Bencana Alam Tingkatkan Kasus Kelahiran Bayi Prematur
Dream - Gempa susulan masih terus mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat. Bahkan hingga dirasakan masyarakat Bali. Kondisi ini tentu saja memicu stres dan masalah psikologis bagi para penduduknya terutama ibu hamil.
Beberapa studi menyebutkan jumlah ibu yang melahirkan buah hatinya secara prematur meningkat ketika terjadi gempa dan bencana alam lainnya. Gempa tentu saja akan menimbulkan stres, kekhawatiran, dan kecemasan pada ibu hamil. Keadaan ini dapat memicu tingginya hormon kortisol pada ibu, yang berdampak pada tingginya hormon kortisol di cairan amniotik (ketuban).
Level kortisol yang tinggi pada cairan amnion dapat memperpendek usia kehamilan. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa berbagai bencana alam, seperti gempa bumi, badai salju, dan Hurricane Sandy tahun 2012 meningkatkan level stres pada ibu hamil.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan katekolamin yang dilepaskan oleh ibu hamil, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur. Uniknya, efek ini tidak hanya diamati bagi ibu hamil yang mengalami gempa bumi pada trimester akhir kehamilannya, tapi juga mereka yang terkena bencana alam saat trimester pertama kehamilan.
Saat terjadi Tropical Cyclone Yasi 2011 di Queensland, Australia, ditemukan peningkatan kelahiran prematur sebanyak 20 persen pada ibu hamil. Saat bencana alam tersebut terjadi, mereka tengah menjalani trimester pertama kehamilan.
Studi lainnya dilakukan pada 1994 saat gempa di Northridge, Amerika Serikat, dan menemukan hasil serupa. Ibu yang tengah hamil pada trimester pertama kehamilan akhirnya melahirkan kurang lebih satu minggu lebih awal, dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami gempa bumi tersebut.
Ibu Hamil Alami Gangguan Emosional
Mereka yang sedang hamil pada trimester pertama akan mengalami gangguan emosional yang luar biasa, sementara mereka yang sedang hamil trimester ketiga mengalami gangguan emosional moderat.
Dengan kata lain, ibu hamil trimester pertama memiliki tingkat stres lebih besar saat terjadi gempa.
Dijelaskan juga bahwa gempa bumi yang dialami saat awal kehamilan tidak akan memicu proses persalinan secara langsung. Namun, hal ini dapat menyebabkan persalinan menjadi lebih awal.
Wajar bila goncangan gempa bumi seperti yang terjadi di Lombok dapat memicu bayi lahir prematur. Karena di tengah suasana bencana alam, kondisi psikologis ibu hamil menjadi tidak stabil dan rentan stres.
Sumber: dr. Sara Elise Wijono MRes/ Klikdokter.com/ Liputan6.com
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tidak selamanya istirahat bisa membuat seseorang merasa lebih segar. Beberapa hal bisa menyebabkan tubuh tetap lelah meski sudah tidur cukup.
Baca SelengkapnyaSecara fisik, tubuh akan memberi sinyal ketika kamu sedang sangat stres.
Baca SelengkapnyaSaat stres, otak akan mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh kalau kondisi tersebut bukanlah 'saat yang tepat' untuk hamil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seringkali, stres pada ibu hamil muncul di trimester ketiga hingga saat persalinan.
Baca SelengkapnyaBerikut cuplikan anak-anak artis yang lahir prematur, kini sudah tumbuh besar dan sehat.
Baca SelengkapnyaProses kelahiran membutuhkan pemulihan yang baik, terutama bagi tubuh ibu yang rentan.
Baca SelengkapnyaBeberapa anak, dibutuhkan intervensi khusus agar berat badannya naik dan sesuai dengan grafik pertumbuhan.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang membuat kesuburan jadi bermasalah dan kadang membutuhkan intervensi medis agar kehamilan bisa terjadi.
Baca SelengkapnyaIni yang perlu kamu ketahui tentang sakit kepala saat menstruasi.
Baca Selengkapnya