Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dokter Anak Ingatkan Risiko Obesitas Selama di Rumah Saja

Dokter Anak Ingatkan Risiko Obesitas Selama di Rumah Saja Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Anak-anak yang masih dalam tahap usia pertumbuhan sangat membutuhkan aktivitas fisik demi tumbuh kembangnya. Sedihnya, pandemi membuat anak tak bisa bebas bermain yang menguras kekuatan fisik seperti saat mereka di sekolah bersama teman-temannya.

Belum lagi rasa jenuh belajar di rumah yang biasanya dilampiaskan lewat makanan atau camilan. Hal ini membuat risiko kenaikan berat badan pada anak meningkat. Jika dibiarkan terus menerus bukan tak mungkin anak mengalami obesitas.

Dokter Cynthia Rindang Kusumaningtyas, spesialis anak yang praktik di RS Pondok Indah – Puri Indah mengingatkan para orangtua untuk memperhatikan asupan dan aktivitas anak saat di rumah saja. Ia memberikan tips untuk membuat anak tidak makan berlebihan dan terhindar dari obesitas selama pandemi.

Langkah pertama menurut dr. Cynthia adalah selalu sediakan makanan dan camilan bernutrisi tinggi. Buah sayur dan makanan tinggi protein sebaiknya selalu ada di rumah. Hindari camilan keripik gurih atau camilan dengan gula tinggi

"Makan sayur dan buah setiap hari agar si kecil cepat merasa kenyang dengan makanan yang sehat. Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan jumlah secukupnya serta menghindari kudapan berkalori tinggi," ungkap dr Cynthia dalam rilis yang diterima Dream.co.id.

Ia juga menyarankan untuk menghindari memberi si kecil minuman manis dengan gula tinggi. Lebih baik berikan air putih. Untuk menambah rasa bisa membuat infused water dengan memasukkan irisan buah.

 

Jadwal Aktivitas Fisik

Tak hanya asupan yang harus diperhatikan, pastikan juga si kecil melakukan aktivitas fisik. Bukan hanya sekadar di depan laptop atau bermain HP, karena sekolah online sudah sangat menguras waktunya.

"Buat kesepakatan jadwal bersama keluarga untuk mengurangi waktu menonton televisi atau main video games dan digantikan dengan aktivitas fisik seperti jalan pagi atau main sepeda dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," pesan dr. Cynthia.

Jenis kegiatan fisik atau lamanya olahraga yang dilakukan tentunya harus disesuaikan dengan usia anak serta kemampuan perkembangannya. Bila si kecil masih bayi, mengajaknya bermain dalam posisi tengkurap, mencoba meraih benda dengan merangkak, mendorong benda, atau bermain bola dalam posisi duduk selama 30 menit per hari sudah merupakan bentuk olahraga pada kelompok usia tersebut.

 

Sesuaikan dengan usia

Pada anak di bawah lima tahun, aktivitas fisik ringan seperti berjalan-jalan di taman sambil mencari kupu-kupu, bermain pasir, membantu menyiram tanaman dengan total 180 menit sehari akan menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan bagi anak.

Untuk anak yang lebih besar tentunya membutuhkan olahraga dengan intensitas lebih tinggi berdurasi 60 menit dalam satu hari seperti main petak umpet, naik sepeda, hiking, menari, atau berlari.

 

 

 

Pastikan Buah Hati Lakukan Aktivitas Fisik 1 Jam Setiap Hari

Dream - Teknologi digital memang sangat mempermudah hidup. Kita bisa melakukan banyak hal hanya dengan ponsel, laptop dan koneksi internet. Anak-anak pun terbiasa dengan fasilitas tersebut.

Permainan di gadget, menonton tayangan video yang disukai, belum lagi tugas sekolah bisa dicari melalui Google. Tak perlu banyak melakukan mobiltas, tapi kebutuhan bisa terpenuhi.

Hal ini tentunya bakal berdampak pada gaya hidup secara keseluruhan. Anak-anak jadi malas bergerak dan beraktivitas fisik. Apalagi jika orangtuanya juga tak terbiasa olahraga, pasti anak-anaknya tak akan termotivasi.

Aktivitas fisik bagi anak-anak yang masih dalam tahap pertumbuhan, sangat diperlukan. Untuk itu, mulai sejak dini biasakan anak untuk bermain di luar rumah. Main sepeda, lari-larian, petak umpet, lompat tali dan masih banyak lagi.

 

Petumbuhan Tulang dan Otot Anak

"Manfaat aktivitas fisik itu besar banget. Meningkatkan kebugaran jasmani, mengontrol berat badan dan mengurangi risiko penyakit tidak menular," kata Kartini Rustandi, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes RI di M Bloc, Jakarta Selatan, Rabu 4 Desember 2019

Pertumbuhan tulang, otot, jantung serta paru-paru anak bisa dioptimalkan dengan permainan fisik. Kartini menyarankan orangtua untuk menerapkan 4L pada anak-anak, yaitu lompat, lempar, loncat dan lari.

 

Jangan Dibatasi

Keempat hal tersebut ditujukan untuk membantu meningkatkan kepadatan tulang anak. Sebaiknya, orangtua juga tidak membatasi gerak anak atau melarang mereka bermain. 

"Biasanya anak sudah melakukan, tapi orangtua yang melarang, 'nanti jatuh' dan sebagainya. Padahal, 4L itu gerakan dasar anak sehari-hari. Tapi, harus dilakukan lebih banyak dan jangan dibatasi. Cukup dijaga saja dan dilakukan selama 60 menit," katanya.

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Dianggap Aman untuk Anak, Ternyata 4 Minuman Ini Tak Direkomendasikan Dokter

Penting untuk memperhatikan asupan cairan sehari-hari buah hati.

Baca Selengkapnya
Kunci Pencernaan Sehat dari Dokter Spesialis, Jangan Goreng Makanan Terlalu Lama

Kunci Pencernaan Sehat dari Dokter Spesialis, Jangan Goreng Makanan Terlalu Lama

Beberapa cara mengolah makanan bisa memicu masalah pencernaan. Hindari hal tersebut agar kondisi pencernaan lebih baik dan tidak mengganggu aktivitas.

Baca Selengkapnya
Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Perhatikan betul kenyamanan anak dan asupannya selama perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penyuka Pedas, Dokter Ingatkan Risiko Luka di Lambung

Penyuka Pedas, Dokter Ingatkan Risiko Luka di Lambung

Makanan pedas bisa sangat berbahaya untuk kesehatan pencernaan jika konsumsinya tidak dikontrol. Dampak buruknya tidak hanya pada lambung saja.

Baca Selengkapnya
3 Tips Berpuasa untuk Pasien Diabetes dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam

3 Tips Berpuasa untuk Pasien Diabetes dari Dokter Spesialis Penyakit Dalam

Pasien diabetes perlu memperhatikan beberapa hal sebelum berpuasa sebulan penuh. Ketahui 3 hal ini agar puasa lebih nyaman.

Baca Selengkapnya
Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Main Petak Umpet Direkomendasikan Psikolog Biar Anak Tak Mudah Cemas Saat Ditinggal

Anak yang berusia di bawah tiga tahun atau batita, memang sangat mudah cemas dan menangis ketika ditinggal orangtua.

Baca Selengkapnya
Konsumsi Telur Bisa Bantu Jaga Berat Badan, Coba Yuk!

Konsumsi Telur Bisa Bantu Jaga Berat Badan, Coba Yuk!

Namun, perlu diingat bahwa konsumsi telur harus seimbang dan sesuai dengan kebutuhan individu.

Baca Selengkapnya
Anak Ternyata Juga Bisa Mengalami Hipertensi, Ketahui Faktanya

Anak Ternyata Juga Bisa Mengalami Hipertensi, Ketahui Faktanya

Masalah kesehatan ini sering diidentikkan dengan orang tua dan dewasa, padahal anak-anak juga bisa mengalaminya.

Baca Selengkapnya
Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa

Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa

Dari sisi kesehatan anak, rupanya juga ada syarat bagi ibu menyusui untuk berpuasa.

Baca Selengkapnya