Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Baru 2 Perusahaan yang Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Anak

Baru 2 Perusahaan yang Kembangkan Vaksin Covid-19 untuk Anak Ilustrasi (Foto: Shutterstock)

Dream - Vaksinasi Covid-19 tengah dilakukan di seluruh dunia. Merek vaksin yang digunakan pun beragam, Indonesia menggunakan CoronaVac produksi Sinovac Biotech, China. Sementara di Inggris, menggunakan vaksin keluaran Pfizer.

Amerika Serikat, menggunakan vaksin Covid-19 produksi Pfizer dan Moderna. Dari sekian banyak perusahaan vaksin, hingga kini belum diproduksi vaksin Covid-19 untuk anak. Hal ini karena tahapan uji klinik membutuhkan waktu dan penelitian yang cukup demi keamanan dan efektivitas.

Menurut laporan Mayo Clinic, baru ada dua perusahaan yang mengembangkan vaksin Covid-19 untuk anak, yaitu Pfizer dan Moderna. Saat ini keduanya sedang menjalani uji klinis untuk mempelajari keamanan dan efektivitas vaksin pada anak-anak.

Vaksin Pfizer diizinkan untuk penerima yang berusia 16 tahun ke atas, sedangkan vaksin Moderna untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas. Seringkali, vaksin diuji pada orang dewasa terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka aman untuk uji coba pediatrik.

 

Formulasi dan Dosis yang Berbeda

“Kami telah memperpanjang kelompok usia yang kami uji untuk menyertakan anak-anak. Bergantung pada vaksin pastinya, saya pikir Pfizer sekarang mendaftarkan anak-anak di atas 12 tahun. Beberapa dari yang lain telah turun hingga usia 5 tahun,” kata Emily R. Levy, MD, Spesialis Perawatan Kritis Anak dan Spesialis Penyakit Menular Pediatrik di Mayo Clinic.

Pembuatan formulasi dan menentukan tingkat dosis vaksin untuk anak memang lebih kompleks dan berbeda dari vaksin untuk dewasa. Seringkali, vaksin harus disahkan untuk usia tertentu anak sebelum mereka dapat menerimanya. Proses ini juga memperlambat tahap uji coba.

“Vaksin tidak akan diberikan kepada anak mana pun sampai terbukti aman dan efektif,” kata Levy, dikutip dari Keyc.com.

Uji Klinis Vaksin Moderna Mulai Dilakukan Pada Anak

Dream - Pengembangan vaksin Covid-19 terus dilakukan dan dikebut. Saat ini, baru produsen vaksin Pfizer yang mendapat izin edar darurat yang dikeluarkan oleh Inggris.

Vaksin yang sedang disiapkam dan tersebut diperuntukkan bagi orang dewasa berusia 18 hingga 55 tahun

Untuk vaksin bagi anak, dibutuhkan proses yang berbeda karena sistem imunitasnya tak sama dengan orang dewasa. Kabar baiknya adalah perusahaan bioteknologi Moderna telah mulai menguji vaksin virus Covid-19 pada anak-anak berusia 12 tahun.

Pfizer juga telah mulai melakukan pengujian untuk melihat pengaruhnya pada remaja dan anak-anak. Uji klinis akan melibatkan 3.000 relawan berusia antara 12 dan 18 tahun.

Berdasarkan informasi dari clinicaltrials.gov, uji coba bakal dilakukan diadakan di enam negara bagian. Antara lain Idaho, Minnesota, New York, Oklahoma, Texas, dan Utah.

Dikutip dari Independent.co.uk, pejabat federal AS mengatakan sangat penting vaksin itu diuji pada anak-anak dan remaja sebelum didistribusikan secara luas pada 2021 mendatang. Baik vaksin Pfizer maupun Moderna kini sedang menunggu persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (Food Drugs Administration).

Vaksin Pfizer dinyatakan 95 persen efektif, sementara vaksin Covid-19 dari Moderna dilaporkan 94 persen efektif.

 

 

5 Vaksin Dasar Anak yang Dijamin BPJS Kesehatan

Dream - Membawa buah hati di masa pandemi untuk vaksinasi tak boleh ditunda. Terutama jika anak-anak belum mendapatkan vaksin dasar, yang diperuntukkan bagi balita. Bagi pemegang BPJS Kesehatan, dikutip dari KlikDokter, tak perlu membayar lagi untuk mendapat vaksin dasar.

Itu artinya, BPJS Kesehatan menjamin pelayanannya, sementara pemerintah yang menyediakan vaksinnya. Untuk itu tak perlu menunda lagi ke layanan kesehatan untuk mendapatkan vaksin bagi anak.

Lalu apa saja jenis vaksin imunisasi dasar lengkap 0-11 bulan yang ditanggung BPJS Kesehatan?

BCG 1 Kali (saat usia 1 bulan)
Vaksin BCG atau Bacille Calmette-Guerin merupakan vaksin yang digunakan untuk mencegah bakteri Mycobacterium tuberculosis penyebab penyakit TBC. TBC memang menjadi salah satu penyakit yang mendapat perhatian serius dari pemerintah sejak lama. Ini karena Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus terbanyak.

DPT-HB 3 kali (pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan)
Sejak lama pemerintah merekomendasikan vaksin ini untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), dan tetanus dengan vaksin sejak balita. Pemberian vaksin DPT bisa menghindarkan seseorang dari kondisi kesehatan yang serius, termasuk kematian. Vaksin ini biasanya diberikan pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan lalu dilanjutkan dengan booster pada usia 18 bulan dan 5 tahun.

 

Polio, Campak dan Hepatitis

Polio 4 kali 
Jenis vaksin yang ditanggung BPJS selanjutnya adalah polio. Saat terkena polio, anak dapat mengalami kelumpuhan dan radang selaput otak. Vaksin ini diberikan sebanyak empat kali. Cara dapat melalui oral (diteteskan ke mulut) ataupun suntikan.

Campak 1 kali 
Campak juga masuk sebagai program imunisasi dasar dari pemerintah. Kalau terkena masalah kesehatan ini, seseorang ini bisa mengalami radang paru dan radang otak. Vaksin campak yang ditanggung oleh BPJS adalah sebanyak satu kali. Nantinya orang tua harus memberikan booster pada anak usia 18 bulan dan 5-7 tahun.

Imunisasi HB-0 (Vaksin Hepatitis) 
Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir dengan ibu yang punya masalah hepatitis B, bukan untuk kasus bayi berat badan lahir rendah. Pemberian vaksin ini tidak boleh diberikan lebih dari 24 jam setelah bayi dilahirkan.

Deretan vaksin di atas disebut sebagai program imunisasi dasar yang digalakkan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Semuanya gratis kalau orangtua dan anak punya BPJS Kesehatan yang aktif.

Selengkapnya baca di sini.

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Imunisasi Dasar Gratis untuk Anak Bertambah 3, Ini Daftarnya
Imunisasi Dasar Gratis untuk Anak Bertambah 3, Ini Daftarnya

Sebelumnya, anak-anak mendapatkan 11 jenis imunisasi gratis dan kini bertambah tiga, total menjadi 14 jenis.

Baca Selengkapnya
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024
Mulai Berbayar, Ini Daftar Harga Vaksin Covid-19 Tahun 2024

Vaksin Covid-19 keempat mulai berbayar tahun ini. Masing-masing merek ditawarkan dengan harga berbeda.

Baca Selengkapnya
Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19
Kabar Terkini Ningsih Tinampi yang Pernah Terkenal karena Bisa Obati Pasien Covid-19

Yuk Intip kabar Terbaru Ningsih Tinampi yang dulu viral bisa obati pasien covid-19.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Musim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA
Musim Hujan, Dokter Anak Ingatkan Waspada Serangan ISPA

ISPA adalah infeksi yang mengganggu pernapasan yang disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea, bahkan paru-paru.

Baca Selengkapnya
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1
Bukan Demam dan Anosmia, Ini Gejala Covid-19 Sub Varian JN1

Varian covid-19 memiliki gejala yang berbeda. Ini menjadi penyebab vaksin lama tidak efektif digunakan kembali.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Naik Kereta Api Wajib Pakai Masker

PT KAI juga mengingatkan penumpang untuk menjaga kebersihan

Baca Selengkapnya
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik
5 Obat Anak yang Direkomendasikan Dokter untuk Dibawa Saat Mudik

Jika sewaktu-waktu anak mengalami masalah kesehatan, obat tersebut bisa membantu meredakan gejalanya.

Baca Selengkapnya
Duh, Ada 1,8 Juta Anak Indonesia yang Tak Dapat Imunisasi Rutin Lengkap
Duh, Ada 1,8 Juta Anak Indonesia yang Tak Dapat Imunisasi Rutin Lengkap

Risiko yang muncul dari hal ini adalah munculnya Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.

Baca Selengkapnya
Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara
Vaksin Covid-19 Gratis Mulai Dibatasi, Epidemiolog Angkat Bicara

Epidemiolog, Dicky Budiman, memberi pendapatnya soal kebijakan baru ini.

Baca Selengkapnya