Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bayi Kembar 3 Positif Covid-19, Padahal Orangtuanya Negatif

Bayi Kembar 3 Positif Covid-19, Padahal Orangtuanya Negatif Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Covid-19 memang bisa menulari siapa saja, termasuk bayi yang baru lahir. Sebuah kasus langka terjadi di Meksiko, beberapa hari lalu. Bayi kembar tiga yang baru lahir menjalani tes corona dan hasilnya positif.

Orangtua baik ibu dan ayahnya juga menjalani tes dan hasilnya negatif. Kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dikutip dari CNN, Bayi yang lahir prematur pada 17 Juni lalu di San Luis Potosi itu menjalani tes empat jam setelah lahir ke dunia.

"Ketiga bayi itu dalam kondisi stabil dan baik," kata Sekretaris Kesehatan Potosi, Monica Rangel.

Satu bayi sempat mengalami infeksi yang tapi merespons pengobatan dengan baik. Otoritas kesehatan setempat sedang menyelidiki beberapa pemicu penularan potensial, termasuk kemungkinan bahwa virus ditularkan selama kehamilan.

"Yang perlu kita perhatikan adalah situasi di mana mungkin [virus] ditransmisikan melalui plasenta. Meski itu bukan sesuatu yang dapat kita yakini, itu adalah teori yang harus kita perhatikan. Ini adalah virus baru. Masih belum ada literatur yang tersedia secara internasional tentang masalah ini, tetapi perlu ditinjau," katanya.

 

Tak Bisa Menular Lewat Plasenta

Pada banyak kasus Covid-19 pada bayi baru lahir sebagian besar ditularkan dari orangtuanya. Dalam kasus ini justru orangtua negatif.

"Sekarang kita memiliki hasil negatif dari tes PCR yang dilakukan pada kedua orangtua, kasus ini bahkan lebih relevan, tidak hanya untuk penyelidikan tetapi untuk penelitian di seluruh dunia tentang virus itu sendiri," ungkap Rangel.

Sebelumnya, CDC (Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat) mengungkap kalau penularan Covid-19 dari ibu ke janin selama kehamilan tidak mungkin terjadi. Tetapi bayi yang baru lahir masih dapat terinfeksi setelah lahir baik dari droplet ibu mereka atau dari pengasuh lainnya.

Sumber: Parents

Bahaya Menjenguk Bayi Baru Lahir Saat Pandemi Covid-19

Dream - Kebiasaan menjenguk kerabat atau teman yang baru melahirkan memang sangat baik. Biasanya, tamu yang datang ikut mendoakan bahkan juga membawa buah tangan baik untuk ibu maupun bayi.

Sayangnya, dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, menjenguk bayi baru lahir bisa jadi 'mematikan. Seperti kasus yang terjadi di Pamekasan. Seorang bayi yang lahir pada saat Idul Fitri mengalami sesak napas akut, pneumonia atau radang paru.

Akibat kondisi yang sudah parah itu lah, nyawa sang bayi tidak dapat ditolong, tepat saat ia sudah berumur 40 hari. Bayi tersebut ternyata positif covid-19. Orangtuanya setelah diperiksa negatif Covid-19.

Dikutip dari Merdeka.com, diduga sang bayi tertular dari tetangga dan kerabat yang menjenguk dan menciuminya. Belajar dari kasus tersebut, bagi Sahabat Dream yang baru saja melahirkan, sebaiknya jangan ragu untuk menolak jika ada tamu datang ingin menjenguk bayi.

 

Tak Perlu Ragu Menolak Tamu

Alasan kesehatan bisa digunakan atau bilang saja ibu dan bayi sedang tak enak badan sebagai 'penolakan' halus. Bayi baru lahir sistem imunnya sangat lemah. Bukan hanya risiko tertular Covid-19, virus dan bakteri lain pun bisa dengan mudah membuatnya jatuh sakit.

Untuk menjaga kekebalan tubuhnya, tetap rutin berikan air susu ibu, karena ASI tinggi antibodi yang bisa melindungi bayi dari penyakit. Bila di rumah ada yang sakit, minta selalu kenakan masker dan tidak berada di dekat bayi.

Dalam situasi sekarang, orangtua harus ekstra tegas untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir. Selalu cuci tangan dengan sabun atau sedikan hand sanitizer, jika ingin menyentuh dan menggendong bayi.

Masih banyak cara untuk menengok bayi. Bisa melalui video call, mengiriminya kado lewat kurir atau mendoakan dari jauh. Ingat, kesehatan dan keselamatan adalah yang utama. 

Haruskah Si Kecil Jalani Tes Covid-19? Simak Penjelasannya

Dream - Kematian anak di Indonesia karena virus Covid-19 begitu tinggi, bahkan disebut-sebut tertinggi di Asia Tenggara. Padahal sebelumnya kasus Covid-19 pada anak kabarnya hanya menunjukkan gejala ringan yang bisa membaik dengan cepat.

Penting diketahui, anak yang terkena COvid-19 akan menularkan virus secara lebih agresif. Hal ini karena anak cenderung sulit menjaga jarak, menggunakan masker dan menjaga kesehatan diri dan harus selalu diawasi orangtua.

Lalu haruskan anak menjalani tes Covid-19? "Dianjurkan agar hanya pasien simptomatik yang diuji. Ini termasuk pasien anak dengan gejala COVID-19 yang konsisten - demam, sesak napas, batuk," kata Dr. Bessey Geevarghese, pakar penyakit menular anak di Ann & Robert H Lurie Children's Hospital di Chicago.

 

Riwayat Kontak dan Gejala

Untuk di Indonesia sendiri, tes Covid-19 baik yang rapid maupun swab test diprioritaskan pada mereka yang masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau yang memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19.

Jika memang anak memiliki riwayat kontak dengan pasien Covid-19 atau menunjukkan gejala demam, batuk, sesak dan diare, jangan ragu untuk segara melakukan tes. Konsultasikan dengan dokter anak agar mendapat keputusan terbaik.

Jika anak memiliki gejala dan juga memiliki kondisi medis yang mendasarinya, pertimbangkan untuk melakukan tes. "Pada anak yang mengalami masalah imunitas (penyakit autoimun) atau memiliki kondisi medis yang mendasari (asma, kondisi jantung) mungkin perlu diuji karena mereka berisiko untuk penyakit yang lebih parah," kata Dr. Geevarghese.

Namun, ada kalanya tes mungkin diperlukan tanpa gejala. Ada beberapa pengecualian di mana pasien tanpa tanda-tanda dan gejala khas COVID-19 dapat diuji.

"Seperti sebelum operasi atau sebelum masuk rumah sakit," kata Gary Procop, MD, direktur Mikrobiologi Molekuler, Mikologi, Parasitologi, dan Virologi.

Rekomendasi untuk tes Covid-19 tergantung pada keadaan anak dan keluarga. Gejala, riwayat medis, kontak sakit, dan kedekatan dengan individu yang berisiko tinggi semuanya memainkan peran dalam membuat keputusan ini. Konsultasikan dengan dokter anak secara detail untuk membuat keputusan yang tepat.

Sumber: Parents

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Jangan Biarkan Anak Bergadang, Bisa Picu Masalah Telinga hingga Konsentrasi

Begadang bisa menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang pada anak. Ketahui apa saja dampak begadang lainnya.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Kasus Covid-19 Varian JN.1 Sedang Naik, Hindari 5 Tempat dengan Risiko Penularan Tertinggi

Beberapa tempat memiliki jumlah virus lebih tinggi dibandingkan area lain. Kamu wajib meningkatkan daya tahan tubuh jika ingin mengunjunginya.

Baca Selengkapnya
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Vaksin Covid-19 keempat mulai berbayar tahun ini. Masing-masing merek ditawarkan dengan harga berbeda.

Baca Selengkapnya
Fakta-fakta  Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Fakta-fakta Vaksinasi Covid-19 yang Mulai Berbayar di 2024

Sempat gratis, vaksin keempat Covid-19 akan ditawarkan secara berbayar di tahun depan, kecuali untuk kelompok rentan.

Baca Selengkapnya
Keluhan Tubuh yang Jadi Tanda Kalau Level Cemas Sedang Sangat Tinggi

Keluhan Tubuh yang Jadi Tanda Kalau Level Cemas Sedang Sangat Tinggi

Banyak orang alami gejala kecemasan hingga menghambat kegiatan sehari-hari. Cegah dan atasi hal tersebut dengan beberapa kebiasaan sehat.

Baca Selengkapnya
Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X

Lagi, Direktur WHO Peringatkan Seluruh Negara Harus Bersiap Hadapi Penyakit X

Penyakit X adalah virus “penampung” hipotetis yang belum terbentuk, namun para ilmuwan mengatakan penyakit ini bisa 20 kali lebih mematikan daripada COVID-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker Lagi?

Apakah naik kereta api kini wajib pakai masker? Begini jawaban KAI

Baca Selengkapnya