Haruskah Si Kecil Jalani Tes Covid-19? Simak Penjelasannya
Dream - Kematian anak di Indonesia karena virus Covid-19 begitu tinggi, bahkan disebut-sebut tertinggi di Asia Tenggara. Padahal sebelumnya kasus Covid-19 pada anak kabarnya hanya menunjukkan gejala ringan yang bisa membaik dengan cepat.
Penting diketahui, anak yang terkena COvid-19 akan menularkan virus secara lebih agresif. Hal ini karena anak cenderung sulit menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kesehatan diri dan harus selalu diawasi orangtua.
Lalu haruskan anak menjalani tes Covid-19? "Dianjurkan agar hanya pasien simptomatik yang diuji. Ini termasuk pasien anak dengan gejala COVID-19 yang konsisten - demam, sesak napas, batuk," kata Dr. Bessey Geevarghese, pakar penyakit menular anak di Ann & Robert H Lurie Children's Hospital di Chicago.
Riwayat Kontak dan Gejala
Untuk di Indonesia sendiri, tes Covid-19 baik yang rapid maupun swab test diprioritaskan pada mereka yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19.
Jika memang anak memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19 atau menunjukkan gejala demam, batuk, sesak dan diare, jangan ragu untuk segara melakukan tes. Konsultasikan dengan dokter anak agar mendapat keputusan terbaik.
Haruskah Anak Tanpa Gejala Jalani Tes Covid-19
Jika anak memiliki gejala dan juga memiliki kondisi medis yang mendasarinya, pertimbangkan untuk melakukan tes. "Pada anak yang mengalami masalah imunitas (penyakit autoimun) atau memiliki kondisi medis yang mendasari (asma, kondisi jantung) mungkin perlu diuji karena mereka berisiko untuk penyakit yang lebih parah," kata Dr. Geevarghese.
Namun, ada kalanya tes mungkin diperlukan tanpa gejala. Ada beberapa pengecualian di mana pasien tanpa tanda-tanda dan gejala khas COVID-19 dapat diuji.
"Seperti sebelum operasi atau sebelum masuk rumah sakit," kata Gary Procop, MD, direktur Mikrobiologi Molekuler, Mikologi, Parasitologi, dan Virologi.
Rekomendasi untuk tes Covid-19 tergantung pada keadaan anak dan keluarga. Gejala, riwayat medis, kontak sakit, dan kedekatan dengan individu yang berisiko tinggi semuanya memainkan peran dalam membuat keputusan ini. Konsultasikan dengan dokter anak secara detail untuk membuat keputusan yang tepat.
Sumber: Parents
Sakit Perut dan Diare, Bisa Jadi Gejala Covid-19 Pada Anak
Dream - Virus covid-19 terus mengalami perubahan gejala yang harus diwaspadai, terutama pada anak-anak. Sebelumnya virus ini hanya menimbulkan gejala seperti batuk dan sesak.
Kini menurut peneliti, pada anak-anak khususnya, gejala yang muncul bisa berupa sakit perut dan diare. Kesimpulan ini didasarkan pada kasus lima anak yang dirawat di rumah sakit dengan gejala saluran pencernaan dan kemudian didiagnosis dengan pneumonia dan COVID-19. .
Anak-anak dengan penyakit dan diare yang juga mengalami demam atau riwayat perjalanan di daerah terjangkit, harus dicurigai menderita COVID-19. Hal tersebut merupakan kesimpulan peneliti yang diterbitkan pada 12 Mei 2020 di Journal Frontiers in Pediatrics.
"Anak-anak ini mencari nasihat medis di gawat darurat untuk masalah yang tidak berhubungan, misalnya, satu memiliki batu ginjal, yang lain trauma kepala. Semua memiliki pneumonia yang dikonfirmasi oleh CT scan dada sebelum atau segera setelah masuk dan kemudian dikonfirmasi untuk memiliki COVID-19," kata penulis studi Dr. Wenbin Li, dari Departemen Pediatri di Rumah Sakit Tongji di Wuhan, Cina.
"Sementara gejala awal mereka mungkin tidak terkait, atau gejala COVID-19 mereka awalnya ringan atau relatif tersembunyi sebelum masuk ke rumah sakit. Empat dari lima kasus memiliki gejala saluran pencernaan sebagai manifestasi pertama penyakit ini," katanya.
Infeksi Terjadi di Pencernaan
Gejala gastrointestinal yang awalnya dialami oleh beberapa anak dengan COVID-19 menunjukkan bahwa infeksi dapat terjadi melalui saluran pencernaan, karena jenis reseptor dalam sel paru-paru yang ditargetkan oleh coronavirus baru juga ditemukan di usus.
Sebagian besar anak-anak hanya sedikit dipengaruhi oleh COVID-19 dan beberapa kasus parah sering memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya. Sangat mudah untuk melewatkan diagnosis pada tahap awal, ketika seorang anak memiliki gejala non-pernapasan atau menderita penyakit lain.
Demam dan Memiliki Riwayat Kontak
"Berdasarkan pengalaman kami berurusan dengan COVID-19, di daerah di mana virus ini adalah epidemi, anak-anak yang menderita gejala saluran pencernaan, terutama dengan demam dan / atau riwayat terpapar penyakit ini, harus dicurigai terinfeksi virus ini," kata Li.
Temuan ini dapat digunakan oleh dokter untuk dengan cepat mendiagnosis dan mengisolasi pasien dengan gejala yang sama. Hal ini juga akan memungkinkan perawatan dini dan mengurangi penularan virus corona.
Sumber: WebMD
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.
Baca SelengkapnyaGejala khas dari flu singapura yaitu demam dan ada bintik merah di kulit.
Baca SelengkapnyaJika dihitung harian, maka pria tersebut rata-rata mendapatkan empat dosis suntikan vaksin Covid-19 per hari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sunscreen disarankan untuk dipakai sejak bayi, namun pemakaiannya harus tepat. Produknya pun harus dipilih dengan cara yang tepat agar perlindungannya maksimal.
Baca SelengkapnyaVarian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.
Baca SelengkapnyaISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, anak-anak mendapatkan 11 jenis imunisasi gratis dan kini bertambah tiga, total menjadi 14 jenis.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.
Baca SelengkapnyaRisiko yang muncul dari hal ini adalah munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.
Baca Selengkapnya