menjalankan protokol kesehatan yang ketat

"Langkah-langkah di atas tak hanya dapat diterapkan pada ibu yang dicurigai atau positif Covid-19, tapi juga untuk semua ibu menyusui yang sehat. Protokol kesehatan yang ketat memang sangat penting diberlakukan di masa pandemi sekarang ini," ujar dr Meutia.

Apabila ibu menyusui menemukan kesulitan dalam kegiatan menyusui, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan konselor atau konsultan laktasi. Segera datang ke fasilitas klinik laktasi dan konsultan menyusui, seperti di RS Pondok Indah Group.

Aktivitas Inisiasi Menyusui Berkurang Drastis karena Pandemi Covid-19

Dream - Setelah bayi lahir, idealnya ditempakan di perut ibu untuk melatihnya merangkak mencari puting payudara. Setelah itu, bayi akan menyusu dan didiamkan selama beberapa menit agar kontak kulit dengan ibu. Proses ini disebut Insiasi Menyusui Dini (IMD) yang sangat berpengaruh pada keberhasilan menyusui.

Pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, aktivitas IMD bisa menurun drastis. Ini dikarenakan pembatasan layanan konseling laktasi serta kondisi darurat yang terjadi bila ibu melahirkan terpapar COVID-19.

“Pandemi COVID-19 menurunkan aktivitas Inisiasi Menyusu Dini. Kondisi ini terjadi karena kunjungan ibu hamil dibatasi, sehingga layanan konseling laktasi sebelum melahirkan terhambat," ungkap Fenny Yunita, konselor Laktasi, Dosen dan Peneliti Bahan Alam dikutip dari Liputan6.com.

Konseling laktasi termasuk salah satu kunci keberhasilan menyusui. Belum lagi ibu melahirkan yang positif COVID-19.

"Ini membuat IMD tidak berjalan karena menghindari kontak erat dengan ibu, sehingga menyusui sesering mungkin sesuai kebutuhan bayi juga tak terlaksana," kata Fenny.

 

Detail IMD

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera setelah bayi baru lahir perlu dilakukan, yaitu sekitar 30 menit sampai 1 jam pasca-persalinan. Dalam proses ini, bayi yang baru saja dilahirkan akan dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, tanpa bantuan siapapun.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi menerangkan, menyusui harus menjadi prioritas dalam kondisi apapun. Hal ini sebagai pilihan utama asupan nutrisi untuk bayi.

“Hanya saja keterbatasan saat ini terkait edukasi menyusui dan IMD secara langsung. Tapi kami sebagai bidan memiliki solusi terkait edukasi ini melalui digital, seperti kelas online atau webinar,” terangnya.

 IMD merupakan langkah awal kesuksesan menyusui untuk enam bulan ke depan atau masa pemberian ASI eksklusif. Emi pun mendorong edukasi dan akses informasi seputar IMD bagi ibu hamil, yang juga didukung oleh suami dan keluarga.

Terkait IMD, Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi COVID-19 bagi Tenaga Kesehatan. Panduan tersebut juga bisa memberi pemahaman kepada para ibu.

Pada panduan yang diterbitkan sesi Edisi Revisi 22 April 2020, ibu yang terpapar COVID-19 tidak diperbolehkan mendapat IMD.

Berikut Panduannya

Inisiasi menyusu dini (IMD) diupayakan tetap dilakukan, sambil melakukan upaya pencegahan penularan infeksi. Sebaiknya tetap berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Namun, bayi yang lahir dari ibu OTG/ODP/PDP/Terkonfirmasi, tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Bayi yang lahir dari ibu OTG/ODP tidak diperbolehkan IMD namun selanjutnya bisa mendapatkan ASI dengan menyusu langsung dari ibu, setelah berdiskusi dengan tenaga kesehatan menimbang keuntungan dan kerugian menyusu langsung, serta kepatuhan ibu dalam mencegah penularan, antara lain menggunakan masker bedah, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah kontak bayi, dan rutin membersihkan area permukaan dimana ibu melakukan kontak.

Dalam keadaan tidak bisa menjamin prosedur perlindungan saluran napas dan pencegahan transmisi melalui kontak, maka bayi diberikan ASI perah. Untuk penggunaan pompa ASI, kebersihan pompa perlu dijaga. Kesehatan ibu akan dipantau terus, hingga ibu dinyatakan negatif COVID-19.

Bayi yang lahir dari ibu PDP atau terkonfirmasi COVID-19, diberikan ASI perah. Pompa ASI hanya digunakan oleh ibu tersebut dan dilakukan pembersihan pompa setelah digunakan, kebersihan peralatan untuk memberikan ASI perah harus diperhatikan. Ibu dan bayi dimonitor ketat dan dilakukan rawat terpisah (atas persetujuan ibu) sampai diketahui hasil pemeriksaan COVID-19 ibu negatif serta perlu di follow up hingga pulang.

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih
Ilmuwan Dibuat Keheranan oleh Pria yang Mendapat Vaksinasi Covid-19 Sebanyak 127 Kali Selama 2 Tahun Lebih

Jika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.

Baca Selengkapnya
Musim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA
Musim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA

ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.

Baca Selengkapnya
Sering Buang Air Kecil Saat Hamil Tak Selalu Normal, Bisa Jadi Tanda Infeksi
Sering Buang Air Kecil Saat Hamil Tak Selalu Normal, Bisa Jadi Tanda Infeksi

Bila ibu hamil merasa frekuensi buang air kecil sangat menganggu dan disertai demam dan nyeri, segera konsultasikan dengan dokter.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Apakah naik kereta api kini wajib pakai masker? Begini jawaban KAI

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.

Baca Selengkapnya
Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Bisa Makruh, Haram, dan Wajib, Begini Penjelasannya
Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Bisa Makruh, Haram, dan Wajib, Begini Penjelasannya

Ibu hamil memiliki keringanan untuk bisa menunda kewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya