Batuk Lama dan Tubuh Anak Menjadi Kurus? Waspada TBC

Dream - Penyakit tuberculosis (TBC) pada 2015 diketahui menjangkiti 1 juta anak yang berusia 0 hingga 14 tahun. Penyakit ini disebabkan bakteri yang bernama Mycobacterium dan sangat menular.

Penularannya pun cukup mudah. Dari batuk penderita TBC yang kemudian menyebar bakteri di udara lalu terhirup oleh anak. Gejala TBC seperti flu biasa, tak heran kalau penyakit ini seringkali dikira hanya batuk ringan.

Bakteri TB bukan hanya bisa menjangkiti pernapasan seperti paru-paru dan tenggorokan tapi bisa menyebar ke organ lain seperti saluran pencernaan, kelenjar getah bening perut, pankreas, hati, dan limpa. Efeknya jika tak segera ditangani tentunya sangat fatal.

"Anak akan terhambat pertumbuhan fisiknya, hal ini juga berdampak pada perkembangan kognitif. Penyakit ini bisa sembuh dengan pengobatan yang intensif," ujar Christine Roger, seorang dokter anak.

TB milier, merupakan penyakit akibat Mycobacterium yang seringkali menyerang anak-anak yang berusia tiga tahun. Infeksi ini biasanya terjadi di seluruh tubuh, meskipun dapat mempengaruhi hanya satu atau beberapa organ.

"Jika anak dekat dengan orang yang terinfeksi yang bersin, batuk, bernyanyi atau bahkan berbicara singkat, serta berbagi ruang bernafas dengan orang yang terinfeksi bakteri TB, dia kemungkinan besar akan terinfeksi juga," ungkap Roger.

Lalu apa gejala TB yang khas pada anak-anak? Batuk selama berminggu-minggu dan tak kunjung sembuh. Batuk ini kian parah saat malam hari dan membuat anak susah tidur. Kadang saat meludah disertai bercak darah.

Nafsu makannya juga menurun drastis. Hal ini tentu saja berdampak pada menurunnya berat badan anak. Tubuhnya pun makin hari makin terlihat kurus. Segera periksakan anak jika muncul gejala-gejala tersebut. Ingat, lakukan pengobatan hingga tuntas selama 6 bulan jika anak positif TBC.

Pengobatan TBC Anak Wajib Dilakukan 6 Bulan, Ini Alasannya

Dream - Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular paling mematikan di Indonesia. Tercatat setiap tahun terdapat 1 juta kasus baru dengan jumlah kematian hingga 274 kasus di tahun 2016.

TBC sendiri disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolosis. Cara penyebarannya pun sangat mudah, terjadi melalui udara saat pasien TBC batuk atau bersin tapi tidak ditutup, sehingga kuman keluar dan terhirup oleh orang lain. Tak hanya orang dewasa, bahkan balita pun dapat terjangkit penyakit ini. Biasanya ditandai dengan batuk lama hingga berdarah.

Penularannya yang mudah dan cepat membuat siapa pun bisa terkena TBC. Untuk bisa sembuh total dari TBC harus dilakukan pengobatan intensif dan memang memakan waktu lama.

"Meski mematikan, TBC itu sangat mungkin disembuhkan. Asal dilakukan pengobatan secara rutin selama 6 bulan," ujar dr. Erlina Burhan, seorang spesialis penyakit pernapasan, di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Cara pengobatannya sendiri untuk pasien balita dan dewasa, tidak ada perbedaan. Semua pasien wajib mengikut pengobatan selama 6 bulan secara full dengan kombinasi beberapa jenis obat. Hanya saja, dosis untuk balita dan dewasa perlu dibedakan.

"Dosis dibedakan berdasarkan berat badan. Tapi durasinya sama, 6 bulan. Dosis dan durasi ini harus sesuai ya, tidak boleh asal," imbuh Erlina.

Menurut Erlina, pemberian obat dengan dosis yang tepat adalah kunci keberhasilan penyembuhan. Karena jika dosis tidak tepat, kuman Mycobacterium dapat membentuk sistem kekebalan terhadap obat-obatan.

"Dua 2 bulan pertama biasanya terjadi perbaikan. Yang tadinya batuk darah jadi tak berdarah lagi. Anak-anak yang susah makan jadi nafsu lagi. Kadang dikira sudah sembuh. Padahal kuman-kuman TB di dalam tubuh masih ada tapi jumlahnya sedikit. Begitu obat dihentikan, kuman-kuman ini mengalami mutasi yang membuat kuman makin kuat, berkembang biak makin banyak, dan resisten pada obatnya," jelas Erlina.

Untuk itu sangat penting untuk melakukan pengobatan TB sampai benar-benar sembuh. Minum obat harus sesuai jadwal dan tak boleh lupa sedikit pun. Durasi pengobatan selama 6 bulan menjadi paling ideal untuk kesembuhan pasien TB.