Difteri Merebak, Orang Dewasa Juga Penting Divaksin
Dream - Penyakit Difteri kembali mewabah di Indonesia. Dari data Kementerian Kesehatan hingga November 2017, penyakit yang disebabkan bakteri corynebacterium ini sudah menelan 32 korban jiwa.
Difteri memang termasuk penyakit yang mudah menular, tapi sudah ada vaksin untuk pencegahannya. Vaksin difteri sebenarnya merupakan program vaksin wajib dan gratis yang diselenggarakan oleh pemerintah sejak 1970 untuk bayi dan anak-anak yang berusia kurang dari 19 tahun.
Sayangnya, program cakupan vaksin tak berjalan dengan baik. Beberapa tahun belakangan banyak kalangan yang menolak vaksin dengan berbagai alasan, mulai dari haram hingga menganggap vaksin bisa memicu autisme.
Setelah bertahun-tahun difteri tak ada lagi di Indonesia, pada 2017 ini penyakit tersebut kembali muncul bahkan hingga menyebabkan kematian.
Vaksin memang jadi satu-satunya cara paling ampuh untuk menangkal difteri. Seperti dikutip dari Mediskus, tingkat keberhasilan vaksin terhadap penyakit difteri, pertusis dan tetanus apabila diberikan secara lengkap dan berulang mencapai 90%.
Untuk vaksin difteri sendiri memang tingkat efektivitasnya jauh lebih baik jika diberikan sat masih dibawah usia 1 tahun lalu diulang ketika usia remaja. Lalu bagaimana dengan orang dewasa? Mereka yang belum pernah mendapat vaksin difteri sama sekali sangat dianjurkan untuk mendapat vaksin.
Sebelum mendapat vaksin, terlebih dulu bisa berkonsultasi dengan dokter baik di Puskemas sekitar rumah, RS pemerintah, klinik khusus vaksinasi atau rumah sakit besar. Pemeriksaan dasar akan dilakukan, jika cukup baik, vaksin bisa langsung disuntikkan
Vaksin difteri yang diberikan yaitu vaksin jenis Tdap untuk usia di atas 19 tahun yang mengandung mikroorganisme yang sudah mati. Vaksin Tdap, seperti dikutip dari AloDokter, memang sangat direkomendasikan untuk bagi mereka yang belum pernah mendapat vaksinasi difteri saat kanak-kanak.
Vaksin Tdap juga penting didapatkan orang dewasa yang bekerja di Rumah Sakit, daerah konflik dan rawan penyakit, ibu hamil yang memasuki usia kandungan 27 hingga 36 minggu, dan yang mengasuh bayi di bawah usia 1 tahun.
Untuk orang dewasa yang sudah mendapat vaksin difteri saat kecil, juga bisa melakukan vaksin ulang atau biasa disebut booster. Vaksin Tdap hanya diberikan sekali seumur hidup, namun disarankan untuk menyuntikkan vaksin penguat tiap 10 tahun sekali untuk mencegah difteri dan tetanus.
Sumber: Kementerian Kesehatan/ Mediskus/ Alo Dokter
Gratis! Segara Vaksin Difteri Si Kecil di Puskesmas
Kementerian Kesehatan (Kemkes) saat ini sedang kewalahan menghadapi kemunculan penyakit difteri di 20 provinsi di Indonesia. Penyakit ini sangat menular dan sampai dengan November 2017, menurut data Kemkes ada 32 orang meninggal dunia akibat difteri.
Demi mencegah penularan yang meluas Outbreak Response Immunization (ORI) pun digelar mulai 11 Desember 2017 kemari. ORI merupakan pemberian vaksin kembali pada anak-anak
dengan tidak memandang status vaksin sebelumnya di daerah-daerah yang terjangkit kasus difteri.
Program ORI atau pemberian vaksin ini dilakukan di puskesmas-puskesmas secara gratis. Sebagai permulaan, ORI dilakukan di 3 provinsi (DKI Jakarta, Jawa barat, dan Banten).
Selanjutnya akan dilakukan lagi pada Januari dan Juli 2018 di kabupaten/kota, yang juga terjangkit difteri yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, Riau, dan Jawa Timur.
Vaksin tersebut antara lain DPT-HB-Hib, DT, Td, dan akan disesuaikan dengan usia penerima vaksin. Vaksin yang disediakan pemerintah ini akan diberikan mulai dari anak usia 0 hingga
murid kelas 5 SD.
Pada daerah-daeah yang termasuk dalam wilayah Kejadian Luar Biasa (difteri) vaksin diberikan pada semua anak berumur <15 tahun, tanpa kecuali dan tidak memandang status vaksin
sebelumnya. Jadi Sahabat Dream, jika tinggal di wilayah KLB difteri, segera ke puskesmas terdekat agar si kecil mendapat booster (OR) vaksin difteri.
Mengapa harus di puskesmas/ RS/ Posyandu milik pemerintah? Ketersediaan vaksi difteri di seluruh Indonesia sedang difokuskan untuk memenuhi program ORI. Artinya tiap puskesmas pasti memiliki stok vaksin difteri.
Stok vaksin difteri di layanan medis swasta cenderung jarang dan terbatas. Agar si kecil langsung mendapatkan vaksin difteri dengan cepat, sangat dianjurkan membawanya ke puskesmas segera.
Penting sekali untuk melengkapi vaksin difteri si kecil, untuk itu periksa kembali jadwal vaksinnya. Jika belum lengkap, segera lengkapi, terutama jika vaksin difteri yaitu DPT-HB-Hib, DT, Td, belum lengkap.
Vaksin difteri diberikan melalui Imunisasi Dasar pada bayi (di bawah 1 tahun) sebanyak 3 dosis vaksin DPT-HB-Hib dengan jarak 1 bulan. Selanjutnya, diberikan Imunisasi Lanjutan (booster) pada anak umur 18 bulan sebanyak 1 dosis vaksin DPT-HB-Hib. Pada anak sekolah tingkat dasar kelas-1 diberikan 1 dosis vaksin DT, lalu pada murid kelas-2 diberikan 1 dosis vaksin Td, kemudian pada murid kelas-5 diberikan 1 dosis vaksin Td.
Penyakit Difteri Kembali Mengintai, Kenali Gejala Khasnya
Penyakit difteri termasuk penyakit yang sangat menular. Hanya melalui udara, benda pribadi serta peralatan rumah tangga yang terkontaminasi, bakteri corynebacterium pemicu difteri dengan mudah menyebar dan menjangkiti banyak orang.
Penyakit ini sebenarnya sudah sejak lama tak muncul. Namun pada 2017 ini sebanyak 11 provinsi di Indonesia diketahui terdapat kasus difteri. Dari laporan Kementerian Kesehatan terdapat 622 kasus dan 32 di antaranya meninggal dunia.
Provinsi yang diketahui terdapat kasus difteri antara lain Sumatra Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Riau, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Salah satu penyebab munculnya lagi penyakit difteri ini adalah cakupan imunisasiyang belum maksimal di daerah-daerah. Termasuk penolakan vaksin oleh orangtua, sehingga anaknya tak memiliki kekebalan terhadap bakteri corynebacterium.
Penyakit difteri sendiri merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium dan sangat mudah menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Jika seseorang menghirup partikel udara dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi, maka dapat terkena difteri.
Banyak yang mengira difteri merupakan flu biasa, karena memang gejalanya cukup mirip. Sehingga ketika dibawa ke dokter kondisinya sudah sangat parah dan tak tertolong. Untuk itu penting mengetahui gejala-gejala khas dari penyakit difteri ini. Apa saja gejalanya?
- Demam tak begitu tinggi sekitar 38 derajat celcius
- Munculnya pseudomembran / selaput di tenggorokan yang berwarna putih keabu-abuan. Selaput ini mudah berdarah jika dilepaskan
- Sakit waktu menelan, kadang juga disertai pembesaran kelenjar getah bening leher dan pembengakan jaringan lunak leher yang disebut bullneck
- Bisa juga disertai sesak napas dan suara mengorok
- Nafsu makan menurun dan tubuh terasa sangat lesu
- Cairan hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah
Hal yang harus diperhatikan adalah munculnya selaput putih di tenggorokan. Bisa dilihat menggunakan senter untuk lebih jelas. Jika muncul selaput tersebut, apabila orang dewasa yang mengalami harus segera memeriksakan diri ke rumah sakit.
Apabila di rumah terdapat balita dan anak-anak dan belum divaksin difteri (DPT) segera berikan vaksin. Periksakan dulu ke dokter anak untuk memastikan ia tidak tertular. Jika tertular harus diobati lebih dulu untuk kemudian diberi vaksin.
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jangan Sepelekan Tidur Siang bagi Orang Dewasa, Intip 5 Manfaatnya yang Tak Terduga
Tidur siang memang bukan hanya sekadar keinginan untuk melepas rasa kantuk.
Baca SelengkapnyaAda Gak Sih Waktu Paling Tepat Si Kecil untuk Sunat?
Ada orangtua yang tak tega ketika anaknya masih kecil untuk disunat, ada juga yang ingin secepat mungkin.
Baca SelengkapnyaMasih Ingat Pasangan Beda Usia 36 Tahun? Dulu Dijodohkan Orangtua, Begini Kabar Terbarunya…
Meski awalnya sulit beradaptasi, namun seiring waktu Ana dan Emen sudah bisa saling memahami satu sama lain
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dua Anak Perempuan Kakak-Beradik Ini Gedenya jadi Artis Terkenal, Bisa Tebak?
Bahkan usia anak mereka pun tak jauh berbeda. Ayo bisa tebak?
Baca SelengkapnyaCewek Ini Syok Mantan Pacar Mendadak Kirim WA, Basa-Basi Soal Anak Kecil Tahunya Diminta Jadi Pengasuh Bayinya
Cewek tersebut mengaku syok banget karena mantan cowoknya tiba-tiba ngajak ngobrol hal yang di luar dugaannya.
Baca SelengkapnyaJangan Sepelekan Kaki Terasa Dingin, Bisa jadi Tanda Penyakit Berbahaya
Tubuh yang terasa dingin sering disepelekan. Padahal, hal itu bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan serius yang perlu dikontrol secara intens.
Baca SelengkapnyaSegera Mandi Setelah Dipijat, Dokter Kulit Ungkap Alasannya
Setelah dipijat, seseorang sering disarankan untuk mandi. Dokter kulit pun jelaskan alasannya.
Baca SelengkapnyaAnak Demam Ternyata Tak Boleh Asal Dikerok, Kulitnya Bisa Iritasi
Banyak orangtua yang suka mengerok buah hatinya, dengan harapan gejala demam segera mereda. Ternyata bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaAtasi Kantuk dengan 6 Cara Ini, Dijamin Puasa Segar Seharian!
Rasa kantuk ini seringkali muncul sebagai tamu tak diundang yang mengganggu produktivitas dan semangat dalam menjalani hari.
Baca Selengkapnya