Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Ajarkan Bayi Duduk, Stimulasi Mulai dari Usia 3 Bulan

Cara Ajarkan Bayi Duduk, Stimulasi Mulai dari Usia 3 Bulan Bayi Belajar Duduk (Foto: Shutterstock)

Dream - Bayi biasanya mulai duduk stabil tanpa perlu bantuan saat berusia 7 hingga 8 bulan. Beberapa bayi ada yang lebih cepat, atau ada juga yang lambat hingga membutuhkan terapi khusus.

Tahapan duduk ini sangat penting karena si kecil sudah mulai belajar makan. Akan lebih baik jika mendudukannya di kursi makan. Kemampuan duduk juga menandakan otot punggungnya sudah cukup kuat dan mampu menjaga keseimbangan.

Ariani Dewi Widodo, dokter spesialis anak di RS Bunda, membagikan cara mestimulasi bayi agar duduk dengan baik. Ternyata, harus dimulai denagan latihan tummy time, di usia bayi 3 bulan.

"Tummy time sejak bayi itu penting lho, untuk melatih ototnya dan membuat bayi mampu duduk dengan baik nantinya. Investasi penting untuk kemudian hari," tulis dr. Ariani di akun Instagramnya.



Gunakan Mainan

Ia juga mengajarkan di usia 4-5 bulan, bayi bisa mulai dilatih duduk dengan memegang bahunya lalu ditempatkan bertumpu pada kedua tangannya di lantai/matras (tripod sitting).

"Hati-hati ya mereka masih oleng, jangan sampai jatuh ke samping," kata dr. Ariani.

Nantinya sekitar usia 5-6 bulan, punggung bayi mulai agak tegak. Dudukkan lalu stimulasi dengan mainan yang menarik. Mulai dengan memperlihatkan mainan setinggi mata si kecil lalu pelan-pelan angkat ke atas.

 

Alas yang Tak Empuk

"Sehingga bayi menggunakan otot punggung dan tubuhnya menyangga badan (berusaha mengikuti gerakan mainan ke atas). Satu tangan Moms/Dads selalu menahan punggungnya agar tidak jatuh ke belakang, atau kita bisa duduk di belakang bayi," ungkap dr Ariani.

Jika sudah lebih stabil, mainan bisa digerakkan ke kanan dan kiri, atau lebih dekat supaya bayi berusaha meraihnya. Sebagai alas, sediakan karpet yang tidak terlalu empuk karena bayi akan kesulitan menstabilkan tubuhnya.

4 Langkah Menjaga Bayi Baru Lahir Agar Tak Tertular Covid-19

Dream - Bagi para ibu yang baru saja melahirkan dan kini merawat bayi harus lahir, tetap di rumah saja adalah langkah terbaik. Bila keluar rumah, protokol kesehatan secara ketat harus dijalankan, kenakan masker, menjaga jarak dan selalu mencuci tangan atau memakai hand sanitizer.

Pandemi Covid-19 membuat semua orang berisiko tertular di mana pun. Termasuk pada bayi baru lahir yang bisa tertular dari orang dewasa. Dokter Darrell Fernando, SpOG, memperingatkan para orangtua untuk menjaga bayinya lebih ekstra.

Ia memaparkan dalam akun Instagramnya lima langkah penting menjaga bayi baru lahir agar tak tertular Covid-19. Langkah pertama menurut dr. Darell adalah selalu cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh bayi.

Termasuk saat menyusuinya menggunakan botol atau ketika memerah air susu ibu(ASI). Mencuci tangan merupakan hal yang sangat penting agar bayi terhindar dari kontaminasi kuman.

 

Protokol Kesehatan Ketat

Langkah kedua adalah kurangi kunjungan ke rumah. Budaya di Indonesia memang jik ada bayi baru lahir maka kerabat atau keluarga datang menengok dan memberi hadiah. Dalam masa pandemi seperti sekarang, sebaiknya hindari atau setidaknya kurangi.

Pastikan orang yang datang melihat bayi, benar-benar dalam keadaan sehat. Jangan segan untuk menolak jika ada yang ingin datang berkunjung jika dirasa ia berisiko sebagai pembawa virus.

Langkah ketiga, lakukan protokol kesehatan ketat jika ada yang datang. Tetap minta tamu memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk rumah. Bayi juga sebaiknya dilihat dari jauh dan tidak digendong. Apalagi mencium dan memegang-megang karena sangat berbahaya

Keempat, mereka yang sakit tak boleh dekat-dekat dengan bayi. Termasuk ayahnya jika menunjukkan gejala flu, sebaiknya pisah kamar untuk mencegah menulari penyakit.

Sumber: Instagram dr Darell Fernando

Jerawat Pada Bayi, Bagaimana Meredakannya?

Dream - Beberapa bayi lahir dengan kondisi kulit yang berjerawat, baik di wajah, tangan, punggung, hingga area intim. Hal ini tentunya memunculkan kekhwatiran, terutama jika jerawat yang muncul cukup banyak dan membuat si kecil tak nyaman

Jerawat bayi merupakan kondisi kulit yang umum dan biasanya bersifat sementara yang berkembang di wajah atau tubuh bayi. Terdapat benjolan atau jerawat kecil berwarna merah atau putih.

Kabar baiknya, sebagian besar kasus jerawat pada bayi sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Jerawat bayi juga dikenal sebagai jerawat neonatal. Ini terjadi pada sekitar 20 persen bayi baru lahir.

Jerawat bayi berbeda dengan jerawat infantil karena komedo terbuka, atau komedo. Jerawat infantil juga bisa muncul sebagai kista atau nodul. Dalam kasus yang jarang terjadi, dapat meninggalkan bekas luka tanpa pengobatan.

Jerawat bayi hanya terjadi pada beberapa bulan pertama kehidupan bayi. Jerawat infantil bisa bertahan hingga anak berusia 2 tahun. Jerawat infantil jauh lebih jarang daripada jerawat bayi.

Apa penyebab jerawat bayi?

Tidak jelas mengapa jerawat bayi berkembang. Beberapa peneliti percaya itu disebabkan oleh hormon ibu atau bayi. Seperti halnya jerawat pada remaja, hormon diyakini menjadi penyebab utama.

Dalam kasus bayi baru lahir, bukan hormon mereka sendiri yang mungkin memicu masalah jerawat, tapi hormon ibu yang masih beredar di aliran darah bayi sebagai sisa-sisa kehamilan. Hormon ibu ini merangsang kelenjar penghasil minyak bayi yang lamban, menyebabkan jerawat muncul di dagu, dahi, kelopak mata dan pipi, dan, terkadang, di kepala, leher, punggung, dan dada bagian atas.

Terlebih lagi, pori-pori pada kulit bayi belum berkembang sempurna sehingga menjadi sasaran empuk infiltrasi kotoran dan jerawat. Bayi memang memiliki kulit yang sangat sensitif yang juga bisa menjadi faktor penyebabnya.

Jangan memencet, mengorek, atau menggosok jerawat. Bersihkan area yang berjerawat dengan air hangat dua atau tiga kali sehari. Tepuk-tepuk kulit dengan lembut menggunakan handuk berbahan lembut. Jangan mengaplikasikan krim apapun pada jerawat apalagi produk jerawat untuk orang dewasa.

Bila kondisinya semakin parah, memerah atau mengelupas dan si kecil rewel, segeralah konsultasi dengan dokter anak atau dokter kulit.

Sumber: What to Expect

 

 

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
5 Strategi untuk Membantu Bayi Tidur dengan Lebih Tenang dan Berkualitas

5 Strategi untuk Membantu Bayi Tidur dengan Lebih Tenang dan Berkualitas

Perlu diketahui, bahwa setiap bayi unik dan mungkin merespon berbagai metode tidur dengan cara yang berbeda.

Baca Selengkapnya
Studi Ungkap Bayi yang Cepat Berjalan Cenderung Lebih Pintar

Studi Ungkap Bayi yang Cepat Berjalan Cenderung Lebih Pintar

Bayi yang berjalan di usia sekitar 10 bulan dikategorikan sebagai bayi yang berjalan awal.

Baca Selengkapnya
Seru Banget, Intip Kelas Mengurus Bayi dan 'Menyusui' untuk Para Ayah di Indonesia

Seru Banget, Intip Kelas Mengurus Bayi dan 'Menyusui' untuk Para Ayah di Indonesia

Penting banget nih buat para ayah newbie agar bisa aktif mengurus buah hati.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Jangan Biarkan Anak Tak Sarapan, Bisa Turunkan Level Konsentrasinya di Sekolah

Sayangnya kegiatan sarapan belum menjadi kebiasaan rutin setiap keluarga di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Cara Memilih Susu untuk Menaikkan Berat Badan Anak Terbaru 2024

Simak dan ikuti cara memilih susu untuk menaikkan berat badan anak, agar gizi anak tetap seimbang dan terpenuhi.

Baca Selengkapnya
Bayi Kurang dari 2 Bulan Sebaiknya Tak Dipakaikan Krim Penangkal Nyamuk

Bayi Kurang dari 2 Bulan Sebaiknya Tak Dipakaikan Krim Penangkal Nyamuk

Bijaklah dalam menggunakan produk pengusir serangga yang mengandung DEET.

Baca Selengkapnya
Rekomendasi MPASI Pertama yang Bisa Dicoba untuk Anak, Enak dan Tinggi Nutrisi

Rekomendasi MPASI Pertama yang Bisa Dicoba untuk Anak, Enak dan Tinggi Nutrisi

Ingin memberikan MPASI pertama buat si kecil? Ini rekomendasinya yang bisa dipertimbangkan.

Baca Selengkapnya