Ibu Hamil, Jangan Ragu Lakukan Tes Hepatitis B
Dream - Penyakit hepatitis akut yang disebut-sebut misterius dan menyerang anak tak dipungkiri memicu kekhawatiran orangtua. Terutama ibu hamil dan yang memiliki bayi dan belum divaksinasi lengkap.
Saat hamil, ibu memang harus menjaga imunitas dan kesehatan lebih ekstra. Jangan sampai terkena penyakit yang bisa membahayakan ibu dan janin. Saat hamil, ada tes yang penting dilakukan ibu, yaitu tes hepatitis B.
Tes ini sangat penting karena hepatitis B yang diderita ibu hamil dapat menular ke bayi. Dikutip dari KlikDokter, hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati.
Ketika menderita hepatitis B, ibu dapat mengalami gejala kulit dan mata kuning, mual, muntah, nyeri otot dan sendi, serta kehilangan nafsu makan. Kebanyakan orang dengan hepatitis B bisa sembuh dan tidak menulari virusnya lagi ke orang lain.
Terkadang, pasien hepatitis B yang sudah sembuh masih membawa virus tersebut di dalam tubuhnya dan dapat menularkannya kepada orang lain.
Alasan Pentingnya Tes Hepatitis Pada Ibu Hamil
Pada dasarnya bayi tidak dapat tertular hepatitis B ketika berada di dalam kandungan. Penularan dapat terjadi ketika bayi terpapar darah atau cairan dari vagina ibu saat proses persalinan.
Ibu hamil harus mengetahui status hepatitis B mereka guna mencegah penularan virus ke bayi baru lahir selama persalinan. Hal ini karena apabila bayi terinfeksi, maka lebih dari 90 persen berisiko mengalami penyakit hepatitis B kronis. Tak hanya itu, menurut beberapa sumber, bayi yang terinfeksi hepatitis B berisiko mengalami penyakit hati, misalnya gagal hati dan kanker hati.
Jika saat hamil ibu didiagnosis mengidap hepatitis B, dokter dapat mengambil langkah tepat untuk mencegah penularan penyakit ke bayi. Biasanya dokter akan melakukan tindakan pengobatan berdasarkan hasil tes darah. Dokter juga dapat membuat rencana pengobatan yang tepat di ruang bersalin untuk mencegah si Kecil terinfeksi.
Idealnya, tes hepatitis B saat hamil dilakukan sedini mungkin, yakni di trimester pertama masa kehamilan. Bagaimana bila ibu terlanjur kena hepatitis B saat hamil? Pencegahan apa yang bisa dilakukan kepada bayi? Jika ibu positif hepatitis B, dokter akan memberikan bayi vaksin hepatitis B dan hepatitis B immunoglobulin (antibodi khusus) langsung setelah lahir.
Pada usia sembilan bulan, biasanya bayi memerlukan tes darah untuk memastikan apakah si Kecil benar terlindungi dari hepatitis B atau tidak. Penjelasan selengkapnya baca di sini.
Ibu Hamil Perlu Tahu Trik Jalan Kaki yang Aman dan Bikin Fit
Dream - Bobot tubuh memang naik drastis saat hamil dan ibu tetap disarankan melakukan olahraga ringan. Salah satu yang sangat direkomendasikan adalah jalan kaki.
Jalan kaki ini bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah ibu hamil. Bukan sekadar jalan, ibu hamil perlu tahu trik jalan kaki yang bisa membuat tubuh tetap fit dan aman. Apa saja?
1. Lakukan dalam Durasi dan Frekuensi yang Aman
Pastikan jalan kaki saat tubuh merasa fiti, bukan ketika sakit kepala, mual atau lemas. Bila memang sudah membaik dari morning sick, bisa dilakukan. Akan lebih aman jika ada yang mendampingi.
Disarankan untuk jalan kaki setidaknya 30 menit per hari. Durasi tersebut boleh ditingkatkan perlahan hingga 60 menit per hari. Frekuensinya dapat dilakukan hingga tiga kali seminggu.
2. Peka pada Kondisi Tubuh
Ibu hamil tidak boleh memaksakan kondisi tubuh. Jangan melakukan jalan kaki hingga kelelahan. Sebagai patokan, ibu harus masih bisa bercakap-cakap berjalan kaki. Ini artinya masih dalam batas aman.
Bila sudah terlalu lelah, napas tersengal-sengal dan tak dapat berbicara, hentikan segera aktivitas jalan kaki dan beristirahatlah. Terlalu ekstrem melakukan aktivitas fisik dapat berakibat buruk pada janin.
Asupan Air dan Cuaca Panas
3. Cukupi Asupan Air
Jalan kaki untuk ibu hamil dapat menyebabkan pengeluaran cairan yang cukup banyak. Hal ini bisa berakibat pada terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan yang tentunya berbahaya bagi kehamilan dan janin.
Oleh karena itu, salah satu tips jalan kaki saat hamil lainnya adalah selalu minum air dalam jumlah cukup untuk mengganti cairan yang hilang dan mencegah dehidrasi.
4. Hindari Cuaca Panas
Cuaca yang panas akan menyebabkan Anda berkeringat banyak dan menimbulkan dehidrasi. Karena itu, hindari cuaca terlalu panas saat akan berjalan kaki. Pilih waktu pagi hari atau sore hari untuk berolahraga.
Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak orang belum memahami apa saja penyebab HIV. Yuk, simak hal-hal apa saja yang bisa jadi penyebab seseorang terjangkit HIV!
Baca SelengkapnyaBanyak orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek apakah seseorang bisa sembuh dari HIV!
Baca SelengkapnyaISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Semakin banyak anak yang sakit di musim hujan. Ketahui penyebab dan cara cegahnya agar anak tetap sehat.
Baca SelengkapnyaPenyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.
Baca SelengkapnyaSahabat Dream, kalian ada yang tahu gak logo-logo dari brand makanan tersebut? Berapa yang berhasil kalian tebak?
Baca SelengkapnyaWHO mengumumkan bahwa enam kasus baru pada pasien yang sudah vaksin telah ditemukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaYuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.
Baca SelengkapnyaProstatitis sebagai salah satu penyakit yang muncul, akibat infeksi bakteri atau trauma.
Baca Selengkapnya