#DreamTestPack, Endometriosis Berdampak Negatif Pada Kesuburan?
Dream - Setiap bulannya kaum hawa akan melewati siklus haid. Siklus haid yang tidak teratur, dan nyeri haid ternyata dapat menjadi pertanda seorang perempuan memiliki masalah endometriosis
Salah satu gejala yang sangat khas dari endometriosis adalah adanya keluhan nyeri haid yang sangat parah hingga mengganggu aktivitas. Misalnya, nyeri sampai tak bisa turun dari tempat tidur saat haid.
Keluhan nyeri haid ini kerap dianggap sebagai hal yang wajar dan membuat penderitanya merasa tidak perlu memeriksakan ke dokter. Padahal kondisi harus mendapat perawatan intensif, terutama jika berencana untuk memiliki keturunan dalam waktu dekat.
Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium di luar rahim ikut menebal, tetapi tidak dapat luruh dan keluar dari tubuh. Pada beberapa kasus hal ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan masalah kesuburan.
“Lapisan dinding rahim kan tiap bulan bertumbuh, lalu akan luruh saat siklus menstruasi. Nah kalau lapisan dinding rahim tadi tumbuh tidak pada tempatnya, itulah yang disebut dengan endometriosis,” kata Dr. Moh. Luky Satria Syahbana Marwanli, Sp. OG-KFER, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Center, dalam Ngobras Dream, 18 Juni 2021.
LIhat Videonya
Penting untuk mendeteksi dan menangani dini gangguan satu ini. Dokter Luky Satria dari RS Pondok Indah IVF Centre, menjelaskan soal Endometriosis di Live IG Dream.co.id. Lihat videonya.
View this post on Instagram
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
#DreamTestPack, Dokter Jelaskan Usia Perempuan di Puncak Kesuburan
Dream - Masalah kesuburan bagi perempuan yang merencanakan kehamilan kerap membuat khawatir. Salah satu yang sangat berpengaruh pada kesuburan adalah usia. Tak dipungkiri, semakin bertambahnya usia membuat level kesuburan perempuan menurun.
Bagi Sahabat Dream dan pasangan yang tengah menjalani program hamil, mungkin penasaran apakah usia saat ini sedang berada di puncak kesuburan atau tidak. Dokter Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER dari RS Pondok Indah IVF, dalam program #DreamTestPack memberikan penjelasan.
"Seorang perempuan memiliki potensi kesuburan paling tinggi pada usia 20an hingga awal 30 tahun, karena pada usia tersebut mereka memiliki kuantitas maupun kualitas sel telur yang terbaik selain itu, angka kehamilan yang berisiko juga paling rendah pada usia tersebut," ujar dr. Shanty.
Disarankan, bagi yang sedang berada di rentang usia tersebut, untuk melakukan hubungan seksual secara rutin. Pasangan suami istri juga sebaiknya memperbaiki gaya hidup dan memenuhi asupan nutrisi dengan baik agar kehamilan bisa terjadi.
Hal yang juga sangat penting adalah mengetahui masa subur. Berhubungan intim pada masa subur akan meningkatkan kemungkinan hamil lebih tinggi. Bagaimana cara menghitungnya?
"Cara menghitung masa subur yang paling simpel adalah, ketahui dulu siklus haid kita, teratur atau tidak. Jadi pola haidnya yaitu jarak antar hari pertama hai dan ke haid berikutnya yang terbilang normal adalah 24 sampai 38 hari," kata dr. Shanty.
Lihat penjelasan dr. Shanty selengkapnya
View this post on Instagram
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
#DreamTestPack, Level Stres Pengaruhi Keberhasilan Program Hamil
Dream - Menjalani program hamil memang bukan hanya harus menyiapkan kondisi fisik tapi juga psikis. Salah satu hal yang menghambat keberhasilan program hamil adalah level stres yang tinggi.
Bukan hanya pada calon ibu tapi juga calon ayah. Tak dipungkiri tubuh dan pikiran saling mempengaruhi. Saat level stres tinggi bisa berdampakn buruk pada kesuburan dan menghambat kehamilan. Hal ini disampaikan oleh dr. Aida Riyanti, Sp.OG, KFER, M.RepSc dari RSPI IVF Center dalam program #DreamTestPack
"Dari beberapa penelitian yang melihat bagaimana hubungan stres dengan berhasilnya program kehamilan menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan antara level stres dengan berhasilnya dengan program kehamilan," kata dr. Aida.
Penelitian yang dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa jika enzim stres pada wanita cukup tinggi, dapat menunda terjadinya kehamilan sebanyak 30 persen. Hal ini jika dibandingkan dengan wanita dengan enzim stres yang rendah.
"Kita tahu saat stres hormon kortisol akan meningkat sehingga dapat mempengaruhi proses ovulasi yang dapat mempengaruhi sinyal dari otak ke indung telur," ungkap dr. Aida.
Lihat Penjelasan Lengkapnya
View this post on Instagram
Punya pertanyaan seputar kesuburan? Isi saja formulir ini, nantinya para dokter pakar kesuburan akan menjawab pertanyaan kamu di Instagram @Dreamcoid
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konsultasi dengan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, bukan hanya untuk perempuan yang sudah menikah.
Baca SelengkapnyaBanyak yang penasaran dengan kemungkinan hamil pada perempuan yang jalani pengangkatan ovarium.
Baca SelengkapnyaAngga pernah mengungkapkan dirinya ingin cepat diberi keturunan diawal pernikahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perubahan gaya hidup dan pola makan bisa mengurangi resiko masalah ini.
Baca SelengkapnyaSeorang pria mendapat kejutan besar setelah mengetahui bahwa para dokter melakukan vasektomi pada dirinya. Simak ceritanya!
Baca SelengkapnyaJanin yang berusia 2,5 bulan mengalami keguguran karena kista yang tumbuh terus menekannya.
Baca SelengkapnyaSering dianggap hal biasa, beberapa kondisi tubuh ini ternyata merupakan pertanda stres.
Baca SelengkapnyaWalaupun tubuh terasa lemas, ternyata berolahraga saat menstruasi bisa jadi solusi PMS dan memberi manfaat kesehatan lainnya.
Baca Selengkapnya