Fakta Baru Penularan Virus Corona Covid-19 pada Anak-anak
Dream – Sejak awal, usia anak-anak menjadi kelompok yang realtif tidak rentan terkena virus corona Covid-19. Meskipun usia anak-anak tergolong aman, namun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan fakta terbaru bahwa tingkat penularan virus corona pada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi. Bagi orang tua diharapkan terus waspada dan berhati-hati.
Melansir dari SehatQ, berdasarkan rilis resmi dari IDAI, tak kurang dari 584 anak dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, sementara 14 anak di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Sedangkan jumlah anak yang meninggal dengan status PDP Covid-19 berjumlah 129 anak dari 3.324 anak yang berstatus PDP.
Kasus penularan virus corona pada anak yang tergolong tinggi di Indonesia ini dibenarkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Bahkan, hingga 28 Mei 2020 lalu, total kasus anak-anak yang terpapar Covid-19 telah mencapai 5 persen dari total kasus yang dilaporkan ke pemerintah.
Gejala Covid-19 yang Dialami Anak-Anak
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah menyebutkan gejala Covid-19 pada anak-anak tidak begitu fatal seperti yang dialami orang dewasa. Hal itu dirilis pada bulan Maret 2020 lalu. Akan tetapi CDC telah merevisi rilis tersebut dan menyatakan bahwa gejala anak yang terinfeksi Covid-19 mirip dengan kondisi Multisystem Inflamatory Syndrom in Children (MIS-C).
MIS-C merupakan kondisi ketika ada bagian tubuh anak yang meradang, yaitu organ jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, hingga organ pencernaan. CDC menjelaskan virus corona memang ditemukan pada anak maupun orang dewasa yang menderita MIS-C.
Gejala MIS-C ini mirip dengan penyakit Kawasaki, yang menyebabkan awal laporan medis menyatakan demikian. Tanda infeksi Covid-19 pada anak adalah:
- Demam
- Sakit perut hingga diare
- Muntah
- Sakit leher
- Muncul ruam kulit dan mata merah
- Merasa sangat lelah
Jika sudah mengalami kasus yang parah, anak bisa memperlihatkan tanda gawat darurat seperti sesak napas, sakit perut parah, bibir dan wajah berwarna kebiruan.
Jika anak mengalami gejala MIS-C di atas bisa berujung pada komplikasi serius hingga kematian. Maka dari itu jika buah hati mengalami hal di atas, segera bawa ke rumah sakit.
6 Saran Penerapan New Normal Pada Anak-Anak
Pemerintah terus membahas tentang persiapan new normal atau kenormalan baru di Indonesia. New normal adalah tatanan kehidupan baru di tengah pandemic Covid-19.
Setiap orang harus ikut mempersiapkan kondisi ini, termasuk para orang tua yang juga harus mempersiapkan anak-anak mereka supaya tetap aman dari penularan virus corona Covid-19.
Ikatan Dokter Anak Indonesia memberikan beberapa saran yang perlu dilakukan orang tua untuk menerapkan new normal pada anak-anak. Berikut ulasannya:
Pertama, layanan dasar kesehatan anak kembali dibuka, yaitu imunisasi dan intervensi dini tumbuh kembang anak.
Kedua, orangtua disarankan tidak lagi menunda jadwal imunisasi buah hatinya.
Ketiga, kegiatan Pendidikan anak usia sekolah sebaiknya tetap dilakukan di rumah dalam bentuk pembelajaran jarak jauh, mengingat sulitnya pengendalian penularan virus corona pada anak.
Keempat, selalu menerapkan jaga jarak secara fisik.
Kelima, orangtua memberikan pengertian kepada orang lain untuk mebatasi kontak fisik pada anak, seperti mencium pipi dan dahi anak.
Keenam, selalu menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi asupan nutrisi seimbang. Perbanyak makan buah dan sayur, istirahat cukup, dan berolahraga.
Beri Contoh Hidup Sehat Pada Anak
Saat new normal nanti, anak tetap bisa beraktivitas di luar ruangan, seperti di halaman rumah, namun tetap harus sering mencucui tangan dengan sabun dan air mengalir. Orang tua harus benar-benar memberi contoh pola hidup sehat kepada anak-anak mereka supaya mau melakukan protokol kesehatan di era new normal.
Anak-anak juga usahakan tetap selalu menggunakan masker ketika hendak pergi ke tempat umum. Akademi Kedokteran Anak Amerika (AAP) menegaskan golongan anak usia di bawah 2 tahun ‘tidak’ disarankan menggunakan masker.
Ketika era new normal diterapkan, diam di rumah dan selalu merapkan jaga jarak merupakan cara terbaik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Terutama bagi anak-anak yang sedang sakit terutama demam, batuk, pilek, diare, dan sesak napas. Yuk sama-sama kita melawan virus corona supaya Indonesia segera bersih dari virus yang mematikan itu.
Penampakan Penyakit Kawasaki Pada Bayi yang Dicurigai karena Covid-19
Dream - Peningkatan kasus peradangan pada bayi dan balita di Inggris dan Amerika Serikat harus jadi perhatian seluruh negara, termasuk Indonesia. Oleh tim medis kasus tersebut dinamakan “pediatric multisystem inflammatory syndrome".
Kasus ini jadi perhatian setelah beberapa pekan lalu dokter di Inggris mulai memperingatkan pejabat kesehatan di seluruh dunia tentang "penyakit seperti peradangan" yang tiba-tiba muncul pada anak-anak dan diyakini dipicu oleh coronavirus. Sebuah kasus penyakit yang belum pernah terjadi sebelumnya, menjangkiti 8 anak-anak.
Gejalanya sangat mirip dengan penyakit Kawasaki, suatu sindrom peradangan yang parah. Bukan hanya di Inggris, tapi juga di Amerika Serikat dan Spanyol. Kasus pertama di Amerika Serikat, diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2020.
Seorang bayi berusia 6 bulan bernama Zara, menunjukkan gejala Kawasaki dan dinyatakan positif Covid-19. Zara telah menjalani perawatan untuk kondisi peradangan di Rumah Sakit Anak Lucile Packard di Palo Alto.
Gejala Kawasaski yang Dialami Zara
Menurut ibunya, Mahera, Zara telah mengalami ruam yang hebat, bengkak, mata merah, dan demam tinggi yang berbahaya. Ketika Zara pertama kali dirawat di rumah sakit, dokter percaya dia akan pulih dalam lima hari, tetapi tidak terjadi.
"Demamnya masih ada, meskipun kami memberinya Tylenol dan ruamnya juga semakin besar dan tangan dan kakinya mulai bengkak," kata Mahera kepada ABC News.
Ketika dia dites positif untuk virus korona pada pertengahan Maret, dokter terkejut. "Ada unsur kejutan dan kami harus menunda rencana untuk mengirimnya pulang," kata dr. Veena Jones, seorang rumah sakit anak di Lucille Packard.
Ruam di Sekujur Tubuh
Rupanya beberapa anak telah tertular virus Covid-19 saat itu, dan tidak ada yang dilaporkan positif sementara mereka sedang mengalami kondisi peradangan. Ini ditandai dengan ruam atau kemerahan yang banyak di sekujur tubuhnya.
Dari banyak kasus 'pediatric multisystem inflammatory syndrome' ini lebih banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun.
Sindroma tersebut memicu terjadinya peradangan di pembuluh darah yang membuat anak mengalami ruam di sekujur tubuh. Jika tak segera ditangani berdampak pada gagal jantung dan kematian.
Sumber: CafeMom
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merebak di Amerika Serikat, Singapura, China, dan India, Covid-19 di Indonesia sudah ditemukan 41 kasus.
Baca SelengkapnyaISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca SelengkapnyaVarian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Diketahui, varian JN.1 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada bulan November lalu.
Baca SelengkapnyaSemakin banyak anak yang sakit di musim hujan. Ketahui penyebab dan cara cegahnya agar anak tetap sehat.
Baca SelengkapnyaJangan sampai setelah liburan anak-anak malah mengalami sakit.
Baca SelengkapnyaBegadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.
Baca SelengkapnyaGejala khas dari flu singapura yaitu demam dan ada bintik merah di kulit.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, anak-anak mendapatkan 11 jenis imunisasi gratis dan kini bertambah tiga, total menjadi 14 jenis.
Baca Selengkapnya