Ibu Hamil, Pastikan Pakai Seat Belt dengan Benar

Dream - Bagi Sahabat Dream yang tengah mengandung dan harus melakukan banyak mobilitas dengan mobil, selalu kenakan seat belat. Begitu pun ibu hamil yang menyetir sendiri.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di jalanan dan kecelakaan bisa terjadi kapan saja. Untuk itu jangan sampai tak mengenakan seat belt baik ketika duduk di kursi penumpang maupun sopir.

"Untuk menghindari cedera ibu hamil dan janin, sabuk pengaman harus dikencangkan dengan benar. Sabuk pengaman harus memiliki tiga titik pengekang artinya harus memiliki di tali pangkuan dan tali bahu," kata Aditya Belwadi, peneliti di Pusat Penelitian dan Pencegahan Cedera di Rumah Sakit Anak Philadelphia, dikutip dari Baby Center.

Pasang seat belt di bawah perut, agak rendah dan pas di tulang pinggul. Jangan pernah mengenakan sabuk di atas perut. Saat terjadi benturan atau sentakan tiba-tiba, sabuk di atas perut dapat menyebabkan plasenta terlepas dari rahim atau menyebabkan cedera lainnya.

Sesuaikan Posisi Tubuh

Jika mengenakan sweater tebal yang membuat sabuk pengaman meluncur ke atas perut, pertimbangkan untuk melepas jaket setelah bagian dalam mobil terasa hangat. Selalu gunakan sabuk bahu, yang harus pas di antara payudara dan di samping perut Anda.

Jika sabuk bahu memotong leher, ubah posisi kursi atau sabuk agar lebih pas. Jangan letakkan sabuk bahu di bawah lengan atau di belakang punggung.

"Saat mengemudi, sesuaikan jok depan sejauh mungkin dari setir dan dashboard, namun tetap memungkinkan untuk menggapai pedal dengan nyaman. Jika setir dapat disesuaikan, arahkan ke atas dan menjauh dari perut. Dengan begitu, kantong udara akan mengarah ke dada, bukan ke perut," ujar Aditya.

Baik hamil atau tidak, tempat paling aman duduk di mobil sebagai penumpang adalah di kursi belakang. Usahakan juga jika memang harus menyetir ada yang mendampingi.

Tak Perlu Panik Muncul Nyeri Payudara Saat Hamil

Dream - Kehamilan membuat payudara mengalami berbagai perubahan fisiologis untuk mempersiapkan menyusui. Kondisinya akan bengkak dan membesar, terkadang muncul rasa sakit.

Nyeri payudara bisa terjadi paling cepat satu hingga dua minggu setelah terjadinya pembuahan. Menurut survei yang dilakukan oleh American Pregnancy Association, 17% ibu melaporkan perubahan pada payudara sebagai gejala awal kehamilan.

"Gejala kehamilan bervariasi, dan tidak semua ibu mengalami nyeri payudara. Terkadang, nyeri payudara juga bisa menjadi tanda dimulainya siklus menstruasi. Karena itu, lakukan tes kehamilan di rumah atau temui dokter untuk memastikan kehamilan," ujar dr. Sangeeta Agrawal, spesialis kebidanan, dikutip dari MomJunction.

Selama awal kehamilan, ibu mungkin mengalami nyeri di satu titik tertentu atau di satu atau kedua payudara. Dalam beberapa kasus, bisa juga mengalami nyeri ringan atau nyeri yang menjalar ke ketiak.

Sensasi yang Muncul

Berikut beberapa sensasi nyeri yang muncul pada payudara saat hamil:
- Sensasi kesemutan di payudara
- Nyeri pada satu payudara atau keduanya
- Sensitivitas payudara meningkat, terutama selama kehamilan lanjut
- Nyeri payudara selama kehamilan bisa ringan, menusuk atau tajam

Apa penyebabnya?

"Sekresi beberapa hormon selama kehamilan menyebabkan nyeri dan nyeri pada payudara. Pada trimester pertama, payudara mengalami perubahan karena pelepasan hormon estrogen, progesteron, dan prolaktin," kata dr Sangeeta.

Hormon tersebut menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah dan proliferasi lobulus susu. Perubahan ini dapat meningkatkan sensitivitas dan nyeri payudara.

Lalu pada trimester kedua dan ketiga, nyeri karena peningkatan kadar hormon progesteron, proliferasi lobulus susu menjadi lebih menonjol. Progesteron juga dapat menyebabkan sensasi kesemutan di payudara.

Hal itulah yang membuat payudara terasa nyeri. Jika nyeri semakin hebat atau ada luka di payudara dan tak kunjung mereda, segera konsultasikan dengan dokter.