Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fakta Keselamatan Bermain Trampolin, Penting Diketahui Orangtua

Fakta Keselamatan Bermain Trampolin, Penting Diketahui Orangtua Main Trampolin (Foto: Shutterstock)

Dream - Liburan semester yang bersamaan dengan libur akhir tahun, para orangtua biasanya membawa anak-anak mereka bermain di playground. Salah satu mainan favorit anak-anak adalah trampolin.

Mainan satu ini memang sangat seru dan menyenangkan. Si kecil bisa melompat sesuka hati hingga tubuhnya ke udara berkali-kali. Jika dilihat sekilas, permainan ini cukup aman, padahal fakta justru sebaliknya.

Trampolin termasuk mainan yang berbahaya dan butuh pengawasan ekstra saat anak memainkannya. Pasalnya, risiko kecelakaan saat bermain trampolin sangat tinggi.

"Anak di bawah 6 tahun sebaiknya tak bermain trampolin untuk meminimalisir risiko fatal seperti retak tulang, dislokasi, atau lebam. Dalam usia tersebut kemampuan anak mengontrol koordinasi otot dan gerak belum sempurna, jadi sangat berbahaya," kata Nicole Haynes, seorang dokter fisioterapi asal Australia.

 

Panduan Aman Main Trampolin

Ada panduan penting untuk keselamatan anak yang penting diketahui orangtua. Haynes memperingatkan, jika anak ingin bermain trampolin, sebaiknya hanya ada satu anak di area trampolin.

Hal ini untuk menghindari tubuh anak saling berbenturan yang bisa menyebabkan benturan keras.

Anak di bawah usia 6 tahun tidak diperbolehkan bermain trampolin. Untuk anak di atas 6 tahun boleh bermain trampolin tapi pastikan kondisinya sehat dan tak ada kerusakan pada trampolin.

Saat melompat, pastikan anak ada di posisi tengah untuk menghindari keluar dari trampolin. Ayah ibu, selalu dampingi anak saat bermain.

Bersiap untuk Liburan Panjang? Selalu Bawa Mainan untuk Si Kecil

Dream - Traveling bersama keluarga menjadi pilihan menyenangkan untuk menyambut libur akhir tahun. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Sahabat Dream yang memiliki anak, terutama di usia balita.

Perjalanan panjang bisa membuat si kecil bosan dan cepat rewel. Apalagi jika anak dihadapkan dengan suasana baru serta kumpulan orang asing. Untuk mengatasinya, ayah ayah dan ibu bisa mengandalkani mainan untuk dibawa saat traveling.

"Dengan membawa mainan, anak akan punya sesuatu yang bikin dia merasa nyaman dan aman. Apalagi jika pergi ke tempat baru dan bertemu orang baru," papar Febiana Pratomo, M.Psi, Psikolog Klinis Anak dari Rumah Dandelion di Jakarta, Selasa 12 November 2019.

Ketika anak merasa risih dan mulai rewel, ajak si kecil ke tempat lebih tenang dan keluarkan mainan yang telah dibawa. Jika perlu, luangkan sedikit waktu untuk bermain bersama anak hingga ia merasa tenang.

 

Pilih Mainan Favorit atau Mainan Baru

Jangan terlalu banyak membawa mainan. Pilih mainan favorit si kecil yang biasa dimainkan untuk membuatnya lebih rileks.

Pastikan mainan berbobot ringan dan praktis serta tidak terdiri dari beberapa bagian. Tujuannya agar mainan tidak tercecer dan tertinggal di tempat liburan.

"Selain mainan lama, bisa juga berikan surprise memakai mainan baru. Itu biasanya untuk menyiasati kalau dia bosan, misalkan di perjalanan yang memakan waktu lama," jelasnya.

 

5 Jenis Permainan yang Penting Dimainkan Buah Hati

Dream - Bagi anak-anak, bermain adalah belajar. Setiap hal baru yang membuatnya penasaran dan memunculkan pengalaman, pastinya jadi pelajaran yang berharga.

Pada anak usia balita, mereka akan lebih mengerti suatu hal baru jika dikenalkan dengan cara yang menyenangkan yaitu bermain.

Menurut sosiolog Mildred Parten Newhall, adabeberapa tahap permainan yang berbeda sejak bayi hingga prasekolah.

Masing-masing tahapan memberi kesempatan pada anak untuk mempelajari diri dan lingkungannnya. Berikut 5 permainan tersebut.

Unoccupied Play

Ingat ketika si kecil berusia 4 bulan duduk dan bermain dengan kakinya? Meskipun sepertinya dia tidak melakukan banyak hal, tapi sebenarnya sedang bermain.

Mengamati jari kaki dan menjadikannya mainan yang menarik. Ini pertanda kalau ia penasaran dengan anggota tubuhnya.

Solitary Play

Ketika anak begitu suka bermain sehingga dia tidak memperhatikan orang lain, berarti sudah memasuki tahap bermain sendiri atau mandiri. Biasanya muncul sekitar usia dua atau tiga tahun.

Jenis permainan ini sangat bervariasi tergantung pada anak. Bisa dengan bermain boneka, puzzle, mobil-mobilan atau benda kesukaannya. Solitary play memicu anak menghibur diri sendiri dan menjadi mandiri.

Onlooker Play

Jika si kecil hanya melihat anak-anak lain melompat atau berseluncur berkali-kali tetapi tidak mau ikut, jangan khawatir. Ia baru saja memasuki tahapan onlooker play.

Dalam tahap ini anak baru belajar memperhatikan, muncul penasaran tapi masih takut. Ajaklah ke tempat bermain yang lebih ramai atau bersama sepupu-sepupu dekatnya.

Parrarel Play

Fase ini biasanya saat si kecil berusia 2 atau 3,5 tahun. Yaitu ketika ia dan teman-temannya bermain dengan mainan yang sama, tapi tidak terlibat satu sama lain.

Biasanya karena anak masih memiliki kepemilikan yang tinggi dan belum tahu cara bermain dengan orang lain. Nantinya anak akan belajar cara bergiliran, memperhatikan teman, dan meniru perilaku yang tampaknya berguna atau menyenangkan.

Cooperative Play

Masuk usia 4 atau 5, anak akan mulai bisa bermain bersama. Melibatkan anak pada aktivitas kelompok akan sangat baik. Seperti ikut dalam tim bola, marching band atau permainan kelompok. Anak akan belajar bersosialisasi, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berinteraksi dengan orang lain.

Sumber: Pure Wow

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ini Manfaat dari Badminton, Ternyata Bukan Sekadar Sehat Saja

Ini Manfaat dari Badminton, Ternyata Bukan Sekadar Sehat Saja

Bulutangkis merupakan cabang olahraga populer yang dapat dimainkan oleh segala usia. Yuk, simak apa saja manfaat dari badminton!

Baca Selengkapnya
Penampakan Katak Terbesar di Dunia yang Sedang Terancam Punah

Penampakan Katak Terbesar di Dunia yang Sedang Terancam Punah

Gambaran berikut mengenai katak terbesar di dunia yang menghadapi risiko kepunahan karena aktivitas manusia.

Baca Selengkapnya
Kenali 5 Tanda Awal Stunting, Jangan Sampai Terlambat

Kenali 5 Tanda Awal Stunting, Jangan Sampai Terlambat

Setiap orangtua diharapkan dapat lebih memperhatikan kondisi anak mereka, bahkan sejak usia bayi, untuk dapat mendeteksi stunting secepat mungkin.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

7 Masalah Kesehatan yang Sering Muncul Setelah Liburan di Alam Terbuka

Berjalan-jalan di alam terbuka memiliki tantangan tersendiri. Kamu pun bisa terpapar risiko penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya
3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan

3 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Kembali Berolahraga Setelah Melahirkan

Proses kelahiran membutuhkan pemulihan yang baik, terutama bagi tubuh ibu yang rentan.

Baca Selengkapnya
5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

5 Rekomendasi Permainan yang Latih Kecerdasan Emosi Anak dari Psikolog

Anak-anak perlu dikenalkan beragam emosi, menyalurkannya dengan tepat dan baik, lalu dilatih untuk mengontrolnya.

Baca Selengkapnya