Gatal-gatal Saat Hamil Bisa Jadi Tanda Bahaya Bagi Janin
Dream - Banyak ibu hamil mengalami keluhan gatal saat kehamilan di trimester kedua. Terutama di sekitar perut, tangan, dan paha. Hal ini biasanya dipicu peregangan kulit dan kondisi hormon.
Munculnya gatal saat hamil bisa jadi merupakan gejala kolestasis kehamilan intrahepatik (ICP), yaitu sekelompok gangguan hati karena kehamilan yang mengganggu aliran empedu.
Kondisi ini bisa berbahaya bagi janin jika tidak segera ditangani. Itulah mengapa ibu harus selalu memberi tahu dokter jika mengalami gatal-gatal yang parah.
Apa itu kolestasis intrahepatik (ICP)?
ICP merupakan kondidi merusak fungsi hati, mengakibatkan penumpukan empedu (cairan yang diproduksi di hati untuk mencerna lemak) di dalam darah. Rasa gatal dipicu saat darah menumpuk asam empedu ini ke dalam jaringan, yang sangat tidak membuat nyaman.
Bagi janin, peningkatan kadar empedu bersifat racun dan dapat menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani, termasuk kelahiran prematur, gawat janin, mekonium dalam cairan ketuban, dan janin meninggal dunia.
Apa saja gejala kolestasis?
Ada cara membedakan antara gatal yang berbahaya dan tak berbahaya bagi ibu hamil. Yaitu tingkat keparahannya, terutama saat malam.
"Gatal yang terkait dengan kolestasis terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, dan biasanya parah, terutama pada malam hari," jelas Christine Miller, MD, a profesor kedokteran reproduksi di Fakultas Kedokteran Universitas California.
Gatal bisa terjadi di seluruh tubuh tetapi seringkali lebih buruk di telapak tangan dan telapak kaki. Beri tahu dokter jika ibu mengalami rasa gatal yang parah. Kemungkinan tes darah dan tes asam empedu, akan dilakukan untuk mengevaluasi fungsi hati dan menentukan diagnosis.
"Jika mengalami rasa gatal yang parah dan dokter menganggap hanya keluhan biasa dan tak mau mempelajari lebih lanjut tentang kondisi tersebut, coba konsul dengan dokter lain untuk second opinion," kata Dr. Miller.
Kekuningan di Kulit
Gejala ICP yang sangat umum dan harus diwaspadai antara lain urine berwarna gelap atau feses pucat, kelelahan, sesak napas, menguningnya kulit dan bagian putih mata (alias penyakit kuning), mual dan kehilangan nafsu makan.
Kondisi ICP biasanya hilang setelah melahirkan, tetapi ada kemungkinan besar akan terjadi lagi pada kehamilan berikutnya.
Sumber: Parents
Penting Diketahui Ibu Hamil Seputar Pecah Ketuban
Dream - Bagi ibu hamil, terutama pada kehamilan pertama, pecah ketuban merupakan sebuah hal yang membuat khawatir. Terutama jika terjadi sebelum sampai rumah sakit atau klinik persalinan.
Bagi ibu yang baru pertama kali hamil, mungkin mengira kalau pecah ketuban seperti air yang tumpah dan mengalir deras. Faktanya tak selalu demikian. Bisa juga air ketuban keluar seperti buang air kecil yang tak bisa berhenti.
Air ketuban merupakan pelindung bagi janin di rahim. Untuk itu, penting mengetahui seputar kondisi air ketuban, terutama bagi ibu yang baru hamil untuk pertama kalinya.
Apa yang menyebabkan air ketuban pecah?
Dalam rahim, bayi dilindungi oleh kantong penuh cairan yang bernama ketuban. Saat kantung itu pecah, semburan cairan bening akan mengalir keluar dari leher rahim dan vagina lalu diikuti oleh rembes terus menerus.
Persalinan Bakal Terjadi dalam Waktu Dekat
Hal itu bisa jadi pertanda kalau janin akan segera lahir. Sangat dianjurkan untuk segera ke rumah sakit memeriksakan diri. Persalinan bisa terjadi dalam hitungan jam atau mungkin dua hari kemudian.
"Sekitar 80 persen persalinan dimulai dengan kontraksi, kemudian pecah ketuban. Sedangkan 20 persen lainnya, ketiban pecah lebih dulu dan biasanya diikuti oleh nyeri persalinan dalam beberapa jam," kata Allison Hill, M.D., dokter kandungan yang juga penulis buku The Mommy Docs.
Bagaimana rasanya ketika air ketuban pecah?
Sensasinya berbeda untuk pada tiap ibu. Untuk beberapa orang, seperti tetesan lambat atau perasaan keluar tiba-tiba seperti mengompol. Ada juga yang keluar dengan deras, bahkan terdengar bunyi letupan dan merasakan tekanan.
Saat ketuban pecah mungkin rasanya seperti buang air kecil, tapi cairan ketuban biasanya tidak berbau. Biasanya juga keruh atau jernih atau diwarnai dengan garis-garis kecil darah.
Jika ketuban pecah di usia kehamilan sebelum 37 minggu, maka dianggap ketuban pecah dini. Perlu dilakukan pemeriksaan secepat mungkin oleh dokter atau bidan, untuk mengetahui apakah persalinan bisa ditunda atau janin harus dilahirkan segera.
Sumber: Parents
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Kehamilan yang Sering Dianggap Wajar tapi Bisa Jadi Tanda Bahaya
Jangan ragu untuk konsultasi dokter demi kesehatan ibu hamil dan janin.
Baca SelengkapnyaKaki Terus Menerus Gatal Saat Hamil, Normalkah?
Ada ibu hamil yang mungkin tak mengalammi mual atau sakit kepala, tapi ia malah terserang gatal di kaki.
Baca SelengkapnyaIngin Segera Hamil? Bisa Mulai dengan Kendalikan Level Stres
Saat stres, otak akan mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh kalau kondisi tersebut bukanlah 'saat yang tepat' untuk hamil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rawat Kondisi Mental Saat Hamil, Ibu Dianjurkan Konsultasi
Saat Hamil Level Cemas Meningkat, Pastikan Ibu Rawat Kesehatan Mental
Baca SelengkapnyaGampang Marah Saat Hamil? Jangan Buru-Buru Salahkan Hormon
Jangan ragu untuk minta bantuan profesional ketika mengalami masalah emosi yang sangat menganggu saat hamil.
Baca SelengkapnyaTidur Telentang Saat Hamil Bisa Bahaya, Cari Tahu Posisi Tidur Terbaik
Posisi telentang ini bisa menghambat aliran darah ibu dan membahayakan janin.
Baca SelengkapnyaAnak Tidur Sebaiknya Dalam Kondisi Gelap, Dokter Jelaskan Alasannya
Tidur dengan lampu menyala juga membuat anak cenderung terbangun bukan dengan rasa segar.
Baca SelengkapnyaTak Perlu Panik Saat Gejala Kehamilan Hilang dan Muncul Lagi
Beberapa ibu sedikit khawatir karena menghilangnya gejala kehamilan sering dianggap pertanda yang kurang baik.
Baca Selengkapnya