Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cerita Soal Corona Pada Anak, Coba Pakai Komik Digital

Cerita Soal Corona Pada Anak, Coba Pakai Komik Digital Komik Digital Corona/ Ilustrator: Instagram @lunamira_doodle

Dream - Anak-anak masih harus di rumah dan melakukan banyak penyesuaian karena pandemi Covid-19. Mungkin banyak pertanyaan di kepala anak tapi mereka sulit mengungkapkannya.

Mengapa selalu pakai masker, bagaimana melepasnya, tak boleh kumpul, harus segera mandi sesampainya di rumah, serta banyak hal yang harus segera mereka pelajari agar terhindari dari penularan Covid-19.

Menjelaskan soal protokol kesehatan beserta alasannya pada anak-anak merupakan tantangan tersendiri. Nah, mungkin beberapa komik digital berikut bisa membantu Ayah Bunda menerangkan seputar virus Covid-19 dan protokol kesehatan pada anak.

Beberapa ilustrator membuat komik digital seputar Corona yang bisa dibaca bersama anak-anak di rumah. Berikut linknya, selamat membaca bersama si kecil!


Buku 1: Cerita Si Korona klik di sini.

Buku 2: Gara-gara Korona klik di sini.

Buku 3: Ayo Cuci Tangan klik di sini.

Buku 4: Jangan Masuk Rumah, Korona!  klik di sini.

Buah Hati di Rumah dan Kesepian, Haruskah Khawatir?

Dream - Pandemi membuat anak tak bisa bebas bermain dan bertemu dengan teman, saudara, bahkan kakek neneknya. Untuk mereka yang terbiasa bertemu banyak orang, hanya di rumah di rumah saja tak boleh banyak keluar pastinya akan membuat kesepian.

Mungkin orangtua tak menyadari kalau buah hatinya sedang merasa kesepian dan kebingungan. Perubahan sikap sebenarnya bakal terjadi pada anak yang merasa kesepian. Seperti apa? Salah satunya dengan memberi nama boneka atau mainan.

“Anak-anak mungkin mengingat nama teman mereka dan memberikan boneka binatang atau teman khayalan mereka nama teman sebenarnya," ungkap Jane Timmons-Mitchell, psikiater dari Case Western Reserve University dikutip dari Fatherly.

Anak usia empat dan lima tahun mungkin dapat mengungkapkan perasaan yang dialami, meskipun mungkin tidak secara eksplisit menyebutnya kesepian. Kesepian adalah emosi yang kompleks.

"Ungkapan yang mungkin muncul seperti aku kangen bu guru, teman di sekolah, ingin main permainan di sekolah atau mungkin mengajak bertemu sepupu atau kakek dan neneknya dan selalu meminta keluar rumah. Anak belum bisa mendeskripsikan kesepian secara langsung, tapi apa yang dia rasakan," ujar Mitchell.



 

Kesepian pada anak, haruskah khawatir?

Untuk anak yang lebih besar, kesepian dapat muncul dengan sendirinya dan ia menjadi menarik diri. Malas berkomunikasi, tak semangat melakukan aktivitas atau jadi lebih mudah marah. Kepekaan orangtua sangat dibutuhkan untuk mengetahui perubahan sikap anak.

"Mereka mungkin menarik diri dari hal-hal yang biasanya mereka sukai, yang dapat bermanifestasi sebagai sifat mudah marah," ungkap Mitchell.

Menurut Mitchell, orangtua tidak perlu terlalu khawatir jika anak kecil merasa kesepian. Menurut para ahli, anak-anak usia 2-5 tahun mengalami kesepian secara berbeda dari anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa.

Kemungkinan besar, mereka tidak akan merindukan teman dan anggota keluarga mereka hingga tingkat yang merugikan selama didampingi orangtuanya. Ini juga akan membuatnya jadi anak yang tangguh. 

Sumber: Fatherly

Orangtua Bercerai dan Anak Tak Merasa Sedih, Apakah Normal?

Dream - Berakhirnya pernikahan bukan hanya menyebabkan guncangan psikologis bagi pasangan, tapi juga anak. Buah hati merupakan'korban' utama dari perceraian. Baik perpisahan yang dilakukan dengan baik-baik maupun penuh konflik.

Ada anak yang merasa sangat sedih dan trauma dengan perceraian orangtua. Sebaliknya ada yang biasa saja. Mereka menyerahkan semua keputusan kepada orang tua dan cenderung tak mau tahu tentang proses atau kelanjutannya.

Orangtua mungkin menganggap “Wah, anak saya dewasa”. Lalu, bagaimana pendapat psikolog mengenai kondisi ini? Wajarkah anak tampak biasa-biasa saja dengan perceraian orang tua?

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, beberapa penyebab anak tampak tidak sedih dengan perceraian orangtuanya yaitu:

Memahami dan Tak Mau Menambah Beban
Anak berusaha memahami dan mengalah terhadap keputusan pihak yang lebih dewasa. Biasanya apada anak yang sudah memiliki kematangan psikologis dan emosi yang cukup baik.

“Anak mungkin berusaha sekali untuk tidak menambah beban orang tuanya. Sebenarnya diam-diam ada kesedihan mendalam atau ada pertanyaan-pertanyaan di benaknya,” uja psikolog yang kerap dipanggil Ivon itu.

 

Lepas dari Konflik

Lega Bisa Lepas dari Konflik 
Untuk keluarga dengan tingkat konflik tinggi, misalnya melibatkan pertengkaran verbal maupun fisik, anak mungkin akan merasa lebih aman dan tenang dengan terlepas dari situasi tersebut. Karena itulah, bukannya sedih, ia justru terlihat lega atau setidaknya biasa-biasa saja.

“Kendati begitu, pada kenyataannya perceraian tidak selalu membuat konflik antara kedua orangtua berakhir,” kata Ivon

Faktor Usia Anak Juga Mendukung
Usia biasanya menjadi tolok ukur seberapa mampu anak memahami konsep perceraian, konflik, dan sebagainya. Pada anak yang sudah melewati remaja, mungkin bisa lebih mengerti akan kondisi orangtuanya.

Pada anak balita hingga usia sekolah, kedua orangtua sama-sama memiliki peran yang signifikan dan penting memenuhi kebutuhan emosional anak. Jadi, ketika perceraian terjadi, anak juga dituntut melakukan penyesuaian yang signifikan pula. Hal ini tidak mudah tentunya bagi anak.

“Sedangkan, pada anak usia remaja, ia mungkin lebih dapat diarahkan untuk memahami situasi yang terjadi dan menyesuaikan diri akan perubahan hidup keluarganya. Namun, kebutuhan remaja untuk masih mendapatkan pendampingan dari orang tua juga perlu menjadi perhatian penting,” kata Ivon.

Lingkungan yang mendukung
Reaksi kita dalam menghadapi sesuatu juga dipengaruhi lingkungan sekitar. Bila Kalau lingkungannya suportif, dalam artian selalu ada orang yang dapat membantunya memahami dan menyesuaikan diri (bisa saudara, sahabat, guru, konselor, orang tua dari sahabat), anak korban perceraian cenderung kuat.

Penjelasan selengkapnya baca di KlikDokter

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Gadis Temukan Buku Harian Milik Ibu, Penuh Senyum Baca Cerita Manis Perjuangan Cinta Orangtua

Anak Gadis Temukan Buku Harian Milik Ibu, Penuh Senyum Baca Cerita Manis Perjuangan Cinta Orangtua

Cewek ini Bagikan Kisah Romantis Orang Tuanya Usai Tak Sengaja Temukan Buku Catatan Milik Ibundanya

Baca Selengkapnya
Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan

Pentingnya Mengajarkan Surat Pendek kepada Anak, Inilah 10 Bacaan yang Cepat Dihafalkan

Mengajarkan surat pendek memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan dan pembentukan kepribadian dalam diri anak.

Baca Selengkapnya
170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

170 Kata-Kata Ibu untuk Anaknya, Berisi Pesan dan Nasehat Mendalam sebagai Parenting

Nasehat dari orang tua kepada anaknya memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak dan membantu mereka tumbuh dengan baik.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kasus Anak 6 Tahun Tewas karena Tenggelam, Perhatikan Keamanan Si Kecil Saat di Kolam

Kecelakaan mematikan di kolam renang bisa terjadi dalam hitungan detik.

Baca Selengkapnya
Bacaan Doa untuk Ibu Tersayang yang Perlu Diamalkan Setiap Anak

Bacaan Doa untuk Ibu Tersayang yang Perlu Diamalkan Setiap Anak

Membaca doa untuk ibu tersayang adalah suatu bentuk penghargaan yang sangat penting dalam ajaran setiap agama.

Baca Selengkapnya
BUNGKUS! Menu Telur Favorit

BUNGKUS! Menu Telur Favorit

Hidangan berbahan telur bisa disajikan dalam aneka masakan. Nah, kira-kira kalian suka menu telor yang bagamana? Komentar di bawah yuk

Baca Selengkapnya